Apa Dampak yang Dialami oleh Tubuh Ketika Mengonsumsi Pestisida Melalui Makanan?
Thailand menemukan kandungan residu pestisida pada anggur Shine Muscat. Apa dampaknya jika terkonsumsi oleh tubuh?
Pestisida telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam industri pertanian modern. Digunakan untuk mengendalikan hama, gulma, dan berbagai ancaman lainnya terhadap hasil pertanian, pestisida dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan. Namun, seiring dengan meningkatnya penggunaan pestisida, muncul kekhawatiran tentang dampaknya terhadap kesehatan manusia ketika residunya tetap ada pada makanan.
Sebelumnya, BPOM Thailand menemukan residu pestisida berbahaya dalam anggur Shine Muscat yang melebihi batas aman, memicu perhatian dari otoritas Malaysia. Malaysia berencana melakukan pemeriksaan terhadap anggur impor tersebut untuk memastikan keamanan konsumen. Menteri Pertanian Malaysia, Datuk Seri Mohamad Sabu, menyatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan resmi namun akan melakukan verifikasi menyeluruh. Jika terbukti berbahaya, tindakan tegas akan diambil.
-
Bagaimana cara menikmati anggur muscat? Anggur mucat hijau dapat dikonsumsi secara langsung sebagai buah segar yang kaya nutrisi. Selain itu, anggur muscat juga bisa itambahkan ke salad buah dan dipadukan dengan keju.
-
Dimana anggur muscat banyak ditanam? Anggur muscat tumbuh di wilayah-wilayah seperti Yamanashi, Nagano, dan Hokkaido di Jepang.
-
Mengapa anggur muscat sangat disukai? Anggur muscat memiliki ciri khas aroma yang unik dan manis yang membuatnya disukai oleh banyak orang.
-
Bagaimana tekstur anggur muscat? Buah ini memiliki tekstur yang renyah dan juicy, menjadikannya pilihan yang populer di kalangan pencinta anggur.
-
Apa keunikan aroma dari anggur muscat? Anggur muscat adalah jenis anggur dengan tesktur dan aroma unik, aromanya seperti jeruk, bunga mawar atau gula.
-
Apa manfaat utama dari anggur muscat bagi kesehatan tubuh? Anggur muscat adalah salah satu jenis anggur yang kaya akan manfaat kesehatan. Kandungan antioksidan, flavonoid, dan resveratrol dalam anggur muscat dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.
Temuan ini muncul setelah Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) dan Dewan Konsumen Thailand (TCC) melakukan uji laboratorium pada 24 sampel anggur dari berbagai sumber, termasuk pasar tradisional dan supermarket. Hasilnya, 23 sampel terdeteksi mengandung residu pestisida di atas batas yang diizinkan, dengan beberapa sampel mengandung insektisida klorpirifos yang telah dilarang di Thailand.
Prokchon Usap dari Thai-PAN menyebut bahwa sampel-sampel tersebut sebagian besar berasal dari impor China tanpa transparansi asal. Atas temuan ini, BPOM Thailand berjanji akan meningkatkan pengawasan terhadap buah impor untuk menjaga keamanan pangan.
Apa Itu Pestisida?
Dilansir dari Healthline, secara umum, pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan organisme yang dianggap merugikan tanaman pangan, seperti serangga, gulma, dan jamur. Menurut Kementerian Pertanian Amerika Serikat (USDA) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), pestisida dibatasi penggunaannya berdasarkan studi jangka panjang terhadap kesehatan manusia. Terdapat beberapa jenis pestisida yang umum digunakan, termasuk insektisida, herbisida, rodentisida, dan fungisida.
Fungsi utama pestisida adalah untuk melindungi tanaman pangan agar tetap optimal tanpa mengganggu kesehatan manusia atau lingkungan. Namun, seperti dikutip dari sebuah artikel di Healthline, "Pestisida bertujuan untuk menghancurkan hama tanpa berdampak negatif pada manusia dan lingkungan."
Sayangnya, pestisida bukanlah produk yang sempurna. Meskipun sudah mengalami peningkatan kualitas dari waktu ke waktu, bahan kimia ini tetap dapat memberikan dampak negatif baik terhadap kesehatan manusia maupun lingkungan. Keseimbangan antara kebutuhan akan pestisida dan dampak negatifnya menjadi persoalan yang perlu dicermati lebih lanjut.
