Disebut Silent Killer, Kolesterol Tinggi Bisa Berujung Penyakit Jantung dan Stroke
Beberapa penyakit kerap disebut sebagai silent killer karena tidak adanya gejala pada tahap awal. Penyakit jenis ini kerap tidak disadari di awal dan baru tampak ketika kondisi sudah terlanjur parah. Dokter spesialis gizi klinik Putri Sakti mengungkap alasan mengapa penyakit kolesterol tinggi disebut silent killer.
Beberapa penyakit kerap disebut sebagai silent killer karena tidak adanya gejala pada tahap awal. Penyakit jenis ini kerap tidak disadari di awal dan baru tampak ketika kondisi sudah terlanjur parah.
Dokter spesialis gizi klinik Putri Sakti mengungkap alasan mengapa penyakit kolesterol tinggi disebut silent killer atau pembunuh diam-diam.
-
Apa itu kolesterol? Dilansir dari situs Halodoc, kolesterol adalah lemak yang diproduksi tubuh dan bisa juga berasal dari makanan hewani. Senyawa tersebut memiliki peran membantu tubuh memproduksi vitamin D, sejumlah hormon dan asam empedu untuk mencerna lemak.
-
Kenapa kolesterol tinggi berbahaya bagi kesehatan? Kolesterol sebenarnya memiliki fungsi alami yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Namun, naiknya kolesterol dapat menyebabkan menyempitnya arteri dan membuat aliran darah terhambat.
-
Mengapa kolesterol tinggi bisa berbahaya untuk jantung? Ketika kadar kolesterol melebihi batas yang diinginkan, plak dapat menumpuk di arteri, menghalangi aliran darah ke jantung. Kondisi ini meningkatkan risiko serangan jantung dan penyakit jantung serius lainnya.
-
Kenapa penting untuk menurunkan kadar kolesterol? Kesehatan kolesterol yang baik telah lama menjadi perhatian utama dalam menjaga kesejahteraan tubuh. Dengan gaya hidup modern yang sering kali melibatkan makanan olahan dan tinggi lemak, tingkat kolesterol yang tidak seimbang dapat mengarah pada berbagai masalah kesehatan serius.
“Kenapa kolesterol itu disebut silent killer atau silent disease? Karena pada tahap awal, kolesterol itu tidak bergejala jadi membuat kita suka abai. Kadang karena enggak ada gejala kita enggak pernah cek darah kan,” ujar Putri beberapa waktu lalu.
Umumnya, orang-orang baru memeriksakan diri ketika sudah ada gejala. Padahal ketika gejala muncul, kolesterol atau lemak sudah menumpuk di pembuluh darah. Maka dari itu, kolesterol tinggi disebut sebagai silent killer.
Penyakit kolesterol tinggi sendiri bisa berujung pada penyakit jantung atau stroke. Ini tergantung pada lokasi penumpukannya.
“Tergantung penumpukannya di mana, kalau sudah dibilang silent killer, itu berarti sudah memicu penyakit.”
Maka dari itu, untuk mengetahui adanya penyakit kolesterol sejak dini maka cek darah menjadi penting.
“Bagusnya, kita dari usia 20 tahun ke atas minimal setahun sekali harus cek, apalagi kalau kita punya riwayat keluarga, entah kolesterolnya gampang tinggi, jantung, stroke, darah tinggi ya kita mulai aware hingga Stroke aja,” imbau Putri.
Putri pun menyarankan agar masyarakat menjaga pola makan dan rutin melakukan aktivitas fisik sehari-hari. Misalnya jalan cepat selama 30 menit sehari.
“Misalnya kalau kita lagi jam istirahat kerja atau lagi di mal, bisa jalan cepat selama 30 menit agar tubuh tetap aktif,” ujar Putri memberi saran.
Ganti Bahan Makanan
Kolesterol tinggi juga bisa dipicu oleh konsumsi makanan berlemak yang berlebihan atau pola makan tak sehat. Masyarakat Indonesia sendiri sangat erat kaitannya dengan konsumsi makanan yang kaya akan santan dan lemak.
Salah satu cara agar tetap bisa makan makanan Indonesia tanpa meningkatkan kolesterol adalah dengan modifikasi bahan masakannya.
“Paling enggak kita oprek cara mengolahnya. Misalnya, opor, kalau saya masak opor biasanya enggak pakai santan, saya pakai susu kedelai. Rasanya sama enaknya, tinggal kita mainkan di rempah-rempah.”
“Jadi kalau memang memungkinkan ada bahan substitusi pengganti santan otomatis itu akan membantu atau pakai santannya yang encer bukan yang terlalu kental. Atau pas makan usahakan kuahnya enggak terlalu banyak, kadang kuahnya itu yang bikin terlalu tinggi kolesterol,” kata Putri.
Reporter: Ade Nasihudin Al Ansori
Sumber: Liputan6.com