Tertibkan APK, Bawaslu Jember Digeruduk Massa Pendukung Calon Petahana Faida
Mereka menuding, Bawaslu bertindak diskriminatif dan meminta agar banner ucapan kepada Faida itu dikembalikan.
Masa tenang jelang Pilkada 9 Desember 2020 di Jember, diwarnai ketegangan. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jember yang membersihkan seluruh alat peraga kampanye (APK) di berbagai penjuru kota diprotes keras oleh massa pendukung salah satu calon. Upaya pembersihan APK tersisa itu sudah dilakukan Bawaslu Jember sejak Minggu (06/12).
Sebab, masa kampanye secara resmi telah berakhir pada Sabtu (05/12). Pantauan merdeka.com, petugas Bawaslu sebenarnya membersihkan secara merata seluruh APK dari tiga pasangan calon (paslon) yang berlaga di Pilkada Jember. Termasuk yang dicopot oleh Bawaslu adalah dua banner raksasa bernada dukungan kepada bupati Jember saat ini, dr Faida.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kapan sidang praperadilan Firli Bahuri di PN Jaksel berlangsung? Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata dihadirkan sebagai saksi dalam sidang gugatan praperadilan yang diajukan Ketua nonaktif KPK Firli Bahuri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel). Dalam sidang, Alex sempat ditanya oleh Tim Advokasi Bidang Hukum Polda Metro Jaya soal peemberian bantuan hukum terhadap Firli Bahuri yang dijerat sebagai tersangka kasus dugaan korupsi berupa pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo alias SYL.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Kenapa Pilkada itu penting? Pilkada artinya singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah, adalah salah satu momen krusial dalam sistem demokrasi kita.
Dua banner raksasa itu baru dipasang sejak Sabtu (05/12) dengan gambar foto dr Faida yang dipasang di dua titik paling strategis di kota Jember, yakni di Jalan Gajah Mada yang merupakan pusat bisnis, serta di depan Pendopo Wahyawibawagraha yang merupakan rumah dinas bupati Jember. Banner tersebut berisikan ucapan selamat menjalankan tugas kembali kepada Faida sebagai bupati, setelah sebelumnya cuti kampanya selama 72 hari.
Banner yang dipasang oleh pendukung Faida itu juga mengandung kalimat yang menyindir dan menyatakan bahwa bupati Faida tidak dipecat oleh Mendagri. Bawaslu menyatakan, banner tersebut turut dicopot karena masuk kategori alat peraga kampanye.
“Meskipun isinya ucapan selamat, tetapi melekat pada citra diri berupa gambar bupati sebagai paslon dalam Pilkada,” ujar Imam Thobrony Pusaka, Ketua Bawaslu Jember saat dikonfirmasi pada Minggu (06/12) malam.
Pencopotan itu didasarkan pada aturan yang berlaku dalam UU Pilkada dan peraturan Bawaslu, bahwa yang masuk kategori alat peraga kampanye mengandung tiga unsur. Yakni citra diri (foto), nama atau nomor urut.
“Itu bersifat opsional, bukan kumulatif. Artinya mengandung salah satu saja, bukan keseluruhan, sudah masuk APK,” lanjut Thobrony.
Selang beberapa jam setelah pencopotan, kantor Bawaslu Jember didatangi ratusan massa yang mengaku pendukung paslon nomor urut satu, Faida-Vian. Mereka menuding, Bawaslu bertindak diskriminatif dan meminta agar banner ucapan kepada Faida itu dikembalikan. Suasana berlangsung cukup tegang, karena massa pendukung Faida terlihat emosional kepada Bawaslu Jember.
“Kenapa harus diturunkan, tanpa pemberitahuan. Menurut kami, ini tidak manusiawi. Di dalamnya kan tidak ada pesan kampanye,”ujar Cak Mung, yang merupakan salah satu juru bicara massa.
Beberapa saat kemudian, anggota DPRD Jember, David Handoko Seto datang ke Bawaslu Jember dengan maksud membela diri. Saat itu, baik Ketua Bawaslu, Imam Thobrony maupun David, sudah menjelaskan kepada massa, bahwa yang dilakukan Bawaslu adalah untuk menjalankan perintah undang-undang. Beruntung, Thobrony maupun David tidak terpancing emosi.
“Yang dilakukan Bawaslu ini sudah proporsional,” ujar David dengan tenang.
Namun, massa tetap emosi. “Kamu siapa, dalam kapasitas apa,” cetus Cak Mung, yang disambut umpatan dari massa pendukung Faida-Vian. Massa nyaris memukul David namun berhasil ditenangkan oleh polisi yang berjaga.
Dengan situasi yang semakin tidak kondusif, polisi yang berjaga kemudian membuat pagar betis di kantor Bawaslu sehingga membuat massa pendukung Faida-Vian membubarkan diri.
Selang beberapa jam kemudian, menjelang pergantian hari, banner raksasa berisi ucapan selamat kepada Faida, kembali terpasang di titik yang sama dengan isi yang sama persis. Video yang menunjukkan massa pendukung Faida memasang kembali banner tersebut, dengan cepat tersebar di media sosial, dan memancing massa dari kubu yang berbeda untuk datang ke depan Pendopo Wahyawibawagraha.
Massa pendukung paslon 02, Hendy-Firjaun itu mendesak agar Bawaslu Jember untuk kembali mencopot banner yang dinilai berbau kampanye di masa tenang itu.
“Pendukung petahana menekan Bawaslu, dan mereka memasang kembali banner ini. Kami tidak terima kalau caranya seperti itu. Kalau mereka bisa menekan dengan jumlah massa, jangan kira kami juga tidak bisa. Kami juga bisa membawa massa,” ujar Baiquni Purnomo, pemimpin massa pendukung paslon 02, Hendy-Firjaun, saat berkumpul di depan rumah dinas bupati. Saat itu, Baiquni yang juga dikenal sebagai tokoh agama kharismatik, membawa serta ratusan orang pendukung.
Meski membawa massa dalam jumlah besar, Gus Baiqun –sapaan akrabnya- enggan untuk langsung mencopot banner tersebut. Mereka memilih menunggu aparat untuk mencopot banner tersebut. Pukul 01:00 WIB, dua mobil polisi datang dengan sejumlah personel, untuk berjaga. Hingga berita ini dimuat, dalam pantauan merdeka.com, banner raksasa yang mengandung foto bupati petahana dr Faida, masih terpampang di dua titik strategis tersebut.
Pilkada Jember akan berlangsung pada 9 Desember 2020 mendatang dengan diikuti tiga pasangan calon. Faida yang sudah mulai aktif sebagai bupati, kembali menempati dan beraktivitas di rumah dinas Pendopo Wahyawibawagraha sejak Minggu (06/12).
(mdk/ray)