Tolak Jadi Cawapres Anies, Ini Alasan Mahfud Pilih Ganjar
Cawapres Mahfud Md terang-terangan membeberkan alasannya menolak menjadi cawapres Anies Baswedan dan memilih mendampingi Capres Ganjar Pranowo.
Cawapres Mahfud Md terang-terangan membeberkan alasannya menolak menjadi cawapres Anies Baswedan dan memilih mendampingi Capres Ganjar Pranowo.
- Jelang Debat Ketiga, Ganjar-Mahfud Beri Perhatian Khusus pada Keamanan Siber
- Alasan Mahfud Md Kenakan Baju Khas Madura Saat Debat Cawapres
- Ada Jokowi, di Balik Alasan Mahfud Lebih Pilih Jadi Cawapres Ganjar Dibanding Anies
- VIDEO: Ada Jokowi, di Balik Alasan Mahfud Lebih Pilih Jadi Cawapres Ganjar Dibanding Anies
Tolak Jadi Cawapres Anies, Ini Alasan Mahfud Pilih Ganjar
"Mengapa ketika ditawari jadi Cawapres Pak Ganjar saya mau? Pertama saya katakan karena koalisinya sudah memenuhi syarat," katanya dalam sesi tanya jawab saat memberi kuliah umum bela negara dalam rangka menyambut Hari Peringatan Bela Negara ke-75 Republik Indonesia di Universita Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat, Senin (18/12).
Sebelum menerima tawaran menjadi cawapres Ganjar, Mahfud juga menyatakan dirinya tidak pernah menyodorkan diri.
"Saya tidak pernah mengatakan dan menyodorkan diri menjadi wapres," jelasnya.
Dia tidak menyodorkan diri karena dua hal, pertama dirinya tidak punya uang, karena biaya untuk saksi saja bisa mencapai Rp1,6 triliun.
"Saya katakan saya tidak punya uang. Kemudian, alasan kedua karena syar'i, karena dalam ajaran Islam mengatakan jangan engkau buru jabatan itu, jangan engkau minta jabatan itu," jelasnya.
Lanjutnya, kemudian saya ditawari menjadi cawapresnya Ganjar Pranowo dan itu tidak perlu memakai biaya.
"Tidak usah pakai biaya sepersen pun, nanti akan ada panitia yang akan mengurus soal kampanye. Pak Mahfid tugasnya menegakkan hukum dan memberantas korupsi serta membangun demokrasi," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Mahfud juga mengungkapkan alasannya menolak menjadi cawapres mendampingi Anies Baswedan.
"Betul saya pernah ditawari untuk menjadi Cawapresnya Pak Anies," katanya.
Tawaran tersebut memang bukan berasal dari partai koalisi, melainkan dari beberapa perwakilan PKS yang langsung datang ke rumahnya.
"Pada waktu itu PKS datang ke rumah saya dan berkata Bapak mau tidak kalau kami calonkan sebagai cawapresnya Pak Anies karena kami koalisi. Saya bilang waktu itu tidak," lanjut dia.
Ia mengatakan, dirinya menolak karena koalisi tersebut pada saat itu mau pecah, karena Partai Demokrat akan keluar dari partai koalisi jika tidak dicalonkan sebagai cawapres.
"Kalau saya masuk ke situ, Demokrat keluar terus apa yang terjadi?. Tidak memenuhi syarat, oleh sebab itu saya tidak mau, itu satu," lanjut dia.
Kemudian, Mahfud juga membeberkan alasan kedua, menurutnya saat ditawarkan belum membicarakan tentang visi.
"Belum pernah dibicarakan, sehingga saya katakan pada waktu itu tolak. Jangan sampai nantinya menuduh Pak Jokowi memasukan orang ke situ agar menimbulkan perpecahan," lanjut dia.
"Saya menjamin kepada publik bahwa pemilu ini akan terjadi dan Pak Anies tidak boleh ada yang menghalangi untuk mencalonkan diri, maka dari itu saya tidak mau menjadi wakilnya agar koalisinya tetap solid," tuturnya.
Saat ini Demokrat memang keluar dari partai Koalisi Perubahan. Namun, Abdul Muhaimin Iskandar yang membawa PKB bergabung membuat koalisi itu tetap memenuhi syarat.
"Siapa yang bisa membantah fakta itu. Oleh sebab itu saya katakan kepada masyarakat pemilu harus jadi tidak boleh seorang pun mengagalkan pencalonan Anies. Itu saja jawaban saya," jelasnya.