Ketahui Sejumlah Perbedaan Gejala antara DBD dan Tipes
Agar orangtua tak bingung lagi dan tepat dalam melakukan penanganan pertama, dokter spesialis anak di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Mulya Rahma Karyanti menjelaskan perbedaan DBD dan tipes.
Demam tinggi kerap menjadi tanda dari demam berdarah dengue (DBD) dan demam tifoid atau tipes. Kedua masalah ini kerap mendera penduduk Indonesia, terutama usia anak.
Banyaknya masalah kesehatan yang diawali oleh demam tinggi membuat orangtua kerap khawatir ketika badan anak demam. Tak jarang orangtua kebingungan ketika anak demam, apakah sang buah hati mengalami DBD atau tipes?
-
Kenapa belajar dari kesalahan penting untuk anak muda? Belajar dari kesalahan termasuk proses pendewasaan yang perlu dilakukan setiap orang. Bukan tanpa alasan, belajar dari kesalahan dapat memberikan berbagai manfaat bagi perkembangan diri, yaitu sebagai berikut:• Pengembangan Kemampuan Problem Solving: Kesalahan memberikan peluang untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi. Melalui pengalaman, kita belajar untuk mengatasi kesalahan dan menemukan cara yang lebih baik untuk menangani situasi serupa di masa depan.
-
Apa masalah kesehatan serius yang banyak dihadapi anak-anak Indonesia? Dokter spesialis anak divisi endokronologi dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 merupakan masalah serius yang paling umum dihadapi anak-anak Indonesia.
-
Mengapa menjaga kesehatan rambut penting untuk anak? Bagi anak-anak, rambut yang sehat sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan dalam beraktivitas sehari-hari.
-
Apa masalah kesehatan yang sering dialami oleh anak kuliah? Masalah utama yang sering dialami oleh anak kuliahan adalah pola makan yang tidak seimbang. Jadwal kuliah yang padat serta uang saku terbatas seringkali membuat mereka mengabaikan waktu makan atau memilih makanan cepat saji yang kurang sehat.
-
Apa saja tanda-tanda demam berdarah pada anak? Tanda-tanda demam berdarah pada anak biasanya ditandai dengan demam tinggi 3 hingga 14 hari. Awalnya, kondisi ini tidak menunjukkan tanda-tanda gejala sama sekali. Terutama bagi anak yang sebelumnya belum pernah menderita DBD. Dalam beberapa kasus, tanda-tanda demam berdarah pada anak sama seperti gejala flu biasa. Hal ini yang kemudian cukup sulit membedakan gejala DBD dengan flu biasa. Namun, ada beberapa tanda-tanda berdarah pada anak yang sering dijumpai, antara lain: • Muncul keluhan nyeri pada otot dan pegal linu di seluruh tubuh. • Demam tinggi selama 3-14 hari setelah digigit nyamuk. • Pembengkakan pada kelenjar bening. • Anak mengeluhkan mual dan sakit kepala. • Gejala DBD pada anak yang pertama, yaitu perubahan suhu secara drastis, dari demam menjadi hipotermia. • Anak mengalami mimisan. • Gusi berdarah tanpa sebab. • Anak merasa lelah, gelisah, mudah tersinggung, dan mudah marah. • Mengalami sakit perut terasa nyeri ketika ditekan. • Muntah secara terus-menerus.
-
Mengapa penting menjaga kesehatan saluran cerna anak? Sederhananya, sistem saluran cerna ini memiliki peran untuk menjaga daya tahan si kecil. Yup, sekitar 70% sistem imun manusia sebenarnya berasal dari organ pencernaan, seperti usus.
Agar orangtua tak bingung lagi dan tepat dalam melakukan penanganan pertama, dokter spesialis anak di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Mulya Rahma Karyanti menjelaskan perbedaan DBD dan tipes.
Karyanti mengungkap, sebenarnya infeksi dengue atau DBD memiliki perbedaan mendasar dengan tipes, yakni dari penyebabnya.
“Infeksi dengue itu penyebabnya virus, sedangkan infeksi demam tifoid itu penyebabnya bakteri Salmonella typhi,” tuturnya beberapa waktu lalu.
Perbedaan Demam pada DBD dan Tipes
Karyanti mengungkap, demam memang merupakan kesamaan gejala kedua penyakit. Namun, ternyata DBD dan tipes memiliki perbedaan demam yang dapat dideteksi sendiri oleh orangtua.
“Biasanya, demam pada virus (dengue) itu mendadak tinggi. Jadi, bisa tadinya anaknya (suhu tubuh) normal, tiba-tiba bisa 39 derajat Celsius,” lanjutnya.
Sementara itu, untuk tipes, Karyanti mengungkap bahwa suhu demam umumnya mengalami kenaikan secara bertahap.
“Tetapi kalau bakteri, demamnya biasa bertahap. Misalnya, hari pertama 36 (derajat Celsius), hari kedua 37, setelah hari ketiga bisa 38. Jadi, suhunya seperti naik tangga,” jelas wanita tamatan Utrecht University, Belanda tersebut.
Beda Durasi Demam
Karyanti juga menjelaskan, perbedaan DBD dan tipes juga terdapat pada durasi demam.
“Biasanya kalau virus dengue, demamnya kurang dari satu minggu. Virus itu sebenarnya self limiting disease, artinya bisa sembuh dengan sendirinya,” katanya.
“Tapi kalau tidak tertangani di fase kritis, yang kita takutkan adalah bisa mengancam nyawa,” lanjut Karyanti.
Sementara itu, pada tipes, demam dapat berlangsung selama lebih dari satu minggu.
“Jika dibiarkan terus sampai minggu ketiga, yang bahaya adalah akan terjadi komplikasi, sampai bisa terjadi peradangan usus atau kebocoran usus,” tutur Karyanti.
Perbedaan Penularan DBD dan Tipes
Lebih lanjut, Karyanti menerangkan bahwa cara penularan DBD dan tipes pun berbeda.
Untuk tipes, Karyanti mengungkap, proses penularan berasal dari makanan dan air minum yang tercemar. Sedangkan DBD, seperti diketahui, merupakan penularan virus dengue dari nyamuk Aedes aegypti.
“Kalau tadi infeksi dengue, itu dari nyamuk Aedes aegypti betina ke orang sekitarnya dengan radius 100 meter,” katanya.
“Kalau demam tifoid, dari makanan dan air minum yang tercemar dengan Salmonella typhi,” pungkas Karyanti.
Reporter: Chelsea Anastasia
Sumber: Liputan6.com