Mengenalkan Anak dengan Beragam Makanan Sejak Dini Bisa Bantu Mereka Tidak Pilih-pilih Makanan
Pengenalan anak denganberbagai jenis makanan bisa jadi langkah awal agar mereka tidak pilih-pilih makanan.
Masa kanak-kanak adalah periode kritis dalam pembentukan kebiasaan makan yang akan terbawa hingga dewasa. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenalkan beragam makanan sejak dini. Kebiasaan makan yang baik tidak hanya akan memengaruhi kesehatan anak, tetapi juga membentuk preferensi makanan yang lebih luas. Hal ini dapat mencegah anak menjadi pilih-pilih makanan atau hanya menyukai makanan tertentu.
Dr. Fitria Mahrunnisa, seorang dokter spesialis anak lulusan Universitas Gadjah Mada, menyampaikan pentingnya memperkenalkan berbagai jenis makanan sejak masa awal pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).
-
Bagaimana cara menangani anak pemilih makanan? Namun, jika anak makan kurang dari 15 jenis makanan, menunjukkan perilaku menghindari tekstur atau jenis makanan secara menyeluruh, tersedak saat melihat atau menyentuh makanan, dan tantrum, maka orang tua harus segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan konsultasi lebih lanjut terkait status gizi anak serta mencari tahu penyebab pastinya.
-
Kenapa anak menjadi pemilih makanan? Ariek menjelaskan bahwa diagnosis pasti dari picky eater harus melalui konsultasi dengan dokter anak dan dietisien anak melalui evaluasi khusus. “Yang perlu diketahui sebelumnya, untuk diagnosa atau penegakan picky eater sendiri harus melalui konsultasi dengan dokter anak dan dietisien anak melalui evaluasi khusus. Tidak bisa dari pernyataan orang tua sendiri,” kata Ariek Ratnawati, S.Gz beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Kenapa anak-anak bisa pilih-pilih makanan? Anak-anak cenderung memiliki kecenderungan alami untuk menghindari makanan yang berwarna hijau atau bergizi.
-
Apa saja ciri-ciri anak pemilih makanan? Picky eater adalah kondisi di mana anak hanya mau makan makanan yang monoton, yang jika berlangsung dalam waktu lama, dapat mengakibatkan kekurangan zat gizi tertentu.
-
Kapan anak muda biasanya menikmati makanan favorit mereka? Nah, buat mengatasi hal ini, biasanya anak muda akan mencoba mengembalikan mood dengan makan makanan favorit mereka. Misalnya, buat yang suka pedas-pedas, akan pesan makanan dengan tingkat kepedasan tertentu. Atau, buat yang suka makanan manis, biasa akan makan kukis, minum es boba, atau makan es krim. Tak jarang setelah memakannya, mood pun bisa kembali membaik dan siap beraktivitas lagi.
-
Kenapa bayi sering menolak makanan baru? "Anak-anak secara alami cenderung menolak makanan baru," kata Elizabeth Ward, MS, RD, penulis The Complete Idiot's Guide to Feeding Your Baby and Toddler.
"Cara utama tetap mengenalkan beragam makanan dari mulai awal MPASI dengan menetapkan feeding rules (aturan makan) dan responsive feeding (pemberian makan responsif) untuk anak," ungkapnya dilansir dari Antara.
Pentingnya Aturan Makan dan Pemberian Makan Responsif
Menurut Dr. Fitria, penerapan aturan makan atau feeding rules sangat penting untuk membantu anak membangun kebiasaan makan yang baik. Aturan ini termasuk dalam cara pengaturan waktu makan, jenis makanan yang disajikan, dan sikap orang tua dalam memberi makan. Misalnya, anak perlu didorong untuk mencoba makanan baru tanpa paksaan. Pendekatan yang responsif juga menjadi kunci dalam pemberian makan yang baik. Dalam responsive feeding, orang tua harus peka terhadap isyarat yang diberikan anak terkait rasa lapar atau kenyang.
