Siapa Ibu Nabi Muhammad SAW? Mengenal Sejarah Masa Kecil Rasulullah SAW
Dalam sejarah Islam, Aminah binti Wahab dikenal sebagai ibu Nabi Muhammad SAW.
Siapakah nama ibu dari Nabi Muhammad SAW? Pertanyaan ini sering kali muncul di kalangan umat Islam di seluruh dunia. Dalam sejarah Islam, Aminah binti Wahab memiliki peranan yang sangat penting sebagai ibu Nabi Muhammad SAW, yang merupakan pembawa risalah terakhir dari Allah SWT. Ia adalah seorang wanita pilihan yang diberi amanah untuk melahirkan dan membesarkan seorang bayi yang kelak akan menjadi pemimpin umat manusia dan penutup para nabi.
Kemuliaan Aminah binti Wahab tidak hanya terlihat dari perannya sebagai ibu Nabi, tetapi juga dari latar belakang keluarganya yang terhormat. Ia lahir dari suku Quraisy yang terkenal di Mekkah, di mana ayahnya, Wahb bin Abd Manaf, adalah seorang pemuka Bani Zuhrah yang dihormati, dan ibunya, Barrah binti Abdul Uzza, juga berasal dari keturunan yang mulia. Perjalanan hidup Aminah binti Wahab menunjukkan bahwa Allah SWT memilih wanita terbaik dari keluarga yang terhormat untuk mengandung dan melahirkan nabi-Nya yang terakhir.
-
Siapa nenek moyang Nabi Muhammad? Ayahanda nabi Muhammad, yakni Abdullah adalah cucu dari Hasyim yang merupakan cikal bakal dari Bani hasyim.
-
Siapa ayah dari Nabi Muhammad SAW? Muhammad SAW lahir dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab.
-
Kapan Nabi Muhammad SAW dilahirkan? Beliau lahir pada Senin, 12 Rabiul Awal dini hari yang bertepatan dengan 20 April 570 M.
-
Kapan Nabi Muhammad dilahirkan? Berdasarkan catatan beberapa buku sejarah, menjelang fajar, tepatnya pada Senin tanggal 12 Rabi'ul Awwal 571 M, yang bertepatan dengan tahun gajah, Sayyidah Aminah melahirkan seorang putra yang yang kelak akan menjadi pemimpin umat Islam, Nabi Muhammad SAW.
-
Siapa anak Nabi Muhammad yang meninggal saat balita? Sayangnya, umur Qasim tidak lama, yaitu meninggal saat usianya belum genap 2 tahun.
-
Bagaimana anak perempuan pertama dididik dalam islam? Anak perempuan dalam keluarga memiliki beberapa kecenderungan sifat atau karakter. Termasuk dalam Islam, anak perempuan dididik cara tertentu yang mengutamakan akhlak dan kebaikan.
Meskipun usianya tidak panjang untuk mendampingi putranya, perannya dalam sejarah Islam akan selalu diingat sebagai ibu yang melahirkan manusia paling mulia di muka bumi. Berikut ini adalah ulasan dari Liputan6.com mengenai nama ibu Nabi Muhammad SAW serta sejarah masa kecilnya, seperti yang dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber (18/11).
Nama ibu Nabi Muhammad SAW adalah Aminah
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, ibu Nabi Muhammad adalah Siti Aminah binti Wahab, seorang wanita terhormat yang menjadi ibu dari utusan terakhir Allah, Nabi Muhammad SAW. Dalam catatan sejarah, Siti Aminah dilahirkan di Makkah sebagai anak dari Wahab bin Abdul Manaf, yang merupakan seorang pemimpin di Bani Zuhrah. Ia berasal dari garis keturunan bangsawan yang dihormati di kalangan masyarakat Arab.
Meskipun tidak ada catatan yang pasti mengenai tanggal kelahirannya, diketahui bahwa ia meninggal dunia pada tahun 577 M, ketika Nabi Muhammad SAW baru berusia enam tahun. Pada saat meninggal, Siti Aminah sedang dalam perjalanan menuju Yastrib (Madinah) untuk berziarah ke makam suaminya, Abdullah bin Abdul Muthalib, yang merupakan ayah dari Nabi Muhammad.
Ibu Nabi Muhammad SAW berasal dari keluarga yang terhormat
Siti Aminah, ibu dari Nabi Muhammad SAW, dikenal sebagai wanita yang memiliki kemuliaan dan akhlak yang sangat terpuji. Nama lengkapnya adalah Aminah binti Wahb bin Abdi Manaf bin Zahrah bin Kilb bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr. Ia merupakan putri dari seorang pembesar Bani Zahrah, dengan ibunya bernama Labirah binti Abdil Uzza bin Utsman bin Abd ad-Dar bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr. Aminah lahir pada pertengahan abad ke-6 Masehi dari keluarga yang terhormat dan memiliki derajat yang tinggi.