- Respons Kemenkes soal Isu Anggur Shine Muscat Terkontaminasi Pestisida
- BPOM Thailand Temukan Zat Kimia Berbahaya di Anggur Shine Muscat, Malaysia Juga Lakukan Pemeriksaan Lebih Lanjut
- 5 Dampak yang Dialami oleh Tubuh akibat Konsumsi Terlalu Banyak Minuman Dingin
- Dampak Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Berbahan Tepung Terigu, Mulai Gigi Rusak Hingga Berat Badan Naik
Batasan Penggunaan dan Pengaturan Pestisida pada Makanan
Pestisida yang digunakan pada makanan diatur oleh berbagai organisasi internasional, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan USDA. Mereka menetapkan batas aman residu pestisida pada makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Batas ini ditentukan berdasarkan dosis yang dianggap aman dengan menambahkan margin keselamatan hingga 100–1.000 kali lebih rendah dari tingkat dosis minimum yang menyebabkan gejala paling ringan, dikenal dengan istilah “lowest observed adverse effect level” (LOAEL). Akan tetapi, terdapat kritik mengenai metode pengaturan ini. Penelitian yang dilakukan untuk mengukur keamanan pestisida kadang kala masih tidak cukup akurat atau hanya didasarkan pada studi yang didanai oleh industri, yang mungkin memiliki bias dalam penentuan toksisitas.
Selain itu, beberapa pestisida yang masih diperbolehkan untuk digunakan mengandung logam berat, seperti tembaga, yang dapat terakumulasi di dalam tubuh. Berdasarkan studi yang dilakukan pada 162 petani anggur, mereka ditemukan memiliki kadar logam berat hingga 2–4 kali lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri karena logam berat dapat menimbulkan dampak jangka panjang pada kesehatan manusia, terutama jika terpapar dalam jangka waktu lama.
Dampak Kesehatan Akibat Terpapar Pestisida
Paparan pestisida dalam dosis tinggi dapat berpotensi menyebabkan berbagai penyakit serius, seperti gangguan saraf dan penyakit kronis. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa paparan pestisida dapat meningkatkan risiko penyakit Parkinson dan mengubah gen tertentu yang terkait dengan perkembangan penyakit tersebut.
Sebuah tinjauan dari Healthline menunjukkan bahwa "paparan pestisida dapat dikaitkan dengan risiko Alzheimer yang lebih tinggi." Selain itu, paparan pestisida tertentu, seperti organofosfat, dapat meningkatkan risiko kanker hormonal, termasuk kanker payudara, tiroid, dan ovarium, terutama pada wanita yang sering terpapar pestisida.
Tidak hanya itu, pestisida juga dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai jenis kanker lainnya, seperti kanker prostat, paru-paru, dan hati. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperjelas hubungan ini, ada bukti yang cukup kuat untuk menyimpulkan bahwa paparan pestisida dalam jangka panjang dapat berkontribusi terhadap perkembangan penyakit kanker.
Dampak Terhadap Anak-anak
Anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap dampak negatif pestisida karena tubuh mereka yang masih berkembang lebih rentan terhadap paparan zat beracun. Paparan pestisida pada anak-anak telah dikaitkan dengan berbagai kondisi serius, termasuk kanker, gangguan hiperaktif, dan autisme. Dalam salah satu penelitian, ditemukan bahwa anak-anak dengan kadar pestisida tertinggi dalam urine mereka memiliki peluang lebih besar hingga 50–90% untuk mengalami gangguan hiperaktif dibandingkan mereka yang memiliki kadar terendah.
Lebih lanjut, paparan pestisida saat prenatal atau selama masa kehamilan juga dikaitkan dengan risiko autisme yang lebih tinggi pada anak-anak. Meski ada juga penelitian yang tidak menemukan efek negatif pada anak-anak dari ibu dengan kadar pestisida yang lebih tinggi selama kehamilan, bukti yang ada menunjukkan bahwa risiko paparan ini tetap perlu diwaspadai.
Mengurangi Risiko Paparan Pestisida
Mengingat adanya risiko paparan pestisida, ada beberapa cara untuk meminimalkan residu pestisida pada makanan. Mencuci bahan pangan dengan air dapat mengurangi kadar pestisida hingga 60–70%. Memasak atau memproses makanan juga dapat menurunkan kadar pestisida pada bahan pangan. Namun, mencuci dan mengupas buah atau sayuran juga memiliki kekurangan, karena nutrisi yang terkandung dalam kulit buah atau sayur dapat ikut terbuang. Meski demikian, langkah-langkah sederhana ini dapat membantu kita untuk tetap mendapatkan manfaat nutrisi tanpa meningkatkan risiko paparan pestisida.
Selain itu, produk organik sering kali dianggap lebih aman dari segi residu pestisida sintetik. Akan tetapi, produk organik pun tidak sepenuhnya bebas dari pestisida, karena pertanian organik juga menggunakan pestisida alami atau biopestisida.
Sebuah studi menunjukkan bahwa "mengonsumsi produk organik menghasilkan kadar pestisida sintetik yang lebih rendah dalam tubuh." Namun, penting untuk dicatat bahwa biopestisida tidak selalu lebih aman daripada pestisida sintetik dan juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.