Cerita di balik kiblat pertama diterima Rasulullah SAW
Perintah itu turun ketika Nabi Muhammad SAW bersama sahabat tengah menunaikan salat di Masjid di Madinah.
Masjid Al-Aqsha adalah Masjid tertua dan memiliki nilai religius tinggi bagi Umat Islam. Dalam sejarah dicatat, Masjid suci ini merupakan kiblat pertama sebelum menghadap Kabah.
Dalam beberapa hadits yang di riwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, suatu hari, ketika Nabi Muhammad SAW bersama sahabat tengah menunaikan salat di Masjid di Madinah, turunlah QS. Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan Umat Islam agar memalingkan wajah (berkiblat) ke Masjid Al-Haram.
"Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjid Al-Haram dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjid Al-Haram itu adalah benar dari tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan."
Kendati demikian, dengan adanya perubahan kiblat ini, Islam tidak lantas 'meminggirkan' kedudukan Masjdi Al-Aqsha. Al-Quran telah menempatkan Masjid Al-Aqsha dalam kemuliaan. Terlebih saat peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.
"Maha suci Allah, yang telah memberi jalan hambanya pada suatu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah maha mendengar lagi maha melihat." (QS. Al-Isra: 1)
Peristiwa itu terjadi sekitar tahun kesembilan (620 M) dari penyebaran Islam. Di malam yang hening, dengan didampingi Malaikat Jibril, Nabi Muhammad lantas singgah di masjid Al-Aqsha dalam perjalanan Isra Miraj untuk menerima perintah salat.