Usai pecat Fahri, PKS akan perketat kedisiplinan kader
"Demokrasi itu bukan hanya berbicara tentang kebebasan, demokrasi juga berbicara tentang disiplin," ujar Sohibul.
Presiden PKS Sohibul Iman tegaskan akan memberikan batasan-batasan bagi kadernya. Hal tersebut lantaran PKS akan menegakkan demokrasi yang berprinsip pada disiplin. Pernyataan ini dilontarkan setelah PKS memecat Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dari seluruh jenjang keanggotaan partai.
"Demokrasi kami jalankan dengan memberikan ruang-ruang kebebasan tapi di sisi lain juga ada batas-batas kedisiplinan. Dalam program strategis kami nomor 51 kami tegaskan di situ bahwa kami akan mendorong terus ditegakkannya kedisiplinan bagi kader, pengurus partai, dan juga pejabat-pejabat publik," kata Iman dalam Tasyakuran Milad PKS ke-18 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Minggu (24/4).
Iman menjelaskan bangsa Indonesia secara umum punya kosmologi melihat aturan main itu sebagai sesuatu yang mengekang. Namun Iman mengaku mendapat inspirasi dari Presiden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie.
"Dalam konteks demokrasi, saya meminjam apa yang disampaikan oleh eyang Habibie. Jadi kemarin saya nengok beliau karena sakit, tapi sudah sehat. Beliau katakan demokrasi itu bukan hanya berbicara tentang kebebasan, demokrasi juga berbicara tentang disiplin," ungkapnya.
Menurut Iman, Habibie mencoba menyatukan antara kebebasan dengan kedisiplinan dalam bingkai demokrasi. Sedangkan di dalam falsafah PKS, semula merupakan partai yang berjalan di alur demokrasi, tinggal diberikan aturan main berupa disiplin.
"PKS dengan visi dan misinya yang sangat besar sekali, itu tidak mungkin bisa kami jalankan dengan baik kalau kami hanya memberikan ruang-ruang kebebasan kepada kader-kader kami, kalau mereka tidak dibingkai dengan aturan-aturan kedisiplinan," pungkasnya.