Waketum Gerindra lebih percaya survei yang sebut elektabilitas Jokowi turun
Waketum Gerindra lebih percaya survei yang sebut elektabilitas Jokowi turun. Ferry merasa aneh sebab di lembaga survei Median menyatakan elektabilitas Jokowi menurun. Ferry menambahkan, rilis survei Litbang Kompas juga jauh berbeda dari hasil survei Median. Ferry pun lebih percaya survei Median.
Wakil ketua umum Partai Gerindra Ferry Juliantono meragukan survei yang dirilis Litbang Kompas. Hasil survei sendiri menyatakan, PDIP masih berada di urutan teratas dengan tingkat elektabilitas 33,3 persen. Disusul posisi kedua yakni Gerindra dengan keterpilihan 10,9 persen.
"Ngawur itu survei Litbang Kompas itu, mana mungkin orang kemarin saja ketika orang masih punya harapan terhadap Pak Jokowi dan kemudian menjadi faktor meningkatkan elektabilitas PDIP saja hanya maksimal 18 persen persen kok, loh kok sekarang ketika elektabilitas Jokowi turun, PDIP malah naik 30 persen, teori darimana?" kaya Ferry saat dihubungi merdeka.com, Rabu (25/4).
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
Ferry merasa aneh sebab di lembaga survei Median menyatakan elektabilitas Jokowi menurun. Ferry menambahkan, rilis survei Litbang Kompas juga jauh berbeda dari hasil survei Median. Ferry pun lebih percaya survei Median. Menurutnya, jika elektabilitas Jokowi turun PDIP pasti ikut turun.
"Harusnya sih selisihnya sama PDIP sudah beda tipis, kal elektabilitas Pak Jokowi turun terus itu bisa jadi Gerindra lebih besar dari pada PDIP," imbuhnya.
"Bukan memihak, cuma aneh, masa aneh waktu itu kan orang masih punya harapan sama Jokowi sekarang kan sudah pada tahu Jokowi, apalagi kecewa (masyarakat), (jadi) Jokowi turun 36 persen, ya turunlah harusnya PDIP nya turun," tambahnya.
Mantan aktivis ini menilai Kompas mempertaruhkan citranya jika nanti di Pemilu 2019 elektabilitas Gerindra menanjak.
"Mempertaruhkan nama besar Kompas itu, survei litbang ini mempertaruhkan nama besar Kompas, kalau nanti pada realitanya tahap Pilpres dan Pileg 2019 masih jauh apa yang disampaikan dari ini, itu hancur itu," ujarnya.
Dia pun menyarankan kepada Litbang Kompas jika mengukur elektabilitas baiknya menggunakan metode pertanyaan tertutup bukan terbuka.
"Makanya berlawanan sekali, coba saja apa yang kita rasakan apa membuat masyarakat puas orang sekarang masyarakat daya beli turun, harga harga mahal, semua barang diimpor, bahan bakar minyak naik, premium hilang di pasaran apa coba, puas mananya," tandas Ferry.
Sebelumnya, Litbang Kompas menggelar survei terbarunya terkait elektabilitas partai politik pada periode 21 Maret - 1 April 2018. Hasilnya mengejutkan, Partai Gerindra berhasil menyalip Golkar jelang Pemilu 2019. Survei ini dirilis, Rabu (25/4).
Hasil survei menyatakan, PDIP masih berada di urutan teratas dengan tingkat elektabilitas 33,3 persen. Disusul posisi kedua yakni Gerindra dengan keterpilihan 10,9 persen dan Partai Golkar di angka 7-9 persen.
Menurut Kompas, keterpilihan PDIP dan Gerindra meningkat dipengaruhi dari efek elektoral sang tokoh. PDIP punya Joko Widodo yang saat ini sedang berkuasa. Sementara Gerindra punya Prabowo Subianto yang ingin maju sebagai capres di Pilpres 2019.
Survei ini dilakukan dengan tatap muka terhadap 1.200 responden pada . Responden dipilih secara acak bertingkat di 32 provinsi dan jumlahnya ditentukan secara proporsional. Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error plus minus 2,8 persen.
Baca juga:
Waketum Gerindra tegaskan Prabowo tak ada skenario calonkan figur lain di Pilpres
Didorong jadi Cawapres oleh relawan Jokowi, ini kata Syahrul Yasin Limpo
Jokowi bukan cari foto model, Hanura pilih SBY daripada AHY jadi Cawapres
PSI: Hanya hoax yang bisa kalahkan Jokowi
Waketum PAN nilai terlalu dini pertemuan Jokowi-PA 212 dikaitkan dengan Pilpres