14,4 Persen Orang Dewasa di Indonesia Alami Kecanduan Internet Selama Pandemi
Dalam penelitian yang dimuat di jurnal Frontiers in Psychiatry, para dokter menemukan bahwa prevalensi populasi dewasa Indonesia yang mengalami kecanduan internet selama pandemi COVID-19 mencapai 14,4 persen.
Salah satu masalah yang jumlahnya meningkat selama pandemi ini adalah kecanduan internet. Hal ini dibuktikan berdasar sebuah studi yang dilakukan di Indonesia dan mengetahui adanya peningkatan prevalensi orang dewasa dengan kondisi tersebut.
Studi tersebut dilakukan oleh para staf dari Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya.
-
Mengapa kesehatan mental sangat penting? Sebab, kesehatan mental merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan pada setiap manusia. Sejatinya, kesehatan mental sama pentingnya dengan kondisi jasmani seseorang.
-
Siapa yang berperan dalam meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental? Dengan ajakan "Start the Conversation" atau "Memulai Percakapan," semua pihak, dari individu, keluarga, hingga komunitas, diharapkan lebih proaktif dalam membicarakan kesehatan mental.
-
Kenapa mencari gejala masalah kesehatan mental bisa berbahaya? Mencari gejala masalah kesehatan mental sesuai dengan kondisi Anda bisa berujung bahaya. Pada saat ini, banyak orang yang mulai terbuka terhadap masalah mental yang mereka alami. Sayangnya, keterbukaan ini kerap tidak disertai dengan pengetahuan dan diagnosis yang tepat. Singkatnya, banyak orang saat ini melakukan self diagnose terhadap kondisi mental mereka sendiri.
-
Bagaimana kesehatan mental memengaruhi kesehatan fisik? Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa penyakit mental dapat mempercepat penuaan biologis, bermanifestasi sebagai peningkatan tingkat penyakit kardiovaskular dan penyakit terkait usia lainnya.
-
Apa masalah kesehatan mental yang dihadapi oleh sebagian besar penduduk Indonesia? Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Sementara itu, diketahui juga bahwa lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
-
Dimana seseorang dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang hubungan antara gaya hidup sehat dan kesehatan mental? Dilansir dari Psychology Today, berikut sejumlah kebiasaan sehari-hari yang ternyata bisa turunkan risiko depresi.
Dalam penelitian yang dimuat di jurnal Frontiers in Psychiatry, para dokter menemukan bahwa prevalensi populasi dewasa Indonesia yang mengalami kecanduan internet selama pandemi COVID-19 mencapai 14,4 persen.
Dalam siaran pers yang dikutip dari laman resmi FKUIs, para peneliti juga menyatakan bahwa durasi online meningkat sebesar 52 persen dibandingkan sebelum pandemi.
Sebanyak 4.734 responden yang tersebar dari seluruh provinsi di Indonesia terlibat dalam penelitian yang diterbitkan dengan judul "The Impact of Physical Distancing and Associated Factors Towards Internet Addiction Among Adults in Indonesia During COVID-19 Pandemic: A Nationwide Web-Based Study" ini.
Timbulnya Stres Psikologi
Para peneliti mengatakan bahwa sejak pemerintah Indonesia membuat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar akibat COVID-19, berbagai kegiatan seperti sekolah, kerja, ibadah, hingga bersosialisasi harus dilakukan dari rumah.
"Situasi ini menjadikan internet sebagai bagian penting dalam aktivitas masyarakat, bahkan cenderung menimbulkan perilaku adiksi," tulis mereka dalam keterangan resminya.
Mereka mengatakan, salah satu faktor prediktif yang menyebabkan perilaku adiksi internet di masa pandemi adalah dorongan untuk mencari informasi terkait COVID-19.
"Stres psikologi yang timbul akibat rasa takut terhadap infeksi virus COVID-19 juga dapat mendasari seseorang untuk mencari rekreasi melalui aktivitas online atau internet sebagai salah satu bentuk adaptasi," mereka menambahkan.
Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Mental
Selain itu, pada individu dengan kasus suspek atau terkonfirmasi COVID-19 dalam rumah tangga, skor psikopatologi (studi mengenai gangguan mental) mereka ditemukan dua kali lebih tinggi.
Para penulis mengatakan situasi ini patut diwaspadai karena penggunaan internet secara berlebihan dapat memperberat rasa cemas, depresi, mendoorng perilaku kompulsif dan memperparah adiksi. Selain itu, masalah ini juga dapat menimbulkan gangguan tidur .
Para peneliti berharap, temuan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan psikologisnya di masa pandemi, serta bisa menjadi dasar bagi pemerintah untuk menyusun penggunaan internet dan kebijakan publik lainnya.
"Namun, jaga jarak fisik tidak meningkatkan kemungkinan IA (internet addiction). Badan Kesehatan Masyarakat harus memelihara sosialisasi jaga jarak fisik sambil memberikan pendidikan dan layanan psikiatri adaptif," tulis hasil penelitian ini.
Reporter: Giovani Dio Prasasti
Sumber: Liputan6.com