Bayi yang terlahir prematur rentan terkena asma
Bayi yang terlahir prematur lebih rentan terkena asma dan sesak napas.
Terlahir prematur seringkali dikaitkan dengan peningkatan risiko kesehatan seperti diabetes. Namun kini penelitian mengaitkan kelahiran prematur dengan penyakit lain. Anak yang dulunya terlahir prematur diketahui lebih berkemungkinan terkena asma dan masalah sesak napas, ungkap sebuah penelitian terbaru.
Hasil ini ditemukan oleh penelitian yang dilakukan oleh peneliti Dr Aziz Sheikh dari Brigham and Women's Hospital di Boston setelah mengamati 30 penelitian yang berfokus pada bayi terlahir prematur dan asma pada 1,5 juta anak. Analisis mereka mengungkap bahwa bayi yang terlahir prematur berkemungkinan 70 persen lebih tinggi terkena asma atau sesak napas.
Secara keseluruhan, rata-rata 14 persen bayi yang terlahir prematur berkemungkinan terkena asma. Sementara hanya 8,3 persen bayi yang terlahir tepat waktu yang terkena asma. Risiko terkena asma pada bayi yang terlahir sangat prematur, yaitu kurang dari 32 minggu, justru lebih tinggi. Mereka berisiko tiga kali lipat terkena asma atau sesak napas dibandingkan dengan bayi yang lahir tepat waktu.
"Di seluruh dunia, lebih dari 11 persen bayi terlahir prematur. Asma adalah kondisi yang kronis, namun penelitian kami menekankan pentingnya kaitan antara terlahir prematur dengan penyakit asma dan sesak napas," ungkap Dr Aziz Sheikh, seperti dilansir oleh Healthy Living (13/03).
Meski penelitian ini memang menemukan kaitan antara kelahiran prematur dengan asma. Namun penelitian ini tak menunjukkan hubungan sebab akibat. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal PLoS Medicine.