Tiga poros koalisi terbangun di Pilwalkot Malang
Tiga poros koalisi terbangun di Pilwalkot Malang. Masing-masing calon mengklaim telah mengantongi rekomendasi cukup untuk syarat pencalonan, meski beberapa partai belum menetapkan dukungannya.
Tiga poros koalisi diperkirakan bakal bertarung dalam Pemilihan wali kota-wakil wali kota Malang 2018. Sehari menjelang akhir pendaftaran ke KPU, masing-masing calon terus bergerilya menjalin komunikasi dengan partai yang hingga kini belum menentukan sikap.
Tiga pasang bakal calon siap bersaing dalam pesta demokrasi lima tahunan. Masing-masing calon mengklaim telah mengantongi rekomendasi cukup untuk syarat pencalonan, meski beberapa partai belum menetapkan dukungannya.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
-
Mengapa Pilkada Serentak diadakan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
"Politik itu sifatnya dinamis, masih ada injuri time. Ada waktu bagi semua partai politik untuk bergabung. Maka ini detik-detik partai menentukan sikapnya akan berkoalisi dengan siapa," kata Mochammad Anton, incumben calon wali kota Malang di Balai Kota Malang, Selasa (9/1).
Anton bakal maju menggandeng pengusaha muda Syamsul Mahmud dengan partai pengusung PKB dan PKS. Koalisi kedua partai memenuhi syarat minimal untuk maju sebagai pasangan calon, yakni PKB memiliki 6 kursi dan PKS dengan 3 tiga.
"Dengan Gerindra terus melakukan pertemuan. Pilkada 2013 didukung Gerindra dan sepetinya masih ingin berpartner. Insya Allah hari ini akan ada kepastian dari DPP," katanya.
Sebelumnya, Ketua DPC Gerindra Kota Malang, Moreno Soeprapto telah mendatangi rumah dinas Anton. Partai besutan Prabowo Subianto itu kemungkinan besar akan memberikan dukungan pada koalisi Asik (Abah Anton- Abah Syamsul Idola Kita).
"Kemarin menanyakan elektabilitas dan survei terakhir dari mereka untuk menentukan sikap. Survei masih di atas 60 persen dan itu menjadi harapan untuk memenangkan Pilkada. Segera saya harapkan Gerindra menentukan sikap dan siang hari ini," katanya.
Sementara itu, pasangan Yaqud Ananda Qudban dan Ahmad Wanedi merupakan pasangan paling gemuk dengan lima partai pengusung. Kelima partai tersebut memiliki 22 kursi dengan perincian Partai Hanura (3), PDIP (11), PAN (4), PPP (3) dan NasDem (1).
"Tapi kami tidak jumawa dan tidak merasa besar, tetapi kemudian lengah. Sesungguhnya tidak ada yang hebat kalau tidak bekerja," kata Yaqud Ananda Qudban.
Yaqud merupakan Ketua DPD Hanura Kota Malang, yang berpasangan dengan politisi PDIP, Ahmad Wanedi. Keduanya menggunakan jangan koalisi Makanan, Menangkan Nanda dan Wanedi.
"Harusnya kami sudah punya massa yang besar, PDIP dengan massa nasionalisme yang solid. PAN representasi dari ormas besar, PPP tidak ada tempat berlindung selain kabah. Semua sudah punya pasar masing-masing, pasar-pasar itu yang tidak dimiliki oleh incumben," katanya.
Poros ketiga adalah pasangan Sutiaji yang berpasangan dengan Sofyan Edy Jarwoko. Keduanya didukung oleh Partai Demokrat dan Partai Golkar yang masing-masing memiliki 5 kursi.
"Sudah saya laporkan ke Pak Sutiaji sama Golkar, Sofyan Edy Jarwoko. Sudah turun, malah sudah di kirim," kata Soekarwo, Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur.
Sutiaji adalah incumben wakil wali kota Malang yang sebelumnya maju berpasangan dengan Mochammad Anton. Masing-masing selanjutnya mencalonkan sebagai calon wakil wali kota.
Baca juga:
Anton kenalkan Syamsul sebagai pendamping di Pilwakot Malang
PDIP dan NasDem rekomendasikan Nanda-Wanedi di Pilwalkot Malang
Demokrat ingin pinang Moreno Soeprapto di Pilkada Malang
Dengarkan rekaman KPK, anggota DPRD Kota Malang kompak tak kenali suara
Seperti Jatim, PKB jajaki koalisi dengan PDIP di Kota Malang
Incumben atau nama lain, PPP tunggu elektabilitas di Pilwali Kota Malang
PKS serahkan rekomendasi dukungan pada Moch Anton di Pilwalkot Malang