Cemburu pada Adik? Berikut Strategi Parenting untuk Membuat Anak Merasa Dihargai
Dari menggunakan narasi sebagai media edukasi hingga menghindari perbandingan antar anak, berikut adalah tips parenting untuk mengatasi anak yang cemburuan
Mengatasi anak yang merasa cemburu dengan adiknya adalah tantangan yang sering dihadapi oleh orang tua, terutama setelah kedatangan anggota keluarga baru. Fenomena ini tidak hanya dialami oleh anak-anak pada usia dini tetapi juga bisa berlangsung hingga masa remaja. Kecemburuan ini berakar pada beberapa faktor, termasuk perubahan dalam perhatian orang tua, dinamika peran dalam keluarga, dan proses adaptasi terhadap anggota keluarga baru.
Salah satu alasan utama anak merasa cemburu terhadap adiknya adalah perubahan perhatian dari orang tua. Penelitian oleh Volling et al. (2014) menyebutkan bahwa kelahiran seorang adik dapat mengubah pola interaksi orang tua dengan anak pertama. Perubahan ini seringkali dirasakan oleh anak sebagai penurunan kasih sayang atau penurunan kualitas interaksi antara dirinya dengan orang tua. Sebagai contoh, penelitian oleh Teti et al. (1996) menunjukkan bahwa anak-anak yang merasakan adanya perubahan signifikan dalam perhatian dan kasih sayang orang tua setelah kelahiran adik mereka, lebih rentan mengalami kecemburuan. Anak-anak ini mungkin berperilaku negatif atau menuntut perhatian sebagai cara untuk mengembalikan perhatian orang tua kepada diri mereka.
-
Bagaimana cara meningkatkan imunitas anak? Cara meningkatkan imun anak sangat penting untuk diketahui oleh orang tua untuk menjaga anaknya tetap dalam kondisi prima. Dalam perjalanan perkembangan anak, sistem kekebalan tubuh memainkan peran yang krusial dalam menjaga kesehatan mereka. Meningkatkan imunitas anak bukan hanya tentang melindungi mereka dari penyakit, tetapi juga memberikan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Dalam artikel ini, kita akan mengulas lebih lanjut berbagai strategi tentang cara yang dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh anak-anak.
-
Apa saja cara untuk melatih kesabaran anak? Berikan anak kesempatan untuk berlatih bersabar dalam berbagai situasi. Misalnya, saat menunggu giliran atau saat bermain dengan teman. Dengan memberikan kesempatan ini, anak akan belajar untuk mengendalikan emosi dan menunggu dengan sabar.
-
Apa saja contoh cara yang bisa dilakukan untuk membantu anak mengelola kemarahannya? Dilansir dari Verywell Family, berikut sejumlah cara yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk membantu mengelola amarah pada anak.
-
Bagaimana cara menghindari sindiran ke anak? Jika Anda ingin mendidik anak tanpa menggunakan sindiran, berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda ikuti: Fokus pada perilaku, bukan pada diri anak Saat anak melakukan kesalahan, fokuslah pada perilakunya, bukan pada diri anak. Misalnya, Anda dapat mengatakan, "Jangan melempar mainan," bukan "Kamu anak yang nakal."
-
Bagaimana cara mencegah keterbelakangan mental pada anak? Penyebab tertentu dari keterbelakangan mental dapat dicegah. Penyebab yang paling umum adalah fetal alcohol syndrom. Oleh karena itu, wanita hamil tidak boleh minum alkohol. Mendapatkan perawatan prenatal yang tepat, vitamin prenatal, dan vaksinasi terhadap penyakit menular tertentu juga dapat menurunkan risiko anak lahir dengan keterbelakangan mental.
-
Mengapa memanjakan anak secara berlebihan berdampak buruk terhadap kemandirian mereka? Anak yang terlalu dimanjakan cenderung tumbuh menjadi individu yang kurang mandiri karena terbiasa bergantung pada orang tua atau orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka kesulitan melakukan tugas-tugas sederhana yang seharusnya bisa mereka lakukan sendiri, seperti merapikan mainan atau memakai baju.
Perasaan cemburu ini umum terjadi dan merupakan bagian dari perkembangan emosional anak. Berikut beberapa tips untuk membantu orang tua menghadapi situasi ini:
Memberikan Waktu Eksklusif kepada Anak
Penelitian oleh Dunn dan Kendrick dalam Child Development mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama rasa cemburu pada anak adalah ketakutan kehilangan perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Untuk mengatasi hal ini, orang tua disarankan untuk meluangkan waktu eksklusif dengan anak tanpa kehadiran adiknya. Ini bisa berupa bermain bersama, membaca buku, atau aktivitas lain yang disukai anak. Waktu eksklusif ini memberikan kesempatan bagi anak untuk merasa bahwa mereka tetap diperhatikan dan dicintai. Dengan begitu, mereka lebih mampu menerima keberadaan adiknya tanpa merasa terancam.
