Manusia hanya menggunakan 10% otak, mitos atau fakta?
Berita Indonesia cepat, aktual, serius, unik, dan baru: Selama ini manusia hanya menggunakan 10% dari otaknya, benarkah? Atau ini hanya mitos belaka? Cek kebenarannya di sini!
Anda tentu sering mendengar bahwa manusia hanya menggunakan 10% kemampuan otaknya. Namun, masih belum dipastikan apakah ini fakta atau hanya mitos belaka.
Berdasarkan keterangan Direktur Center for Sensorimonitor Neural Engineering di University of Washington, Eric Chudler, semua itu hanya isapan jempol belaka. Menurutnya, jika manusia hanya menggunakan kemampuan 10% otaknya, maka manusia pasti sekarat.
-
Apa yang dimaksud dengan mitos? Mite atau mitos adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani muthos yang secara harfiah bermakna sebagai cerita atau sesuatu yang dikatakan orang. Dalam arti yang lebih luas bisa bermakna sebagai suatu pernyataan, di samping itu mitos juga dipadankan dengan kata mythology dalam bahasa Inggis yang memiliki arti sebagai suatu studi atas mitos atau isi mitos.
-
Apa itu mitos? Mitos adalah kepercayaan yang diceritakan secara turun temurun. Mitos, sebagai warisan kultural yang telah melintasi generasi dan peradaban, tetap menjadi elemen tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Fenomena ini telah menciptakan narasi-narasi yang kaya akan simbolisme, makna, dan pandangan dunia.
-
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan mitos? Mitos merupakan cerita atau keyakinan yang menjadi bagian dari budaya masyarakat dan seringkali diwariskan dari generasi ke generasi.
-
Kapan mitos biasanya muncul? Mitos biasanya disampaikan secara lisan dari generasi ke generasi dan sering tidak memiliki bukti fisik yang bisa diverifikasi.
-
Kapan mitos biasanya terjadi? Mite dalam masyarakat akan dikaitkan dengan sejarah, dalam hal ini mite terjadi pada periode awal (memiliki bentuk dan tingkatan di awal waktu).
"Saat saya merekam kegiatan otak dengan EEGS atau PET scan, atau scan otak lainnya, saya tidak melihat adanya bagian otak yang hanya diam dan tidak terpakai," katanya seperti dilansir oleh MSNBC.
Larry Squire, seorang peneliti neuroscientist di Veterans Administration Hospital, San Diego dan University of California San Diego menyatakan bahwa untuk setiap bagian otak yang terluka, terdapat konsekuensi dan akibatnya."
Kemungkinan besar mitos mengenai kemampuan otak tersebut dimulai karena adanya otak yang terluka. Seabad yang lalu seorang peneliti menganalisa perilaku tikus dengan mengambil sebagian otak mereka. Mereka menaruh tikus itu dalam lorong-lorong untuk melihat apa mereka bisa keluar dari sana. Tikus dengan setengah otak itu seringkali masih bisa menemukan jalan keluar.
Ini kemudian menjadi kesimpulan bahwa selama ini manusia menyia-nyiakan kemampuan otaknya. Setelah itu dimulailah kampanye untuk lebih mengaktifkan otak kita.
"Ini adalah kasus yang sering dilihat oleh orang, dimana mereka mengambil ranah psikologi dan mencoba membuatnya konkret dengan menggunakan mekanisme dalam dunia biologi," jelas Squire. "Sangat wajar jika kita mengatakan setiap orang mampu melakukan hal yang lebih baik dan mereka bisa mengembangkan kemampuan mereka setinggi-tingginya, namun ini tak ada hubungannya dengan kita hanya menggunakan 10% dari otak kita."
Squire menjabarkan bahwa otak kita tidak seperti memori komputer yang memiliki beberapa set kapasitas. Ini adalah hal yang sangat dinamis dimana semua saraf dalamnya saring berhubungan dan membentuk respon dari rangsangan atau hilang ketika tidak digunakan. Kebanyakan bagian dari otak tidak digunakan hanya untuk keperluan berpikir intelektual tetapi juga menjalankan seluruh sistem dalam tubuh kita.
"Itulah mengapa otak adalah organ yang mahal," katanya. "Ini membutuhkan 20% dari keseluruhan darah kita dan membutuhkan energi yang besar." Jika kita hanya menggunakan 10% otak, maka tentu otak kita tak memerlukan perawatan setinggi itu.
"Lagipula," dia menambahkan, "kenapa otak kita berevolusi dengan bertambah besar jika kita hanya menggunakan sedikit bagian saja?"(mdk/kun)