Anak Mulai Mengumpat, Ini Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua agar Tidak Menjadi Kebiasaan
Pada saat anak mulai mengumpat, orangtua perlu untuk mengetahui cara menanggapinya dengan tepat agar hal ini tidak jadi kebiasaan bagi mereka.
Pada saat anak mulai mengumpat, orangtua perlu untuk mengetahui cara menanggapinya dengan tepat agar hal ini tidak jadi kebiasaan bagi mereka.
-
Kenapa kebiasaan mengompol pada anak perlu diatasi? Mengompol adalah hal yang normal selama anak masih dalam fase pertumbuhan. Namun, jika perilaku ini terus berlangsung hingga anak berusia lebih dari 7 tahun, orang tua perlu mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya.
-
Apa yang harus dilakukan orang tua saat anak tantrum? Tetap Tenang dan Sabar Saat anak mengalami tantrum, penting bagi orang tua untuk tetap tenang dan sabar.
-
Apa saja kebiasaan buruk anak yang bisa diatasi? Berikut sejumlah kebiasaan buruk anak yang perlu diatasi orangtua: Menggigit Jempol, Menggigit Kuku, Mengisap/Menggigit/Sedot Bibir, Mengupil, Memainkan Rambut, Menggeretakkan Gigi, Waktu Layar Berlebihan, Kebiasaan Makan yang Buruk, Tidur Tengah Malam, Merasa Takut, Keras Kepala, Berbohong, Menolak Menerima Tanggung Jawab, Mengganggu Orang Lain, Perilaku Agresif, Mengeluh.
-
Gimana cara orangtua mengatasi tantrum anak? Pola asuh dan arahan dari orangtua menjadi kunci penting untuk mengatasi tantrum agar tidak semakin parah.
-
Apa yang harus dilakukan saat anak tantrum? Saat anak tantrum, ibu tetap harus menghadapinya dengan penuh ketenangan. Tarik napas dalam-dalam dan usahakan untuk nggak ikut terbawa emosi si anak.
Anak Mulai Mengumpat, Ini Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua agar Tidak Menjadi Kebiasaan
Pada satu fase, anak akan mulai terdengar belajar kata-kata buruk seperti mengumpat atau memaki. Pada saat terjadi kondisi seperti ini, orangtua perlu mengatasinya dengan tepat agar hal ini tidak menjadi kebiasaan bagi mereka.
Mendengar anak mengumpat mungkin menjadi momen yang mengejutkan dan memprihatinkan bagi orangtua. Bahasa kasar yang digunakan oleh anak bisa menjadi kebiasaan yang mengganggu jika tidak ditangani dengan tepat.
Pada saat anak mulai menggunakan kata-kata kasar atau mengumpat, orangtua sebaiknya tidak diam saja dan harus langsung meresponsnya. Dilansir dari Parents, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan orangtua untuk mengatasi masalah ini.
Pahami Nilai Keluarga Anda
Nilai-nilai keluarga Anda memainkan peran besar dalam menentukan bagaimana Anda harus merespons ketika anak mulai mengumpat.
Bagi beberapa keluarga, mengumpat mungkin bukan masalah besar dan dapat diterima sebagai bagian dari ekspresi diri. Namun, bagi keluarga yang merasa sangat terganggu dengan bahasa kasar, penting untuk segera menangani masalah ini.
Apapun sikap keluarga Anda, penting untuk mengajarkan kepada anak bahwa meskipun keluarga mungkin tidak merasa tersinggung dengan sumpah serapah, orang lain bisa saja merasa terganggu. Jelaskan kepada anak bahwa meskipun mereka mungkin mendengar kata-kata kasar dari orang lain, hal itu tidak berarti kata-kata tersebut selaras dengan nilai-nilai keluarga Anda dan sebaiknya tidak diulang di rumah atau di hadapan anggota keluarga lainnya.
Pertimbangkan Alasan di Balik Perilaku Anak
Ketika memutuskan cara menanggapi bahasa kasar, pertimbangkan alasan di balik pilihan kata anak Anda. Cara dan tempat kata kasar digunakan sangat penting.
Misalnya, seorang anak berusia lima tahun yang mengulang kata yang didengar di sekolah sangat berbeda dengan remaja berusia lima belas tahun yang mengumpat pada guru. Kedua insiden tersebut memerlukan reaksi yang berbeda—dalam kasus pertama, disiplin mungkin tidak diperlukan.
Terkadang anak mengumpat karena mereka kekurangan keterampilan hidup penting. Misalnya, mereka mungkin merasa canggung secara sosial, kesulitan berkomunikasi, atau ingin diterima oleh kelompok teman baru. Dalam hal ini, penting untuk mengajarkan anak cara menghadapi situasi menantang dengan percaya diri dan akal sehat.
Jadilah Contoh yang Baik
Pertimbangkan perilaku Anda sendiri sebagai orangtua. Jika Anda sering mengumpat, kemungkinan besar anak Anda akan meniru.
Mengatakan kepada anak, "Ini adalah kata-kata orang dewasa, jadi saya boleh mengatakannya tetapi kamu tidak," tidak cukup untuk mengatasi masalah ini. Anak-anak ingin menjadi seperti orang dewasa dan akan meniru apa yang Anda lakukan.
Jika Anda sudah agak longgar dengan bahasa Anda dan anak Anda mulai mengumpat, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah bahasa Anda sendiri. Jika Anda menunjukkan cara mengelola kemarahan dan mengekspresikan diri tanpa mengumpat, anak Anda akan belajar cara melakukan hal yang sama.
Abaikan Jika Anak Menginginkan Perhatian
Anak-anak sering kali mengulangi perilaku yang mendapatkan banyak perhatian, bahkan jika itu perhatian negatif. Jika Anda tertawa atau membuat keributan besar karena kata-kata kasar, hampir dapat dipastikan bahwa anak Anda akan mengatakannya lagi.
Sebaliknya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki hubungan yang penuh kasih dengan pengasuh mereka cenderung tidak menunjukkan perilaku mencari perhatian. Pastikan Anda menghabiskan waktu dengan anak Anda kapan pun ada kesempatan.
Mengabaikan perilaku ini bisa menjadi strategi yang baik untuk memulai, terutama untuk anak-anak kecil. Jika kata-kata kasar terus diulang, meskipun diabaikan, jelaskan bahwa itu bukan kata yang baik dan tidak seharusnya digunakan lagi.
Tetapkan Aturan Tentang Mengumpat
Aturan membantu anak-anak mengetahui batasan mereka. Tentukan apa aturan Anda di rumah mengenai bahasa kasar, dan buatlah aturan tersebut bersama dengan konsekuensi atau hadiah yang tersedia untuk anak-anak. Berikut beberapa ide:
Jika anak mengumpat saat marah, memberikan waktu tenang dapat menjadi cara yang baik untuk mengajarkan mereka cara menenangkan diri sebelum mengatakan sesuatu yang akan membuat mereka dalam masalah.
Metode "swear jar" atau "celengan sumpah" juga dapat diterapkan, di mana setiap orang di rumah harus memasukkan sejumlah uang—misalnya seperempat—ke dalam celengan setelah melakukan pelanggaran. Ini paling efektif untuk remaja yang mungkin sudah memiliki uang dan akan terpengaruh oleh keharusan memberikan sebagian darinya.
Gunakan sistem hadiah untuk mendorong anak-anak menggunakan bahasa yang baik. Mengetahui bahwa ada hadiah yang menanti bisa menjadi cara yang baik untuk memotivasi anak-anak menggunakan kata-kata yang baik sepanjang hari.