Dalam buku Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul (2020) karya Ahmad Hawassy, Siti Aminah digambarkan sebagai wanita yang memiliki keteguhan dalam beribadah, tutur kata yang sopan, serta kepribadian yang luhur dengan jiwa sosial yang tinggi. Kakek Nabi Muhammad, Abdul Muthalib, mengakui keistimewaan Siti Aminah dengan menyatakan bahwa tidak ada gadis di Makkah yang dapat menandingi kebaikan dan kemuliaan putri Wahab ini.
Keistimewaan Siti Aminah terlihat tidak hanya dari akhlaknya, tetapi juga dari garis keturunannya yang terhormat di kalangan suku Quraisy. Menurut buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW (2016) oleh Abdurrahman bin Abdul Karim, Siti Aminah berasal dari nasab yang sangat mulia dan dibesarkan dalam lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan. Penulis terkenal, Bintu Syathi, dalam catatannya mengungkapkan bahwa masa kecil Siti Aminah dihabiskan dalam atmosfer yang kaya akan nilai-nilai kemuliaan.
Tumbuh di tengah keluarga bangsawan membentuk kepribadiannya menjadi sosok yang sangat dihormati di masyarakat Makkah pada zamannya. Warisan kemuliaan dari nenek moyangnya terlihat dalam setiap aspek kehidupannya. Dengan latar belakang yang terhormat dan kepribadian yang mulia, tidak mengherankan jika Allah SWT memilih Siti Aminah sebagai wanita yang akan melahirkan manusia terbaik sepanjang masa.
Nabi Muhammad SAW Lahir Setelah Melalui Proses Kehamilan yang Istimewa
Kehamilan Siti Aminah dipenuhi dengan keistimewaan dan tanda-tanda keajaiban yang menunjukkan kemuliaan janin yang dikandungnya. Dalam buku Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul (2020) karya Ahmad Hawassy, terdapat riwayat dari Ibnu Sa'ad dan Baihaqi yang menjelaskan pengalaman unik Siti Aminah selama masa kehamilannya, yang berbeda dari wanita lain pada zamannya.
Selama kehamilannya, Siti Aminah merasakan keringanan yang luar biasa dan tidak mengalami beban berat seperti umumnya wanita hamil. Selain itu, beliau sering mengalami mimpi yang berisi isyarat dan petunjuk mengenai keagungan janin yang dikandungnya. Sebelum melahirkan Nabi Muhammad SAW, Siti Aminah bermimpi tentang seorang anak laki-laki yang lahir disertai cahaya yang menyelimuti Bumi, yang kemudian terbukti sebagai pertanda bahwa ia akan melahirkan nabi akhir zaman yang ditunggu-tunggu umat manusia.
Siti Aminah juga berdoa kepada Allah SWT, "Aku berlindung kepada Tuhan yang Maha Esa supaya menyelamatkan anak ini, daripada semua orang yang dengki." Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah, atau 50 hari setelah peristiwa tentara gajah. Setelah suaminya, Abdullah bin Abdul Muthalib, meninggal, Siti Aminah membesarkan Nabi Muhammad SAW sendirian. Meskipun waktu kebersamaan mereka cukup singkat, peran Siti Aminah sebagai ibu sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian Nabi Muhammad SAW. Didikan dan teladan yang diberikan Siti Aminah tercermin dalam akhlak mulia yang menjadi ciri khas Rasulullah sepanjang hidupnya.
Dalam buku yang sama, Ahmad Hawassy juga menjelaskan bagaimana kesederhanaan hidup Siti Aminah mempengaruhi pribadi Nabi Muhammad SAW. Ini terlihat dalam sabda Rasulullah yang menyebutkan dirinya sebagai putra seorang wanita Quraisy yang biasa mengonsumsi daging kering, yang mencerminkan kesederhanaan hidup yang diwarisinya dari ibunya. Kepergian Siti Aminah ketika Nabi Muhammad berusia enam tahun menjadi momen yang sangat menyedihkan. Peristiwa ini terjadi di daerah Abwa, dalam perjalanan menuju Madinah, dan meninggalkan kesan mendalam dalam kehidupan Rasulullah. Kehilangan sosok ibu di usia yang masih muda membuat Rasulullah diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, dan pamannya, Abu Thalib. Meskipun masa kebersamaan Siti Aminah dengan putranya singkat, pengaruh dan perannya sebagai ibu sangat fundamental dalam membentuk kepribadian awal Rasulullah.