Berawal dari Obat Jantung, Pil Biru Kecil Ini Selamatkan Rumah Tangga Banyak Pria

Beberapa obat-obatan ditemukan dengan niat tidak sengaja dan akhirnya memiliki fungsi serta kegunaan yang berbeda. Hal ini termasuk pil biru kecil yang kita semua kenal sebagai viagra.

Dilansir dari Drugs, viagra pada awalnya merupakan obat yang diciptakan untuk mengobati masalah jantung. Namun, selama penggunaan, ternyata ditemukan manfaat luar biasa dari obat ini terhadap kejantanan pria.

Pada awalnya, Pfizer, perusahaan farmasi terkemuka, mengembangkan senyawa yang disebut sildenafil untuk mengobati dua kondisi kardiovaskular yaitu tekanan darah tinggi (hipertensi) dan angina pektoris (nyeri dada akibat penyakit jantung). Pfizer berharap sildenafil dapat membantu pasien dengan masalah jantung.

Selama uji klinis untuk pengobatan penyakit jantung, para peneliti menemukan hal yang mengejutkan: sildenafil lebih efektif dalam menyebabkan ereksi daripada dalam mengobati angina. Para peserta uji klinis melaporkan peningkatan ereksi yang signifikan setelah mengonsumsi sildenafil. Ini adalah momen penting yang mengubah arah penelitian tersebut.

Belum Adanya Obat Disfungsi Ereksi Saat Itu

Pfizer menyadari bahwa disfungsi ereksi adalah masalah kesehatan yang belum terpenuhi dan ternyata sildenafil memiliki potensi besar untuk mengatasi masalah tersebut. Pada tahun 1998, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat memberikan persetujuan untuk Viagra, yang memungkinkan obat ini menjadi pengobatan oral pertama untuk masalah ini. 

Penggunaan Viagra sebagai obat disfungsi ereksi ini kemudian membantu banyak pria tetap bisa memenuhi tugas biologis mereka. Meskipun Viagra dikenal luas untuk mengobati DE, penggunaannya tidak terbatas pada itu.

Sildenafil juga efektif dalam mengobati hipertensi pulmonal, yaitu kondisi serius yang memengaruhi pembuluh darah di paru-paru. Pfizer merilis obat bernama Revatio, yang mengandung sildenafil, sebagai pengobatan masalah kesehatan ini.

Pada tahun 2023, Pfizer juga mendapatkan persetujuan untuk Liqrev, sebuah suspensi sildenafil yang digunakan untuk mengobati masalah sama pada orang dewasa. Dengan demikian, warisan Viagra yang dimulai sebagai obat untuk jantung terus berkembang dan membantu lebih banyak orang dengan masalah kesehatan yang serius. 

Bagaimana Viagra Bisa Atasi Disfungsi Ereksi?

Viagra bekerja melalui respons terhadap rangsangan seksual untuk meningkatkan aliran darah ke penis yang menyebabkan ereksi. Konsumsi Viagra sendiri tidak akan menyebabkan ereksi tanpa adanya rangsangan seksual.

Ketika seorang pria terangsang, otot di penis menjadi rileks untuk memungkinkan aliran darah yang lebih besar. Viagra membantu meningkatkan kadar zat yang dikenal sebagai guanosin monofosfat siklik (atau cGMP) yang menyebabkan jaringan rileks, menghasilkan aliran darah, dan menyebabkan ereksi dengan rangsangan seksual.

Viagra dan inhibitor PDE5 lainnya seperti Cialis, Stendra, dan vardenafil mengobati disfungsi ereksi (DE), tetapi tidak meningkatkan hasrat seksual seorang pria secara langsung. Dengan kata lain, viagra merupakan obat yang mampu mengatasi disfungsi ereksi tapi tidak bisa merangsang pria tanpa adanya sentuhan.

Penggunaan Viagra dengan Aman

Viagra, yang mengandung sildenafil, biasanya berupa tablet 25 atau 50 miligram. Obat ini biasanya dikonsumsi sekitar 30 menit hingga 4 jam sebelum aktivitas seksual. 

Penting untuk tidak mengonsumsi Viagra lebih dari sekali sehari. Dosiskan obat sesuai rekomendasi dokter Anda, dan jangan melebihi dosis 100 mg per kali penggunaan.

Efek samping ringan seperti sakit kepala, kemerahan, nyeri perut, masalah penglihatan, mual, dan pusing mungkin terjadi. Efek samping serius seperti hilangnya pendengaran atau penglihatan mendadak dan ereksi yang berlangsung lebih dari 4 jam (priapisme) bisa terjadi walau peluangnya kecil.

Seiring waktu, dibanding tujuan awalnya sebagai obat jantung, viagra kini lebih dikenal sebagai obat yang mampu mengembalikan kejantanan pria.