Heboh Pneumonia Misterius di China, Gejala dan Bahaya Pneumonia pada Anak
Fenomena yang sedang menjadi perbincangan adalah peningkatan kasus pneumonia misterius pada anak-anak di China bagian utara. Ini gejala yang harus diwaspadai.
Sejak pertengahan Oktober 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah intensif memantau data dari sistem pengawasan Tiongkok, yang mengungkap peningkatan kasus penyakit pernapasan yang tidak terdiagnosis. Salah satu fenomena yang mencuat adalah peningkatan kasus pneumonia misterius pada anak-anak di China bagian utara.
Heboh Pneumonia Misterius di China, Gejala dan Bahaya Pneumonia pada Anak
Penyebab Peningkatan Kasus Pneumonia Misterius
Pada tanggal 22 November 2023, WHO mengidentifikasi laporan media dan ProMED tentang "pneumonia yang tidak terdiagnosis" di rumah sakit anak-anak di Beijing, Liaoning, dan wilayah lain di China.
Permintaan resmi telah diajukan kepada China oleh WHO untuk memberikan informasi epidemiologi, klinis, dan hasil laboratorium tambahan terkait kasus-kasus ini.
Sebelumnya, pada 13 November 2023, China’s National Health Commission melaporkan peningkatan kasus penyakit pernapasan, terutama pada anak-anak. Penyebabnya dihubungkan dengan pencabutan pembatasan COVID-19 dan perubahan musim menjadi dingin, seperti yang diungkapkan dalam pernyataan resmi WHO pada 24 November 2023.
Anak-Anak Rentan Terhadap Pneumonia
Data dari Chinese Center for Disease Control and Prevention dan Beijing Children’s Hospital, yang diakses melalui telekonferensi pada 23 November 2023, menunjukkan peningkatan konsultasi rawat jalan dan penerimaan pasien anak-anak karena pneumonia, terutama yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae, RSV, virus adenovirus, dan influenza sejak Oktober 2023.
Menurut WHO, pneumonia pada anak merupakan penyebab 16 persen kematian balita pada tahun 2015. Untuk memahami lebih lanjut mengenai penyakit ini, mari kita tinjau secara detail.
Pneumonia pada anak merupakan kondisi ketika paru-paru mengalami infeksi atau peradangan. Infeksi dimulai pada sistem pernapasan bagian atas (hidung dan tenggorokan) dan berpindah ke paru-paru, menghambat pergerakan udara dalam paru-paru.
Apa Itu Pneumonia pada Anak?
Hal ini menyebabkan kesulitan bernapas karena kantung udara di paru-paru terisi nanah dan cairan, menghambat aliran oksigen ke aliran darah.
Gejala pneumonia pada anak melibatkan demam, batuk kering atau berdahak, muntah-muntah, nyeri dada, nyeri perut, kelelahan, kehilangan nafsu makan, dan pada kondisi lebih parah, warna bibir dan kuku yang membiru.
Faktor Risiko dan Komplikasi Pneumonia pada Anak
Penyebab pneumonia pada anak dapat bervariasi, termasuk infeksi virus seperti influenza, Mycoplasma pneumoniae, RSV, dan Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Bakteri seperti Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza type b (HiB), dan Staphylococcus aureus juga dapat menyebabkan penyakit ini.
Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, masalah kesehatan kronis seperti asma, atau paparan asap rokok pasif memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia. Komplikasi yang mungkin terjadi termasuk masalah pernapasan parah, bakteri masuk ke dalam darah, dan pada kondisi tertentu, pneumonia dapat menjadi penyakit yang mengancam jiwa.
Diagnosis dan Pengobatan Pneumonia pada Anak
Dokter akan mendiagnosis pneumonia pada anak melalui pemeriksaan fisik, melibatkan melihat pola pernapasan, mendengarkan suara abnormal dari paru-paru, dan melakukan tes darah.
Pemeriksaan lain mungkin melibatkan X-Ray atau CT scan dada, tes oksimetri untuk mengukur kadar oksigen dalam darah, dan dalam kasus tertentu, bronkoskopi.
Pengobatan pneumonia pada anak tergantung pada penyebabnya.
Virus umumnya tidak memerlukan antibiotik, sementara bakteri memerlukan pengobatan khusus. Perawatan melibatkan istirahat, asupan cairan yang cukup, dan penggunaan obat-obatan seperti parasetamol dan antibiotik sesuai resep dokter.
Penting bagi orangtua untuk melakukan langkah-langkah pencegahan. Salah satunya adalah memberikan vaksin pada anak sejak usia 2 bulan, sesuai dengan rekomendasi dokter. Vaksin dapat membantu melindungi anak dari penyakit pneumonia dan komplikasinya.
Pencegahan Pneumonia pada Anak
Selain itu, mengajari anak untuk menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, mencuci tangan secara teratur dengan sabun, dan menghindari paparan asap rokok aktif dapat membantu mencegah penyebaran penyakit ini.
Jika gejala pneumonia pada anak semakin memburuk, seperti demam tinggi yang berlangsung beberapa hari, kesulitan bernapas, atau gejala lainnya, segera konsultasikan dengan dokter.