Depresi jangka panjang bisa melipatgandakan risiko stroke
Depresi bisa memicu stroke dan melipatgandakan risikonya. Baca ulasan menarik berikut ini!
Menurut studi terbaru yang dilakukan oleh Harvard T.H. Chan School of Public Health, depresi jangka panjang bisa melipatgandakan risiko stroke pada orang dewasa, khususnya di kalangan orang dewasa di atas usia 50 tahun.
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2013. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa wanita paruh baya memiliki peningkatan risiko stroke hingga dua kali lipat akibat depresi. Bahkan setelah menghilangkan faktor risiko seperti usia, status sosial ekonomi, gaya hidup seperti merokok, alkohol, dan aktivitas fisik lainnya, wanita yang mengalami depresi masih memiliki risiko stroke lebih besar.
Penelitian lain baru-baru ini juga menemukan bahwa dua pertiga dari penderita stroke mengalami depresi dan kecemasan setelah meninggalkan rumah sakit.
"Ini adalah studi pertama yang mengevaluasi bagaimana perubahan gejala depresi dapat memprediksi perubahan risiko stroke," jelas Paola Gilsanz, peneliti dari Yerby Postdoctoral Research Fellow di Harvard Chan School.
Studi yang dilakukan oleh Paola dan timnya melibatkan 16.178 pria dan wanita yang berusia di atas 50 tahun. Studi ini dilakukan antara tahun 1998 sampai 2010 dan ditindaklanjuti setiap dua tahun sekali.
Para peserta ditanya tentang kecenderungan depresi, sejarah stroke, dan faktor-faktor risiko stroke. Dari 16.178 peserta, 1.192 mengalami stroke selama masa studi.
Jika Anda menderita depresi, Anda harus mencari cara untuk menurunkan stres dan kecemasan dengan merawat diri Anda, mengunjungi seorang terapis, makan makanan sehat, dan menjaga aktivitas fisik.
Baca juga:
Pria lompat-lompat & salat di atap rumah bikin geger warga
Efek ngeri dari kesepian, mulai dari susah tidur sampai bunuh diri
Depresi dan gangguan bipolar bikin fokus kurang tajam
Ini tips meredakan stres dari para ilmuwan
Ngeri, perut pria ini berisi ratusan koin!
-
Apa yang dimaksud dengan depresi klinis? Depresi klinis (gangguan depresi mayor) adalah jenis depresi yang menyebabkan kemurungan, rasa tertekan, dan hilangnya minat pada aktivitas yang biasa dinikmati.
-
Bagaimana ciri khas depresi klinis? Depresi klinis ditandai dengan rasa putus asa yang terus-menerus.
-
Bagaimana depresi situasional terjadi? Depresi situasional adalah contoh depresi yang tidak menentu. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya gejala murung, perubahan pola tidur dan makan, ketika ada kejadian yang memberi tekanan mental yang cukup tinggi. Gejala depresi situasional muncul akibat respons otak terhadap stres.
-
Siapa yang menjelaskan hubungan antara depresi dan kecemasan? "Depresi sering kali disertai dengan kecemasan dan sebaliknya," terang Gill.
-
Apa saja gejala khas depresi pasca melahirkan? Depresi pasca melahirkan memiliki gejala khas, seperti hilangnya minat pada aktivitas rutin, gangguan tidur, perubahan gerakan, perasaan lesu yang berkelanjutan, hingga pikiran untuk mengakhiri hidup yang berulang kali muncul.
-
Apa saja tanda dari depresi terselubung? Berikut sejumlah tanda depresi terselubung yang penting untuk segera dikenali: Perubahan Kepribadian Orang dengan depresi terselubung mungkin menjadi lebih pendiam, pasif, atau tidak peduli pada hal-hal yang penting bagi mereka. Mereka juga bisa menjadi lebih mudah tersinggung atau marah. Perubahan Pola Makan dan Tidur Depresi terselubung bisa memengaruhi pola makan dan tidur seseorang. Mereka bisa kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan. Gangguan tidur seperti insomnia atau hipersomnia juga sering terjadi. Perubahan Interaksi Sosial dan Produktivitas Kehilangan Minat pada Hobi dan Kegiatan Orang dengan depresi terselubung sering kali kehilangan minat pada hobi atau kegiatan yang mereka nikmati. Mereka bisa berhenti melakukan aktivitas yang biasanya membuat mereka bahagia. Bercanda tentang Hal-hal Negatif Mereka mungkin sering bercanda tentang topik yang berkaitan dengan depresi, seperti kematian atau bunuh diri. Ini bisa menjadi cara mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka atau mencari perhatian.