Suryo Prabowo: Jokowi dipuji asing, Prabowo dibenci dan difitnah
Menurutnya, sejumlah negara asing pernah meminta Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk menolak Prabowo.
Penasihat pasangan Prabowo - Hatta, Letjen TNI Purn Suryo Prabowo mengatakan, setelah dua tahun berada di luar negeri, Prabowo akhirnya pulang ke Tanah Air pada tahun 2000. Namun, sejumlah negara asing saat itu justru meminta Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk menolak Prabowo.
"Anehnya sejumlah negara asing justru berkirim surat resmi, mengimbau Presiden Gus Dur saat itu untuk menolak Prabowo. Gus Dur abaikan imbauan itu, karena Gus Dur tahu Prabowo ikhlas kembali untuk memajukan Indonesia," kata Suryo dalam keterangan pers, Sabtu (5/7).
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024? Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional, atau setara dengan 58,6%. Keduanya juga dilaporkan unggul di 36 Provinsi.
-
Apa yang diklaim oleh Prabowo? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Apa persiapan Prabowo menjelang debat pertama Pilpres 2024? "Pak Prabowo persiapannya enggak ada yang khusus beliau persiapannya ya seperti biasa membaca mendengar kemudian tetap berolahraga berenang, minum jamu," ujar Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani di Gedung Juang, Menteng, Jakarta, Minggu (10/12).
-
Apa alasan Relawan Garuda Nusantara 08 mendukung Prabowo di Pilpres 2024? Terkait pertimbangan merapat ke GN 08 dan mendukung sosok Menteri Pertahanan itu, pihaknya mengaku tak ada alasan khusus. Sebab, faktor hubungan psikologis dan kedekatan emosional antar sesama menjadi landasan satu tujuan dan satu jalan untuk memenangkan Prabowo Subianto dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang.
-
Bagaimana cara Pilar 08 mendukung Prabowo-Gibran? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
Menurutnya, hal itu menunjukkan negara asing tak suka pada Prabowo. Dia lantas mengutip pernyataan Presiden pertama RI Soekarno "Carilah pemimpin yang dibenci, ditakuti atau dicaci-maki asing, karena itu yang benar. Pemimpin tersebut akan membelamu di atas kepentingan asing itu. Dan janganlah kamu memilih pemimpin yang dipuji-puji asing, karena ia akan memperdayaimu." Menurutnya perkataan Bung Karno itu mencerminkan Pilpres 2014.
"Jokowi dipuji setinggi langit oleh asing sementara Prabowo dibenci, ditakuti bahkan difitnah oleh asing," katanya.
Dia menilai langkah pernyataan Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert Blake, beberapa waktu lalu yang meminta pemerintah Indonesia untuk menyelidiki dugaan keterlibatan Prabowo Subianto dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) pada tahun 1990-an, adalah bentuk intervensi.
"Ini sudah intervensi secara diplomatik untuk urusan domestik. Menyusul kemudian wartawan AS Allan Nairn yang berperan menebar fitnah untuk membunuh karakter Prabowo. Ini sudah terencana secara sistemik," ungkapnya.
Menurutnya, pihak asing terutama AS akan menghadang Prabowo terpilih menjadi presiden guna menjaga kepentingannya di Indonesia.
"Biasanya dengan ancaman larangan masuk ke AS atau embargo. Indonesia ini negeri kaya, mereka yang butuh kita, bukan kita yang butuh mereka. Perdana Menteri India, Narendra Modi juga sempat diancam serupa oleh AS. Tapi begitu rakyat India memilihnya, Modi malah diundang ke AS," katanya.
"Indonesia negeri kaya, posisinya sangat strategis. Pihak asing punya kepentingan terhadap keamanan kawasan. Jadi jangan ragu dengan Prabowo, sama seperti Soekarno, dia dibenci asing karena mencintai dan membela rakyat Indonesia. Sementara Jokowi cuma baru bisa berpura-pura peduli pada rakyat," pungkasnya.
(mdk/dan)