Dua Faktor yang Dapat Ubah Peta Politik di 2024
Dua hal yang menurut Hasan dapat mengubah itu adalah pertama, ada tokoh-tokoh yang habis masa jabatannya. Diketahui bahwa Anies Baswedan akan habis masa jabatannya pada 2022, dan Ganjar Pranowo pada 2023.
Pendiri lembaga survei dan konsultan politik Cyrus Network, Hasan Nasbi mengatakan, ada dua hal yang bisa membuat perubahan peta dukungan publik terhadap figur capres 2024. Yaitu habisnya masa jabatan beberapa kepala daerah dan koalisi partai dilakukan lebih awal, yang juga dapat memunculkan calon lebih cepat.
Hal itu disampaikan Hasan Nasbi dalam diskusi yang diadakan Total Politik di Cikini, Jakarta, Minggu (5/12).
-
Kapan Pilpres 2024 akan diselenggarakan? Lalu apakah pemilu tahun 2024 ini membuat sejarah baru atau akan meneruskan tradisi lama bahwa the next presiden tahun lahirnya tak pernah lebih tua dari presiden sebelumnya.
-
Kenapa Pilkada 2024 penting? Pemilihan kepala daerah serentak ini menjadi ajang untuk menilai kembali kinerja para pejabat yang sedang menjabat, sekaligus kesempatan bagi calon baru untuk menawarkan visi dan misi mereka dalam membangun daerah masing-masing.
-
Siapa saja capres-cawapres yang ikut bertarung dalam Pilpres 2024? Ada tiga pasangan capres-cawapres yang bertarung dalam Pilpres 2024. Capres-Cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Capres-Cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Kapan sidang perdana sengketa pilpres 2024? Juru Bicara Mahkamah Konstitusi (MK) Fajar Laksono menegaskan, sidang perdana sengketa pilpres 2024 yang akan digelar perdana esom hari hanya dihadiri depalan hakim MK tanpa Anwar Usman.
-
Apa yang terjadi pada sidang perdana sengketa pilpres 2024? Juru Bicara Mahkamah Konstitusi (MK) Fajar Laksono menegaskan, sidang perdana sengketa pilpres 2024 yang akan digelar perdana esom hari hanya dihadiri depalan hakim MK tanpa Anwar Usman.
-
Apa yang dikatakan Sekjen Golkar tentang arah koalisi di Pilpres 2024? Sekjen Golkar menambahkan, di akhir pertemuan, Airlangga memakaikan jaket kuning loreng kepada seluruh ketua dewan. Jaket kuning loreng ini juga yang dikenakan seluruh Ketua DPD Tingkat I Partai Golkar saat bertemu Airlangga di Bali.
Hasil survei dari lembaga-lembaga yang kredibel selalu menempatkan tiga nama teratas, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Tiga nama itu sudah muncul dalam berbagai survei pasca-Pilpres 2019. Bedanya adalah posisi nomor dua yang sempat ditempati Anies Baswedan kini diambil Ganjar Pranowo.
Menurut Hasan, tiga nama tersebut adalah pewaris dukungan Prabowo dan Jokowi di 2019. "Prabowo itu Old Soldier, veteran pilpres yang nggak ngapa-ngapain saja punya pendukung tetap sekitar 25%," ujar Hasan.
Ganjar Pranowo dianggap mewarisi sebagian pemilih Jokowi. Golongan yang 'anti kadrun' dan sering menggunakan narasi kebhinekaan dan Pancasila harga mati.
Sedangkan Anies Baswedan dianggap mewarisi mantan pendukung Prabowo, yang banyak menggunakan narasi agama, dan dulu mendukung Prabowo karena anti dengan Jokowi.
"Mereka ini melihat Anies Baswedan sebagai cantelan baru. Jumlahnya bisa mencapai sekitar 15 persen. Sisanya ada yang kebagian warisan sedikit-sedikit itu AHY, Sandiaga Uno," imbuh Hasan.
Dukungan pada tiga nama teratas itu menurutnya lebih karena keyakinan dan bukan persepsi rasional.
Dua hal yang menurut Hasan dapat mengubah itu adalah pertama, ada tokoh-tokoh yang habis masa jabatannya. Diketahui bahwa Anies Baswedan akan habis masa jabatannya pada 2022, dan Ganjar Pranowo pada 2023.
"Itu efeknya bisa luas. Karena nggak punya jabatan itu jangankan dengan partai dengan teman sendiri aja susah," ungkap Hasan.
Dia mencontohkan Gatot Nurmantyo yang sempat tinggi angka surveinya kini makin meredup.
Konteks kedua yang dapat mengubahnya adalah koalisi lebih awal antar partai politik dan penentuan calon lebih awal.
Hari ini masyarakat tidak tahu siapa yang benar-benar punya tiket untuk maju atau tidak. Masalahnya saat ini masih ada anggapan bahwa mendeklarasikan diri jauh-jauh hari itu buruk.
Dari perolehan suara partai, ada tiga Partai yang potensial untuk memajukan calon. PDIP yang bisa memajukan calon sendiri, atau Gerindra dan Golkar yang hanya membutuhkan satu partai tambahan.
"Ini dua hal yang bisa mengubah peta survei. Kalau sudah dibungkus saya yakin orang akan melihat, ooh ini yang sudah punya tiket, " ujar Hasan
Namun elite politik kerap menginginkan calon ditentukan di akhir-akhir. "Karena di akhir makin tinggi harga negonya. Padahal publik menginginkan jauh-jauh hari," pungkasnya.
Reporter: Muhammad Ali/Liputan6.com
(mdk/fik)