Benarkah Pria Berotak Mesum dan Memikirkan Seks Melulu?
Selama ini pria kerap dianggap berotak mesum dan terus memikirkan seks. Apakah faktanya seperti itu?
Stereotip bahwa pria memikirkan seks setiap tujuh detik mungkin sudah sering Anda dengar. Namun, apakah benar pria sebegitu terobsesinya dengan seks? Apakah pemikiran seksual mendominasi kehidupan pria sepanjang hari?
Fakta Tentang Frekuensi Pikiran Seksual pada Pria
-
Bagaimana otak pria bekerja saat masturbasi? Dalam studi yang dilaporkan oleh New Scientist pada tahun 2011, ditemukan bahwa saat orgasme, pola aktivitas otak antara seks solo dan seks dengan pasangan berbeda.Saat seseorang melakukan masturbasi, bagian otak yang bertanggung jawab atas kontrol diri justru mati, sementara pusat imajinasi bekerja lebih keras.
-
Kenapa pria lebih sering masturbasi? Salah satu alasan utama mengapa pria lebih sering masturbasi dibanding wanita adalah adanya stigma sosial yang masih melekat pada seksualitas wanita.
-
Siapa yang punya dorongan seksual sama? 'Dorongan seksual pria dan wanita sebenarnya relatif sama, dan perbedaan dorongan seksual lebih banyak terlihat di dalam jenis kelamin itu sendiri, bukan di antara mereka.'
-
Siapa yang mudah terangsang? Beberapa orang merespons stres dengan peningkatan libido, sementara yang lain justru mengalami penurunan hasrat seksual.
-
Apa yang membuat pria lebih 'terlihat' seksual? Ketika pria terangsang, hal itu dapat terlihat jelas melalui ereksi. Sebaliknya, pada wanita, rangsangan seksual tidak terlalu terlihat secara eksternal,' jelas Rodriguez.
-
Apa ciri khas hiperseksualitas? Kecanduan seks, juga dikenal sebagai perilaku seksual kompulsif atau hiperseksualitas, adalah kondisi di mana seseorang memiliki fokus yang sangat intens pada perilaku, fantasi, atau dorongan seksual yang sulit dikendalikan.
Dilansir dari Hims, menurut sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Sex Research pada April 2011, pria rata-rata memikirkan seks sekitar 19 kali sehari. Sebagai perbandingan, wanita memikirkan seks sekitar 10 kali sehari. Studi ini dilakukan oleh Terri Fisher dan tim penelitinya di Ohio State University, yang meminta 283 mahasiswa untuk mencatat pikiran mereka tentang seks, makanan, dan tidur selama tujuh hari.
Menariknya, hasil studi menunjukkan bahwa pria tidak hanya lebih sering memikirkan seks, tetapi juga makanan (sekitar 18 kali sehari) dan tidur (11 kali sehari) dibandingkan wanita. Ini mengindikasikan bahwa pria mungkin lebih sering memikirkan kebutuhan biologis secara keseluruhan, bukan hanya seks semata.
Jadi, klaim bahwa pria memikirkan seks setiap tujuh detik, yang berarti sekitar 8.000 pikiran seksual selama jam bangun, jelas sebuah mitos yang dilebih-lebihkan.
Mengapa Pria Lebih Sering Memikirkan Seks?
Faktor biologis memainkan peran penting dalam dorongan seksual pria. Testosteron, hormon seks utama pada pria, dikenal sebagai pendorong utama keinginan seksual. Penelitian menunjukkan bahwa kadar testosteron yang tinggi berkorelasi dengan peningkatan pikiran seksual, minat, dan respons terhadap rangsangan seksual.
Namun, tidak semua pikiran seksual pria muncul secara spontan. Banyak di antaranya dipicu oleh rangsangan eksternal seperti melihat pasangan dalam pakaian menarik, kenangan akan pengalaman seksual sebelumnya, atau bahkan momen-momen romantis sederhana.
"Pikiran seksual sering kali menjadi bagian dari respons alami terhadap lingkungan dan situasi, bukan tanda obsesi," jelas Dr. Justin Lehmiller, seorang peneliti di bidang seksualitas.
Mengapa Mitos Ini Banyak Dipercaya?
Stereotip tentang pria sebagai makhluk yang "berotak mesum" banyak dipengaruhi oleh budaya populer, termasuk film, iklan, dan lelucon sehari-hari. Dalam banyak narasi, pria sering digambarkan sebagai individu yang didorong oleh nafsu tanpa kendali.
Namun, stereotip ini tidak hanya tidak akurat tetapi juga merugikan. Pria yang tidak memenuhi ekspektasi ini sering merasa tidak "cukup jantan." Sebaliknya, pria yang memiliki pikiran seksual aktif juga bisa merasa malu jika dianggap terlalu terobsesi dengan seks.
Penelitian dari studi yang sama juga menemukan bahwa sikap terhadap seks (erotofilia) memainkan peran lebih besar daripada jenis kelamin dalam menentukan frekuensi pikiran seksual. Artinya, orang yang nyaman dengan seksualitasnya lebih mungkin melaporkan pikiran seksual dibandingkan mereka yang tidak, tanpa memandang jenis kelamin.
Apakah Pikiran Seksual Sehat?
Menurut studi yang diterbitkan pada tahun 2021, pikiran seksual dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan mental dan hubungan. Pikiran seksual yang sehat sering kali terkait dengan rasa percaya diri, keamanan emosional, dan kemampuan untuk menciptakan hubungan yang lebih intim.
Namun, ada batasan. Ketika pikiran seksual mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, itu bisa menjadi tanda adanya masalah, seperti perilaku seksual kompulsif atau ketidakseimbangan hormon. "Obsesi terhadap seks dapat berdampak negatif pada produktivitas, hubungan, dan kesehatan mental," kata Dr. Kelly Brown, seorang pakar kesehatan seksual.
Sebaliknya, kurangnya pikiran seksual juga dapat menjadi tanda masalah kesehatan seperti stres, depresi, atau penurunan kadar testosteron. Jika ini terjadi secara terus-menerus, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
Meskipun pria memikirkan seks lebih sering daripada wanita, hal ini tidak berarti bahwa hidup mereka hanya berputar di sekitar seks. Pikiran seksual adalah bagian alami dari kehidupan, tetapi bukan satu-satunya fokus. Pria juga memikirkan berbagai hal lain, termasuk karier, keluarga, dan tujuan hidup mereka.
Sebaliknya, pemahaman yang lebih mendalam tentang peran seksualitas dalam kehidupan pria dapat membantu mengurangi stigma dan stereotip yang salah. Dalam hubungan, komunikasi yang terbuka dan sikap saling menghargai terhadap kebutuhan seksual dan emosional masing-masing pasangan adalah kunci untuk menciptakan keintiman yang lebih mendalam.