Tak Ingin Lawan Petahana, Wagub Kalteng Mundur dari Bacagub Pilkada Kalteng
Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Habib Ismail Bin Yahya mengundurkan diri dari pertarungan bursa pencalonan bakal Wakil Gubernur Kalteng pada Pilkada serentak 2020. keputusan ini sebagai salah satu bentuk dukungan kepada Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran yang akan kembali maju di bursa Pilkada Kalteng.
Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Habib Ismail Bin Yahya mengundurkan diri dari pertarungan bursa pencalonan bakal Wakil Gubernur Kalteng pada Pilkada serentak 2020.
"Setelah mempertimbangkan, menerima saran dan masukan serta melakukan salat Istiqarah, maka pada kesempatan ini dengan ketetapan hati kami menyatakan mengundurkan diri sebagai Bacagub Kalteng periode mendatang," kata Habib Ismail di Palangka Raya, seperti dilansir Antara, Senin (25/5).
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kenapa Pilkada itu penting? Pilkada artinya singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah, adalah salah satu momen krusial dalam sistem demokrasi kita.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
Menurutnya, keputusan ini sebagai salah satu bentuk dukungan kepada Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran yang akan kembali maju di bursa Pilkada Kalteng.
"Hal ini juga untuk mempermudah pak gubernur nantinya untuk memilih pendamping sebagai wakil. Kita tahu bahwa setiap partai pengusung ingin kadernya dijadikan wakil gubernur," kata Habib Ismail di acara Refleksi Kritis Habib Ismail Bin Yahya dalam empat tahun kepemimpinan sebagai Wakil Gubernur Kalteng di Palangka Raya.
Meski demikian, orang nomor dua di Provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila itu berkomitmen mendukung Gubernur Kalteng dalam menyelesaikan sisa masa jabatan setahun ke depan.
"Saya merasa selama ini belum bisa bekerja maksimal sebagai Wakil Gubernur Kalteng. Saya ingin fokus mengabdi sebagai Wagub Kalteng selama masa jabatan setahun mendatang," kata Ketua DPW PKB Kalteng di acara yang tetap menerapkan protokol kesehatan itu.
Dia mengaku ingin fokus mengabdi pada masyarakat Kalimantan Tengah selama sisa masa jabatannya. Habin Ismail pun akan segera melapor kepada Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran terkait pernyataan mundur dirinya sebagai calon Wakil Gubernur Kalteng.
Di sisi lain, pada acara tersebut turut hadir sejumlah kader Partai Demokrat dan Partai Gerindra serta kader PKB yang mana jika ketiga partai tersebut bergabung atau berkoalisi, jumlah kursi di DPRD Kalteng akan cukup mengusung dirinya sebagai Bakal Calon Gubernur Kalteng.
"Kemana suara PKB, kita serahkan ke DPP. Kedatangan kader Demokrat dan Gerindra ini dalam rangka bersilaturahmi yang bertepatan dengan acara ini, maka kami persilakan untuk duduk bersama saya di sini. Tanda-tanda itu silakan diartikan sendiri," katanya.
Baca juga:
Pilkada 2020 Bisa Jadi Ajang Politisasi Bansos
Koalisi Masyarakat Sipil Buat Petisi Tolak Pilkada Serentak Digelar Akhir Tahun
Meski Pandemi Belum Berakhir, Pilkada Serentak Baiknya Tetap Digelar di 2020
Kemendagri: Pilkada Serentak 2020 jadi Tantangan Demokrasi di Masa Pandemi
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Pilkada Serentak Berisiko jika Tetap Digelar Tahun Ini
Anggota DPR: Pilkada Serentak Idealnya Digelar Tahun Depan