'Tanpa gelar Pahlawan penghormatan terhadap Soeharto tak berkurang'
"Tidak ada presiden yang sempurna," kata Ramadhan Pohan.
Partai Golkar memutuskan bakal memperjuangkan mantan Presiden Soeharto untuk dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional. Menanggapi hal itu, Wakil Sekjen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan menyebut, wacana itu pernah muncul sebelumnya, namun kala itu terjadi pro kontra di masyarakat.
"Tentang Pak Harto sebagai Presiden kita, yang lalu juga pernah diusungkan gelar Pahlawan Nasional tetapi situasi politik yang terjadi pro kontra yang menjadi polemik di masyarakat," kata Ramadhan, di Tebet Jakarta Selatan, Sabtu (21/5).
Menurutnya, Soeharto pantas mendapat gelar tersebut. Namun, kata dia, mesti melihat situasi masyarakat kalau gelar tersebut diberikan dalam waktu dekat.
"Tanpa gelar pahlawan, penghormatan terhadap Soeharto tidak berkurang kita adalah bangsa yang besar. Ini bukan kita mencari manusia yang sempurna kalau dicari jelas Pak Harto ada kelirunya ada khilaf nya. Tetapi sampai beliau terakhir mengundurkan diri beliau itu Presiden kita," terangnya.
Ramadhan mendambakan, tidak ada Presiden yang sempurna. Jika Presiden melakukan salah, bukan kesalahan tunggal yang darinya. Karena ada orang-orang yang membantu Presiden dalam melakukan tindakan tersebut.
"Mari kita hargai jasa dari Pak Harto tanpa kita melihat masa lalu dengan amarah dan dendam mencari-cari lengkap kesalahan. Tidak ada presiden yang sempurna. Di dunia tidak ada presiden yang semuanya pasti ada salahnya. Kalau pun ada salahnya bukan salah tunggal dari presiden tetapi ada pemabantu-pembantunya yang terlibat saat itu," tandasnya.
Baca juga:
Ini kata PDIP soal Golkar ingin jadikan Soeharto Pahlawan Nasional
Beda sikap JK dan Luhut soal gelar pahlawan buat Soeharto
PPP tolak Soeharto diberi gelar pahlawan nasional
JK sebut tak mudah bagi Soeharto dan Gus Dur dapat gelar pahlawan
Fadli sebut Soeharto tak terbukti langgar hukum, layak jadi pahlawan
-
Kapan Soeharto mendapat gelar Jenderal Besar? Presiden Soeharto mendapat anugerah jenderal bintang lima menjelang HUT Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-52, tanggal 5 Oktober 1997.
-
Kenapa Jenderal Soekanto menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan? Sesuai pesan RS Soekanto, dia menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Dia meminta dimakamkan satu lubang dengan istrinya di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
-
Siapa yang diangkat menjadi Pahlawan Nasional? Setelah kematiannya yang tragis, nama Amir Hamzah semakin semerbak di telinga masyarakat Indonesia. Ia juga diakui dan dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan dan Piagam Anugerah Seni. Sampai puncaknya, pada tahun 1975, nama Amir Hamzah ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
-
Apa pesan Presiden Soeharto kepada Jenderal M Jusuf saat menjadi Panglima TNI? "Perkuat dan bangkitkan kemanunggalan ABRI dan rakyat." Hanya itu pesan Soeharto untuk Jenderal M Jusuf.
-
Apa yang dilakukan Presiden Soekarno di Pesanggrahan Kotanopan? Presiden Soekarno kala itu sempat melakukan pidato singkat untuk mempersatukan masyarakat Sumatra yang ingin merdeka.
-
Apa yang dilakukan Soeharto saat rombongan presiden akan melintasi Jalan Tol Semanggi? Di tol Semanggi, tiba-tiba Soeharto menepuk pundak ajudannya, Kolonel Wiranto. "Wiranto, Beri Tahu Polisi itu Kendaraan di Jalan Tol, Tidak Perlu Dihentikan." Mereka itu membayar untuk jalan bebas hambatan, bukan malah disetop gara-gara presiden mau lewat," kata Soeharto. "Kalau Mereka Dibiarkan Jalan Pelan-Pelan kan Tidak Mengganggu Rombongan."