Kenali Perbedaan Terapi Hemodialisis (HD) dan Hemodiafiltrasi (HDF) yang Sering Dijalani Pasien Penyakit Ginjal
Kenali perbedaannya untuk menemukan perawatan yang tepat.
Misalnya saja pada ginjal yang menjadi salah satu organ sistem ekskresi yang berperan untuk menyaring limbah dan racun yang ada di dalam darah, lalu membuangnya dalam bentuk urine.
Jika seseorang mengalami penyakit atau gangguan pada ginjal, maka limbah dan racun yang ada di dalam darah tidak bisa tersaring dengan baik. Hal ini bisa menyebabkan akibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat.
Bagi pasien yang mengalami penyakit ginjal, ada 2 jenis terapi yang biasanya dijalani yaitu hemodialisis dan hemodiafiltrasi. Apa sih bedanya? Simak penjelasan dr. Mirna Nurasri Praptini, Sp.PD, M.Epid, KGH, FINASIM, Spesialis Penyakit Dalam - Konsultan Ginjal Hipertensi di RS EMC Alam Sutera berikut ini!
Hemodialisis (HD)
Dikenal juga dengan istilah cuci darah, hemodialisis adalah terapi yang diperlukan oleh pasien dengan penyakit ginjal yang seharusnya bisa dilakukan oleh organ ginjal di dalam tubuh. Hemodialisis sendiri bisa membantu mengontrol tekanan darah dan menyeimbangkan mineral di dalam darah seperti natrium, kalium, dan kalsium. Perlu diketahui bahwa terapi ini bukan untuk menyembuhkan, tapi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
-
Apa yang dilakukan hemodialisis untuk membantu pasien ginjal? Hemodialisis, sering dikenal sebagai cuci darah, adalah prosedur yang menggantikan fungsi ginjal dalam menyaring limbah dan cairan berlebih dari darah ketika ginjal tidak lagi mampu melakukannya.
-
Mengapa hemodialisa penting untuk orang dengan gagal ginjal? Hemodialisa adalah prosedur medis yang sangat penting bagi orang-orang dengan gagal ginjal. Ini membantu menggantikan beberapa fungsi ginjal yang hilang dan memungkinkan pasien untuk menjalani kehidupan yang lebih baik meskipun dengan kondisi ginjal yang tidak optimal.
-
Kenapa hemodialisis menjadi penting bagi pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir? Prosedur ini penting untuk pasien dengan gagal ginjal tahap akhir (End-Stage Renal Disease, ESRD), yang tidak memiliki pilihan lain selain transplantasi ginjal atau hemodialisis untuk bertahan hidup.
-
Kapan hemodialisis biasanya dilakukan? Proses ini biasanya dilakukan tiga kali seminggu, setiap sesi berlangsung sekitar 3-5 jam di pusat dialisis atau di rumah dengan peralatan yang sesuai.
-
Apa itu hemodialisa? Hemodialisa adalah perawatan yang melibatkan penyaringan limbah dan air dari darah menggunakan mesin khusus yang berfungsi sebagai ginjal buatan.
-
Bagaimana proses kerja dari hemodialisis? Hemodialisis bekerja dengan mengalirkan darah pasien melalui mesin dialisis yang memiliki filter khusus (dialisator) untuk membersihkan darah dari limbah dan cairan berlebih. Darah yang sudah dibersihkan kemudian dikembalikan ke tubuh pasien.
Terapi yang satu ini direkomendasikan untuk pasien yang sudah mengalami penurunan fungsi ginjal hingga 15%. Bisa juga dijalani pasien yang telah memiliki gejala berat yang disebabkan penyakit ginjal, seperti sesak napas, kelelahan, kram otot, dan muntah.
Dalam prosesnya, hemodialisis dilakukan dengan mesin khusus yang bertugas seperti ginjal artifisial atau ginjal buatan. Mesin tersebut akan mencuci darah untuk menyingkirkan limbah dan racun serta air berlebih yang ada di dalam darah pasien.
Nantinya, jarum akan dimasukkan ke pembuluh darah pasien untuk menghubungkan aliran darah ke mesin hemodialisis. Darah tersebut akan dicuci di dalam mesin dan setelah proses penyaringan selesai, maka darah bersih akan kembali mengalir ke dalam tubuh pasien. Rangkaian proses hemodialisis ini memakan waktu sekitar 4 jam dan pasien perlu menjalani terapi 2-3 sesi dalam seminggu.
Hemodiafiltrasi
Terapi yang satu ini tidak jauh berbeda dengan hemodialisis, yaitu menggantikan peran ginjal dalam menyaring darah dari limbah dan racun. Bedanya, hemodiafiltrasi adalah gabungan dari 2 teknik yaitu hemodialisis (difusi) dan hemofiltrasi (konveksi) yang meningkatkan penyaringan dan pembersihan zat terlarut pada spektrum dengan berat molekul lebih luas. Mesin hemodiafiltrasi juga bisa dikatakan lebih baik dibandingkan mesin hemodialisis biasa.
- Mengeluarkan racun-racun dalam ukuran yang kecil, sedang maupun besar di dalam tubuh
- Menurunkan resiko kematian lebih tinggi
- Menurunkan potensi pasien menjalani rawat inap
- Meminimalisir penyebab turunnya nafsu makan
- Mengurangi efek samping cuci darah seperti gatal-gatal, tekanan darah rendah, pusing dan mual.
Terapi ini idealnya diberikan kepada pasien yang punya kondisi jantung dan tekanan darah tidak stabil. Nggak semua pasien yang mengalami gangguan ginjal bisa melakukan hemodiafiltrasi, karena pasien dengan jumlah Quick of Blood (Qb) di atas 300 yang dapat menjalani terapi ini.
Baik hemodialisis maupun hemodiafiltrasi hanya bisa dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas tersebut. Salah satunya adalah RS EMC Alam Sutera yang menyediakan pelayanan hemodialisis dan hemodiafiltrasi dengan mesin teknologi canggih.
Bagi pasien yang memiliki riwayat penyakit ginjal, segera konsultasikan kondisi yang dialami tepat dengan dr. Mirna Nurasri Praptini, Sp.PD, M.Epid, KGH, FINASIM, Spesialis Penyakit Dalam - Konsultan Ginjal Hipertensi RS EMC Alam Sutera agar mendapatkan penanganan yang tepat.