Cegah diabetes dengan makan sehat dan olahraga
Masyarakat Mesir kuno mengenal diabetes sebagai penyakit sangat mengerikan dan mematikan.
Jumlah penderita penyakit diabetes meningkat pesat tiap tahunnya. Penyakit yang bisa memicu komplikasi jantung, ginjal, stroke hingga kebutaan ini sebenarnya bisa dicegah dengan mengatur pola makan dan rajin berolahraga.
"Diabetes adalah penyakit akibat tingginya gula darah. Gula sendiri diproduksi dari makanan. Jadi kalau tidak ingin diabet, atur dong pola makannya, kurangi gula, jangan makan terus dan rajin berolahraga," kata pakar diabetes melitus, Guru Besar Emeritus Universitas Padjadjaran Sri Hartini KS Kariadi saat berbincang dengan Merdeka Bandung.
Penulis buku: Diabetes? Siapa Takut, ini memaparkan, penyakit diabetes melitus sudah ada sejak 1.550 SM di Mesir kuno. Masyarakat Mesir kuno mengenal diabetes sebagai penyakit sangat mengerikan dan mematikan.
Dalam buku itu, Sri Hartini menulis, pada 1921 untuk pertama kalinya dibuat obat diabetes. Setahun berikutnya ditemukan pengobatan dengan cara suntik (suntik insulin). Peran penting insulin adalah mengolah gula darah untuk dijadikan energi. Diabetes melitus sendiri secara harfiah diartikan pancuran madu, karena tingginya gula darah yang membuat urin yang dikeluarkan penuh dengan gula. Penyakit ini pun sering disebut kencing manis.
Diabetes melitus merupakan penyakit tingginya kadar gula dalam darah. Sri mengungkapkan, di dalam tubuh ada satu organ yang menjaga kadar gula darah agar selalu dalam batas aman, yaitu pankreas. Saat kadar gula darah tinggi pankreas akan mengeluarkan insulin.
Selanjutnya insulin akan menurunkan gula dengan cara mendistribusikan gula masuk ke dalam sel-sel yang akan diolah lebih lanjut menjadi energi. "Jadi selama pankreas sehat semua akan berjalan lancar," ungkapnya.
Ada masanya pankreas sakit dan kemampuan menghasilkan insulin berkurang. Hal ini ditandai dengan gejala diabetes seperti seringnya buang air kecil, badan lemas, kadar gula tinggi. Pankreas juga bisa mengalami masalah lain, misalnya insulin yang dihasilkan tidak bisa diterima sel-sel dalam tubuh karena ada yang menghambat. Akibatnya gula tidak masuk ke dalam sel, membuat kadar gula di dalam darah tetap tinggi.
Dalam kondisi tersebut, kata Sri, diperlukan obat untuk mengatasi hambatan pada pankreas maupun insulin. "Kerja obat akan makin sempurna jika dibarengi olahraga teratur. Itu sebabnya pasien diabetes diwajibkan olahraga rutin," katanya.
Sri menjelaskan, gula darah tinggi bisa terjadi karena pankreas sakit sehingga tidak dapat menghasilkan insulin, atau kerja insulin yang mengalami hambatan (diabetes melitus tipe 1). Satu lagi karena pankreas tidak daat menghasilkan insulin sama sekali karena terserang infeksi virus atau karena reaksi auto imun (diabetes melitus tipe 1).
"Di saat pankreas tidak dapat dibantu lagi dengan obat-obatan, maka diperlukan peran insulin dari luar atau suntik. Diabetes melitus tipe 1 memerlukan pasokan insulin tiap hari," paparnya.
Jika gula darah dibiarkan tinggi akan meracuni tubuh dan organ-organ lainnya. Kerusakan tersebut disebut komplikasi diabetes, yakni pada jantung, mata, ginjal dan lain-lain.
Komplikasi tersebut membuat diabetes menjadi penyakit berbahaya dan menakutkan. Komplikasi membuat pasien sengsara secara fisik maupun mental. Namun bila diabetes diatasi sejak dini, bahaya komplikasi bisa diminimalkan, dan pasien masih bisa hidup nyaman.
Berdasarkan data WHO, jumlah penderita diabetes terus meningkat. Pada 2004 WHO mencatat 170 juta penderita diabet di dunia. Padahal sepuluh tahun sebelumnya jumlah diabet baru 100 juta. WHO memprediksi diabetes di Indonesia mencapai 8,4 juta pada 2004. Jumlah ini akan meningkat tiga kali lipat pada 2030.