Kecanduan seks memang benar-benar nyata!
Menurut para peneliti, kecanduan seks tidak bisa dijadikan alasan pembenaran kasus perselingkuhan.
Pernyataan bahwa seseorang bisa mengidap kecanduan seksual selama ini cukup kontroversial. Namun akhirnya peneliti mampu membuktikan kalau kecanduan seks memang benar-benar kelainan yang nyata. Mereka bahkan menyebutkan beberapa ciri dari penderita kecanduan seks.
Seperti yang dilansir dari The Inquistr (12/10), penelitian mengenai kecanduan seks ini dilakukan oleh para ahli dari University of California Los Angeles (UCLA).
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Apa itu kue ketan? Kue ketan adalah salah satu makanan tradisional yang memiliki tempat istimewa dalam ragam kuliner nusantara.
-
Kapan Hada Kusumonegoro menikah? Tak lagi single, rupanya putri Indro Warkop ini sudah menikah lho. Ia menikah dengan pria bernama Adham ini pada tahun 2013 silam.
-
Kapan Waduk Kembangan buka? Jam operasional Waduk Kembangan adalah setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WIB.
-
Kapan kelomang berganti cangkang? Kelomang memiliki kebiasaan berganti rumah dengan cara meninggalkan cangkang lama dan mencari cangkang baru yang lebih besar ketika ukurannya bertambah.
-
Apa yang dimaksud dengan kesemutan? Kesemutan adalah sensasi yang umumnya dirasakan sebagai perasaan kebas, mati rasa, atau seperti jarum-jarum yang menusuk di bagian tubuh tertentu.
Menurut para peneliti, kecanduan seks tidak bisa dijadikan alasan pembenaran kasus perselingkuhan. Meskipun selama ini penderita sering mengeluhkan tidak bisa mengontrol keinginan seksnya.
Peneliti kemudian menyebutkan kalau kecanduan bercinta tersebut dimasukkan ke dalam gangguan mental. Namanya Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, yang merupakan pemicu dari kecanduan seks itu sendiri.
Sebelum ada penelitian dari UCLA, definisi formal dari para ahli menyatakan kalau kecanduan seks bukan merupakan gangguan mental. Sehingga mereka tidak menyediakan layanan pengobatan bagi para penderita. Namun hasil penelitian ini bisa menjadi kabar baik bagi pecandu seks, karena mereka akhirnya mendapatkan hak untuk menyembuhkan penyakit mentalnya.
Peneliti kemudian menyebutkan beberapa gejala dari kecanduan seks. Misalnya keinginan yang tidak bisa dikendalikan untuk bercinta dengan fantasi seksual yang intens, perilaku seksual, dan dorongan seksual yang berlangsung setidaknya enam bulan.
Ciri tersebut pun jelas seolah mengindikasikan kalau kecanduan seks perlu ditangani secara khusus. Bukan diserahkan pada para ahli yang menangani masalah kecanduan obat-obatan atau alkohol.
"Penderita akan merasa seks adalah yang paling penting, bahkan memilih seks di atas segalanya meskipun itu menghancurkan kehidupannya. Misalnya sampai kehilangan pekerjaan, kandasnya hubungan asmara, dan masalah keuangan," tutur peneliti Rory Reid.
Peneliti dari UCLA tersebut tepatnya mewawancarai 200 orang di klinik kesehatan mental. Peneliti kemudian melaporkan hasil dari studi dalam Journal of Sexual Medicine.
(mdk/riz)