Timses Prabowo Ungkit 1,6 Juta DPT Ganda, Tim Jokowi Serahkan ke KPU
Sebelumnya, Koalisi Adil dan Makmur kembali menemukan adanya potensi data pemilih ganda dalam daftar pemilih tetap (DPT). Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani bersama partai koalisi menyerahkan sebanyak 1,6 juta DPT ganda kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Abdul Kadir Karding menanggapi santai temuan koalisi Prabowo Subianto soal potensi daftar pemilih tetap mencapai 1,6 juta. Karding menyarankan kubu Prabowo ikuti proses verifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Menurut saya kita percayakan saja ke KPU, dan memberikan data aja kalau emang ada data-data yang dianggap ganda karena terus diverifikasi dan perbaiki oleh KPU," kata Karding kepada wartawan, Jumat (14/12).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
Ketua DPP PKB itu tidak percaya temuan kubu Prabowo. Menurutnya belum tentu 1,6 juta itu betul-betul ganda seperti yang dibilang Sekjen Gerindra Ahmad Muzani.
"Karena sampai sekarang KPU partai-partai dan semua yang punya kompetensi melakukan verifikasi dengan DPT itu diberi kesempatan untuk melakukan koreksi, koreksi yang terus menerus," kata Karding.
Dia percaya jika stakeholder terkait itu saling koreksi, maka bakal ditemukan angka daftar pemilih yang final.
"Sehingga nanti betul-betul ditemukan DPT yang fix, dijamin tidak ganda, dijamin semua warga negara yang sudah memiliki hak untuk memilih itu segera disampaikan secara terbuka dan transparan," ucap Karding.
Sebelumnya, Koalisi Adil dan Makmur kembali menemukan adanya potensi data pemilih ganda dalam daftar pemilih tetap (DPT). Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani bersama partai koalisi menyerahkan sebanyak 1,6 juta DPT ganda kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Data yang kami terima kami masih temukan potensi kegandaan. Ada 1.686.837 potensi ganda," katanya di kantor KPU RI, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (13/12) malam.
Dia menjelaskan, DPT ganda ditemukan dari data pemilih tetap hasil perbaikan DPTHP-1. Di mana dalam data tersebut 4 angka digit NIK masih ditutupi bintang.
Baca juga:
KPU Gelar Rapat Bersama Timses Capres Sebelum Penetapan DPT
KPU Fasilitasi Peserta Pemilu Lihat Angka NIK Secara Lengkap dalam DPT
Gerindra Minta KPU Buka Kode Bintang di NIK Pemilih Dalam DPT
Prabowo-Sandi Soroti 'Benang Kusut' Daftar Pemilih Tetap Pilpres 2019
Kubu Prabowo Temukan 1,6 Juta DPT Potensi Ganda, Paling Banyak di Jawa
Temui Bawaslu, Kubu Prabowo Ingatkan Soal 31 Juta Pemilih Belum Masuk DPT