Tolak Dianggap Pecah, PCNU Sleman Dukung Pasangan Danang-Agus di Pilkada
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sleman menggelar deklarasi akbar untuk menyatakan dukungan kepada pasangan Danang Wicaksana Sulistya-Raden Agus Choliq (DWS-ACH) di Pondok Pesantren Ar Robithoh, Krapyak, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Jumat (4/12).
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sleman menggelar deklarasi akbar untuk menyatakan dukungan kepada pasangan Danang Wicaksana Sulistya-Raden Agus Choliq (DWS-ACH) di Pondok Pesantren Ar Robithoh, Krapyak, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Jumat (4/12).
Sebanyak 200 kiai dan ulama NU di Kabupaten Sleman hadir dalam deklarasi akbar ini. Rais Syuriyah PCNU Sleman KH Mas'ud Masduki menegaskan, sudah saatnya NU berkontribusi aktif dalam membangun.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
Kiai Mas'ud menilai bahwa Kabupaten Sleman memunyai potensi yang besar. Hanya saja hingga saat ini, potensi besar tersebut belum tergarap maksimal.
Melihat besarnya potensi yang belum digarap ini, kata Kiai Mas'ud sudah saatnya NU sebagai komponen bangsa menjawab tantangan dengan mengirimkan salah satu kader terbaiknya, R. Agus Choliq untuk maju mendampingi DWS pada kontestasi Pilkada Sleman 2020.
"Setelah lima belas tahun, inilah saatnya. Sekarang waktunya kita memiliki pasangan bupati dan wakil bupati yang memang asli dari NU," ujar Kiai Mas'ud, Jumat (4/12).
Sementara itu, KH Agus Masruri yang hadir dalam deklarasi tersebut menyatakan gelaran kontestasi Pilkada Sleman 2020 merupakan hajat seluruh warga Nahdliyin, khususnya yang tinggal di Sleman.
"Baik NU struktural maupun kultural sudah sepakat, patuh pada Rais Syuriah PWNU (DIY) maupun PCNU (Sleman)," tegas Kiai yang akrab disapa Gus Ruri usai memimpin deklarasi golongan NU non struktural.
Selain itu, Gus Ruri juga meminta kepada warga nahdliyin, khususnya yang tinggal di Sleman untuk terus mendoakan pasangan DWS-ACH agar dapat memenangi kontestasi Pilkda 2020.
"Monggo disengkuyung bersama. Ini hajat seluruh warga NU, khususnya yang ada di Sleman," Gus Ruri
Menanggapi dukungan segelintir Kiai NU kepada paslon lain yang dilakukan dengan membentuk forum dan jaringan, Kiai Mas'ud menyebut seluruh warga dan tokoh NU sebagai sebuah dinamika yang wajar terjadi.
"Mungkin kita yang berada dalam barisan DWS-ACH belum dapat memenuhi keinginan mereka (para pendukung paslon lain). Jangan terlalu emosi, kita doakan saja mereka kembali bersama mayoritas ulama NU," katanya.
Ditanya terkait keinginan para Kiai NU yang menyatakan diri mendukung paslon Kustini Sri Purnomo-Danang Maharsa, Kiai Mas'ud enggan menjawab. Namun dia menduga, aksi dukung mendukung tokoh-tokoh NU yang keluar dari garis fatwa PCNU Sleman dan Tim 9 itu berhubungan dengan materi.
Menurut Khatib Syuriah PCNU Sleman sekaligus Anggota Tim 9 KH Fahmi Basya, alasan kuat jamiyah NU mendukung DWS-ACH tidak lain merupakan bagian dari upaya memajukan organisasi.
"Sederhana saja, di Sleman ini ada 111 pondok pesantren, 80 persennya berafiliasi dengan NU. Agus Choliq kami harapkan dapat menyuarakan kepentingan kami utamanya di bidang pendidikan, pemberdayaan ekonomi dan kesehatan," kata pengasuh PP Alfalahiyah Mlangi yang karib dipanggil Gus Fahmi tersebut.
Gus Fahmi menjabarkan bahwa dari data Nomor Statistik Pesantren (NSP) di Kementerian Agama, saat ini ada 90 pesantren yang telah tercatat, 80 persen lebih berafiliasi dengan NU. Tidak berlebihan jika nahdliyin kemudian berharap banyak mendapatkan perhatian dan sentuhan jika Agus Choliq yang merupakan kader internal masuk dalam sistem pemerintahan.
Bukan sekadar santri, Agus Choliq menurut Fahmi juga diharapkan dapat menyumbangkan pengalamannya menyelamatkan usaha kecil pedesaan di saat pandemi Covid-19. Melalui BUMDES Puri Mataram dengan produk wastafel portabelnya, Agus Choliq, menurut Fahmi terbukti dapat merespon krisis dengan cepat dan tepat.
Gus Fahmi menambahkan, kalangan nahdliyin mengharapkan adanya program riil yang dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan keagamaan seperti pesantren. Dia merinci, santri yang digembleng dalam ilmu agama perlu mendapat penguatan lifeskill bidang ekonomi agar dapat tetap berperan dalam pembangunan.
"Untuk itu saya turut mengimbau kepada seluruh jamiyah, tetap berada dalam satu barisan. Mas Danang dan Mas Agus ini santri NU, bocahe dewe," pungkas Gus Fahmi.
Baca juga:
Tanggapan KPU Sleman Soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik
Bawaslu Laporkan Pelanggaran Kode Etik KPU Sleman ke DKPP
Pilkada Sleman: DWS-Agus Cholid Nomor Urut 1, Muslimatun-Amin 2, Kustini-Danang 3
Tiga Pasangan di Pilkada Sleman: Pertarungan Melawan Istri Bupati dan Calon Petahana
Akun Medsos Unggah Visi Misi Salah Satu Paslon, Ketua KPU Sleman Dipanggil Bawaslu
Lawan Istri Bupati, Petahana Wabup Sleman Daftar Pilkada Diusung Tiga Parpol