Cuaca buruk disertai petir bisa picu migrain
Cuaca buruk yang disertai petir ditengarai mampu menyebabkan sakit kepala dan migrain.
Makanan, cahaya, dan stres biasanya adalah penyebab umum dari sakit kepala. Namun penelitian menunjukkan bahwa cuaca buruk juga bisa menyebabkan sakit kepala serta migrain.
Dr Vincent Martin, seorang ahli kesehatan di University of Cincinnati Heath Center yang telah menangani banyak pasien dengan keluhan sakit kepala menemukan bahwa kebanyakan orang mengalami sakit kepala ketika cuaca buruk, dan ketika ada halilintar.
-
Kapan Migrain Sering Menyerang? Faktanya, migrain merupakan penyakit neurologi dan menyerang seseorang pada masa puncak kehidupannya, antara usia 30 dan 49 tahun.
-
Bagaimana cara mencegah migrain? Anda tidak bisa mencegah migrain. Namun Anda dapat mengonsumsi obat pencegah migrain seperti yang diarahkan oleh penyedia layanan kesehatan untuk mengurangi seberapa sering dan seberapa parah gejala migrain memengaruhi Anda. Anda juga dapat mempelajari lebih lanjut tentang pemicu migrain dan mencoba untuk menghindarinya.
-
Apa itu Migrain? Migrain merupakan kondisi neurologis yang kompleks dan merupakan kelainan paling umum ketiga di dunia, dengan perkiraan prevalensi global sebesar 14,7 persen.
-
Bagaimana Mengatasi Mitos Migrain di Tempat Kerja? “Melalui sosialisasi tentang mengatasi mitos migrain di tempat kerja, PERDOSNI berharap pejuang migrain yang mayoritas merupakan tenaga kerja dapat mengatasi migrain secara serius dengan berkonsultasi dengan dokter.
-
Bagaimana cara yang tepat untuk menangani migrain? Pencegahan dilakukan dengan upaya promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Kemudian juga menghindari faktor pencetus tadi dan edukasi petugas kesehatan,"
Dr Vincent dan anaknya, Geoffrey Martin, seorang mahasiswa kedokteran tingkat akhir di University of Chincinnati kemudian melakukan penelitian. Mereka mengamati 90 orang dengan sejarah migrain dan meminta mereka menulis jurnal selama tiga sampai enam bulan. Dalam jurnal tersebut, pasien menulis gejala sakit kepala termasuk tingkat rasa sakit, sensitivitas terhadap suara dan cahaya, serta lama rasa sakit.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa sekitar 31 persen orang mengalami sakit kepala ketika ada suara petir disertai kilat, sementara 28 persen orang mengalami migrain di kondisi yang serupa.
"Kami sangat senang dengan hasil yang didapatkan, karena ini juga penelitian pertama yang mengamati ini. Sebelumnya tak ada yang menemukan bahwa petir dan halilintar bisa menyebabkan migrain," jelas Martin, seperti dilansir oleh NBC News (24/01).
Meski begitu, duo Martin ini masih belum yakin mengenai alasan mengapa petir bisa menyebabkan sakit kepala. Kemungkinan, petir yang muncul memproduksi ozon ekstra yang kemudian bisa mempengaruhi orang yang memiliki sakit kepala.
Selain itu, pemicunya bisa juga karena petir membawa gelombang elektromagnetik yang bisa mengubah ion udara dan mempengaruhi pasien.
(mdk/kun)