Mengakui dan Menghargai Perasaan Anak
Mengakui perasaan cemburu anak adalah langkah penting dalam membantunya mengelola emosi tersebut. Menurut penelitian oleh Gottman dalam Emotion Coaching and Parenting, mendengarkan anak dapat membantu mereka merasa dipahami. Jika anak menunjukkan kecemburuan, orang tua bisa mengatakan, "Kakak merasa kesal karena sekarang ibu banyak menghabiskan waktu dengan adik, ya? Itu wajar kok."Dengan memberikan validasi perasaan tersebut, anak akan merasa bahwa emosi mereka diakui dan diperhatikan. Setelah itu, orang tua dapat membantu anak mencari cara untuk mengekspresikan perasaan tersebut dengan cara yang positif, seperti melalui aktivitas kreatif atau permainan.
Menghindari Perbandingan antara Kakak dan Adik
Banyak penelitian menunjukkan bahwa perbandingan antara anak-anak dapat memperburuk rasa cemburu. Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Child Psychology and Psychiatry menemukan bahwa anak-anak yang sering dibandingkan dengan saudaranya cenderung merasa tidak dihargai dan lebih sering mengalami konflik saudara. Orang tua sebaiknya menghindari kalimat, "Lihat adik, dia lebih tenang dari kakak," atau "Adik lebih cepat belajar daripada kakak."
Sebaliknya, berikan apresiasi terhadap keunikan masing-masing anak. Fokuskan pujian pada usaha dan prestasi anak, bukan pada sifat yang dibandingkan dengan adiknya. Hal ini dapat membantu anak merasa istimewa dan mengurangi kecenderungan untuk merasa cemburu.
Mengajarkan Konsep Berbagi dengan Bijak
Berbagi sering menjadi sumber konflik antara kakak dan adik, terutama ketika anak merasa bahwa barang-barang kesayangannya akan diambil oleh adik. Sebuah artikel dalam Early Childhood Research Quarterly menyarankan agar orang tua tidak memaksakan konsep berbagi, tetapi mengajarkannya secara bertahap sesuai dengan usia anak.
Misalnya, ketika adik mencoba mengambil mainan yang sedang dimainkan oleh kakaknya, orang tua bisa menjelaskan bahwa kakak berhak menyelesaikan permainannya dengan mainan tersebut sebelum memberikan gilirannya kepada adik. Ini membantu anak merasa bahwa hak-haknya diakui, sehingga lebih mudah menerima konsep berbagi tanpa merasa terpaksa.
Memberikan Pujian untuk Interaksi Positif antara Kakak dan Adik
Penelitian menunjukkan bahwa penghargaan terhadap perilaku positif dapat membantu memperkuat hubungan antara kakak dan adik. Sebuah studi dari Developmental Psychology mengemukakan bahwa anak-anak yang menerima pujian atas interaksi positif mereka dengan saudaranya dapat mengurangi persaingan antar saudara .Orang tua bisa memberikan pujian setiap kali melihat anaknya menunjukkan sikap sayang atau membantu adiknya, seperti "Ibu senang sekali melihat kakak berbagi mainan dengan adik" atau "Ayah bangga melihat kakak membantu adik merapikan mainannya." Hal ini dapat membangun hubungan yang lebih hangat dan memotivasi anak untuk berinteraksi secara positif dengan adiknya.
Menggunakan Narasi atau Cerita sebagai Media Edukasi
Banyak ahli psikologi anak menyarankan penggunaan cerita sebagai sarana untuk membantu anak memahami peran barunya sebagai kakak. Buku cerita yang menggambarkan peran kakak atau cerita tentang hewan yang menghadapi kelahiran adik bisa menjadi media yang efektif. Anak-anak dapat lebih mudah memahami situasi melalui tokoh atau karakter dalam cerita, sehingga mereka bisa mengidentifikasi dan memproses perasaan mereka dengan lebih baik.
Sebagai contoh, orang tua bisa membaca buku tentang seekor anak beruang yang belajar mencintai adik barunya, lalu berdiskusi tentang bagaimana karakter tersebut menghadapi rasa cemburu dan akhirnya menjadi kakak yang baik. Pendekatan ini memungkinkan anak melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda dan mengembangkan empati terhadap adiknya.
Mengatasi kecemburuan antara saudara bukanlah hal yang mudah, namun dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan hubungan yang lebih positif. Kunci utamanya adalah mendengarkan, memberikan perhatian yang sesuai, dan mengajarkan keterampilan emosional serta penyelesaian masalah. Dengan cara ini, kecemburuan yang mungkin muncul, bisa menjadi kesempatan bagi anak untuk belajar tentang empati, kerja sama, dan hubungan yang sehat dalam keluarga.