Dalam pengenalan makanan, variasi adalah kuncinya. Dr. Fitria menekankan bahwa sejak masa MPASI, anak harus dikenalkan dengan berbagai jenis makanan.
"Anak dapat diberikan makanan padat kalori seperti gadon sapi, perkedel kentang daging dan telur, puding jagung susu keju. Perhatikan tekstur MPASI anak sesuai usia. Keterlambatan menaikkan tekstur dapat menyebabkan GTM (gerakan tutup mulut) pada anak," jelasnya.
Membentuk Preferensi Makanan Sejak Dini
Kebiasaan memilih makanan yang disukai saja sering kali muncul saat anak memasuki usia satu tahun. Pada usia ini, anak mulai merasakan otonomi dan sering kali menolak makanan yang dianggap kurang menarik atau tidak familiar. Jika kebiasaan ini dibiarkan, anak akan cenderung menjadi picky eater atau pemilih makanan, yang dapat berdampak pada kualitas asupan gizinya.
Namun, orang tua tetap dapat membentuk kembali pola makan anak yang telah terlanjur pilih-pilih makanan. Salah satu caranya adalah dengan mencampurkan makanan yang disukai anak dengan makanan lain yang perlu diperkenalkan.
"Jika anak sudah terlanjur punya kebiasaan memilih makanan, maka orang tua bisa membangun kembali kebiasaan makan anak dengan mencampurkan makanan kesukaan mereka dengan jenis makanan yang lain," ujar Dr. Fitria.
Selain itu, orang tua juga harus memperkenalkan berbagai sumber karbohidrat, seperti kentang dan jagung, selain nasi, agar anak tidak merasa bosan dengan menu yang itu-itu saja. Memperkenalkan makanan baru pada anak memang bukan perkara yang mudah dan sering kali membutuhkan waktu. Anak mungkin akan menolak makanan yang baru dikenalkan, namun dengan kesabaran, mereka dapat mulai menerima makanan tersebut.
"Upaya untuk mengenalkan jenis makanan baru membutuhkan waktu. Anak yang semula menolak diberi jenis makanan baru mungkin bisa menerimanya setelah 10 sampai 12 kali pemberian," jelas Dr. Fitria.
Kreativitas dalam Menyajikan Makanan
Salah satu kunci penting untuk membuat anak tidak pilih-pilih makanan adalah dengan menciptakan suasana makan yang menyenangkan serta menyajikan makanan dengan cara yang kreatif. Orang tua dapat mencoba mengubah rasa, tekstur, dan bentuk makanan agar lebih menarik bagi anak. Sebagai contoh, anak yang menyukai buah bisa diperkenalkan dengan makanan lain yang dikombinasikan dengan buah.
"Contohnya, anak yang suka buah dapat mencampurkan makanan dengan sensasi buah seperti (membuat) mango sticky rice, ayam nanas," saran Dr. Fitria.
Makanan tidak hanya soal nutrisi, tetapi juga tentang pengalaman makan yang melibatkan semua indera. Anak-anak, terutama pada usia dini, cenderung tertarik pada warna, bentuk, dan tekstur makanan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk kreatif dalam menyajikan makanan yang tidak hanya sehat, tetapi juga menarik secara visual.
Menciptakan Suasana Makan yang Menyenangkan
Selain variasi dalam menu, suasana makan yang menyenangkan juga berperan besar dalam membantu anak mengatasi kebiasaan pilih-pilih makanan. Dr. Fitria menyarankan agar orang tua tidak terlalu keras memaksa anak untuk makan, tetapi menciptakan suasana yang rileks dan positif saat makan. Dengan demikian, anak akan merasa lebih nyaman dan terbuka untuk mencoba makanan baru.
"Orang tua bisa menghadirkan suasana makan yang menyenangkan dan menu makanan yang bervariasi untuk melatih anak mengonsumsi beragam makanan agar tidak hanya memilih makanan yang disukai," tambahnya.