Kesepian membuat orang jadi kanibal?
Kanibalisme seringkali dilatarbelakangi penyimpangan perilaku yang dikaitkan dengan psikopat. Benarkah?
Seorang koki berkebangsaan Rusia ditangkap setelah ketahuan melakukan praktik kanibalisme. Rupanya, pria, 21, yang bekerja sebagai koki itu tergoda untuk makan daging manusia. Tanpa ampun, ia pun menikam pasangan gaynya dengan membabi-buta. Setelah membunuhnya, ia merekam adegan memasak anggota tubuh pasangannya.
"Terdakwa setidaknya ingin mencoba makan sepuluh orang lagi," ungkap penyidik Fedor Bludenov kepada Daily Mail. Ivan juga mem-posting video masaknya secara online.
Kanibalisme tampak begitu mengerikan. Pelaku kanibal memiliki ketertarikan yang besar untuk makan daging manusia. Mereka tidak akan menyesali perbuatan mereka. Sepanjang sejarah, manusia telah makan daging manusia.
"Ada individu-individu tunggal (tak ada interaksi sosial) yang merasakan bahwa makan daging manusia benar-benar memuaskan. Mereka melakukannya karena mereka menikmatinya. Mereka memiliki kepribadian psikopat dan merasakan kesepian yang ekstrim. Beberapa kanibal adalah seorang psikotik.
"Richard Trenton Chase adalah seorang pembunuh berantai yang mengonsumsi darah korbannya karena ia percaya alien ruang angkasa akan mengubah darahnya menjadi bubuk. Jelas, Richard adalah seorang penderita skizofrenia paranoid. Meski semua kanibal tidak psikotik, mereka sangat tahu apa yang mereka lakukan," Postingan ini ditulis oleh Deborah Schurman-Kauflin, Ph.D. di psychologytoday.com dengan judul Why Cannibals Love Eating People.
Penganut kanibalisme mengalami euforia yang mengaktifkan pusat kesenangan di otak. Proses mencacah tubuh korban membuat perasaan mereka semakin rileks. Kebanyakan dari penganut kanibalisme adalah penyendiri yang ekstrem. Mereka merasa terisolasi dan kesal. Untuk mengisi kekosongan, mereka membunuh dan memakan korbannya.
-
Bagaimana cara simpanse melakukan kanibalisme? Untuk menguasai sumber makanan, simpanse membunuh anak-anak dari kelompok lain, membagi dagingnya, dan memakannya di atas pohon. Pejantan sering mencuri bayi dari ibu mereka, membunuh, dan memangsa mereka untuk meningkatkan peluang reproduksi. Betina, meskipun jarang, juga dapat membunuh bayi yang tidak berhubungan dengan mereka.
-
Mengapa nenek moyang manusia melakukan kanibalisme? Ada banyak contoh dari nenek moyang manusia modern yang memakan sesamanya untuk asupan gizi, tapi fosil ini menunjukkan manusia saling memakan satu sama lain untuk keperluan bertahan hidup.
-
Kapan praktik kanibalisme sebagai bagian dari ritual pemakaman terjadi di Eropa barat laut? Pada zaman akhir Paleolitikum Atas, sekitar 15.000 tahun yang lalu, kelompok manusia Magdalenian mendiami Eropa barat laut. Bukti baru ini merupakan catatan tertua tentang perilaku kanibalisme, yaitu praktik memakan daging manusia yang sudah meninggal.
-
Mengapa praktik kanibalisme sebagai bagian dari ritual pemakaman dilakukan oleh kelompok Magdalenian? “Kami menginterpretasikan bukti arkeologis bahwa kanibalisme dipraktikkan beberapa kali di seluruh Eropa barat laut dalam waktu singkat sebagai indikasi bahwa perilaku ini adalah bagian dari upacara pemakaman yang dilakukan di antara kelompok-kelompok Magdalenian, dan tidak hanya dipraktikkan karena kebutuhan.
-
Siapa yang mempraktikkan kanibalisme sebagai bagian dari ritual pemakaman di Eropa barat laut? “Kami menginterpretasikan bukti arkeologis bahwa kanibalisme dipraktikkan beberapa kali di seluruh Eropa barat laut dalam waktu singkat sebagai indikasi bahwa perilaku ini adalah bagian dari upacara pemakaman yang dilakukan di antara kelompok-kelompok Magdalenian, dan tidak hanya dipraktikkan karena kebutuhan.
-
Dimana praktik kanibalisme sebagai bagian dari ritual pemakaman terjadi di Eropa barat laut? Penemuan ini berpusat di sekitar Gua Gough, yang terletak di Cheddar Gorge, yaitu sebuah situs Paleolitikum ternama yang dikenal karena penemuan cangkir tengkorak manusia.
Hal itu membuat mereka tidak pernah sendirian. Mereka tahu bahwa si Korban tetap bersama mereka. "Menyatu" di dalam tubuh dan aliran darah. Kanibalisme begitu memabukkan dan mendorong mereka untuk melakukannya lagi. Para kanibal selalu bangga dengan perbuatan mereka.
"Sayangnya, sangat sulit untuk memprediksi siapa yang akan menjadi kanibal. Mungkin ada tanda-tanda pada masa remaja seperti membunuh hewan kecil dan minum darah mereka. Namun, pelaku berusaha keras untuk menyembunyikan perilaku ini. Seseorang dengan kecenderungan psikopat yang tertarik pada darah dan kematian selalu menjadi perhatian. Ia lebih suka menghabiskan waktu untuk fokus pada darah dan pembunuhan," kutipan lanjutan dari Why Cannibals Love Eating People.
Kanibalisme juga terkait penyimpangan perilaku seksual. Seorang pria Jerman, Armin Meiwes, 42, mewujudkan fantasi seksualnya dengan memakan pasangannya. Anehnya, pacar Armin bersedia dimakan dengan suka rela. Praktik kanibalisme seksual biasanya bermula lewat komunikasi di internet. Pertemuannya dengan Bernd-Juergen Brandes, 43, seorang insinyur komputer dari Berlin, diawali melalui perkenalan mereka di sebuah situs kanibal online. Rudolf Egg, psikolog dari lembaga kriminologi terkemuka Jerman, percaya bahwa ada ribuan calon kanibal seperti Armin di seluruh dunia, seperti yang dilansir di theage.com.au.
Karen Hylen, terapis utama di KTT Malibu Treatment Center di California, mengatakan bahwa secara historis manusia melakukan kanibalisme untuk bertahan hidup atau alasan agama. Kini interpretasi modern dari kanibalisme lebih terfokus pada penyakit kecanduan atau mental.
Karen mengatakan kepada huffingtonpost.com: "Kanibal memiliki kecanduan tidak hanya pada aspek makan, tetapi juga pada ritual berburu mangsanya. Layaknya pecandu kokain yang sedang menikmati sensasi menelan obatnya."
"Sampai saat ini, tidak ada obat atau pengobatan yang efektif untuk para kanibal karena tidak ada obat atau psikoterapi yang dapat menanamkan sikap empati pada manusia," tambahnya.
Miskinnya interaksi sosial antar manusia merupakan salah satu penyebab munculnya fenomena kanibalisme. Para kanibal mulai berfantasi karena mereka merasakan kesepian dan kesendirian yang ekstrim. Betapa ketakutan dan kekosongan mempengaruhi alam bawah sadar mereka. Faktanya, kanibalisme memang menjadi bagian penting dari peradaban manusia. Kemunculannya jelas dipengaruhi banyak faktor, terutama aspek psikologis.