Paparan Polusi Udara pada Anak Bisa Menyebabkan Munculnya Bronkitis di Masa Mendatang
Penelitian terbaru mengungkap bahwa paparan polusi udara di masa kanak-kanak bisa menyebabkan risiko bronkitis pada usia dewasa.
Penelitian terbaru mengungkap bahwa paparan polusi udara di masa kanak-kanak bisa menyebabkan risiko bronkitis pada usia dewasa.
-
Apa aja dampak polusi udara buat kesehatan anak? Dampak polusi udara bagi kesehatan anak yang pertama adalah terkena penyakit saluran pernapasan. Perlu diketahui, paru-paru dan saluran pernapasan anak masih berkembang. Sehingga paparan udara yang tidak bersih seperti polusi udara berisiko merusak perkembangan organ paru-paru dan saluran pernapasannya.
-
Apa saja dampak polusi udara bagi anak? Dampak polusi udara bagi anak-anak sangat serius dan beragam. Berikut adalah beberapa dampak polusi udara bagi anak-anak yang perlu Anda ketahui: • Risiko bayi lahir prematur. Pencemaran udara dapat memberikan efek buruk bagi anak sejak sebelum ia lahir, atau ketika masih berada dalam kandungan. Sebuah penelitian di California menemukan bahwa ibu hamil yang terpapar polusi udara berisiko melahirkan secara prematur. • Menghambat perkembangan paru-paru. Anak yang tinggal di area dengan tingkat polusi udara tinggi memiliki peningkatan risiko terhadap masalah perkembangan paru-paru. Dampak ini ditandai dengan paru-paru tidak mencapai kapasitas maksimalnya. Dampak ini bahkan mirip seperti yang dialami oleh anak-anak dengan orang tua perokok. • Memicu asma dan infeksi saluran pernapasan. Polusi udara dapat menyebabkan beberapa masalah pada pernapasan anak, seperti iritasi, memicu asma, bronkitis, dan infeksi pernapasan lainnya. Anak-anak dengan asma akan mengalami peningkatan serangan akibat udara yang tercemar. • Menurunkan fungsi kognitif dan prestasi akademik. Beberapa penelitian menemukan bahwa polusi udara dapat menghambat kemampuan kognitif anak. Polusi udara dapat menurunkan kemampuan verbal dan non-verbal, daya ingat, hingga IQ jika anak terpapar dalam jangka waktu lama. Bagi anak usia sekolah, masalah ini dapat berpengaruh pada prestasi akademiknya yang menurun. • Meningkatkan risiko alergi. Polusi udara dapat memicu reaksi alergi pada anak-anak, seperti bersin-bersin, hidung tersumbat, mata merah dan gatal, atau ruam kulit. Hal ini disebabkan oleh polutan yang dapat merangsang sistem kekebalan tubuh anak untuk menghasilkan antibodi yang menyerang zat asing. Anak-anak dengan riwayat alergi di keluarga akan lebih mudah mengalami dampak ini.
-
Kenapa polusi udara berbahaya bagi anak? Dampak polusi udara bagi anak bukanlah suatu hal yang bisa dianggap sepele. Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam udara bisa menyebabkan masalah kesehatan serius bagi anak.
-
Bagaimana cara meminimalkan dampak polusi udara bagi anak? Untuk meminimalkan dampak polusi udara bagi anak, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan, antara lain: • Batasi penggunaan alat dan produk yang menimbulkan polusi, seperti obat nyamuk, pembersih lantai, pengharum ruangan, atau rokok. • Gunakan masker atau penutup hidung dan mulut saat berada di luar ruangan atau di area yang berpolusi tinggi. • Jaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar dengan membersihkan debu dan sampah secara rutin. • Tanam pohon-pohon atau tanaman hijau di sekitar tempat tinggal untuk menyerap polutan dan menghasilkan oksigen. • Kurangi penggunaan kendaraan bermotor dan beralih ke transportasi umum atau sepeda.
-
Di mana saja anak lebih rentan terkena dampak polusi udara? Anak yang tinggal di area dengan tingkat polusi udara tinggi memiliki peningkatan risiko terhadap masalah perkembangan paru-paru.
-
Apa itu Pneumonia pada anak? Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di satu atau kedua paru-paru.
Paparan Polusi Udara pada Anak Bisa Menyebabkan Munculnya Bronkitis di Masa Mendatang
Polusi udara telah lama dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan serius seperti stroke, penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kanker paru-paru, pneumonia, dan katarak. Namun, sebuah studi baru menunjukkan bahwa paparan polusi udara selama masa kanak-kanak juga dapat meningkatkan risiko mengembangkan bronkitis di kemudian hari.
Dilansir dari Medical Daily, penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Keck School of Medicine of USC menemukan bahwa paparan polusi udara pada anak-anak terkait dengan masalah paru-paru selama masa kanak-kanak, yang pada gilirannya konsisten berhubungan dengan masalah pernapasan di masa dewasa. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal American Journal of Respiratory and Clinical Care Medicine.
"Kami mengharapkan bahwa dampak yang dapat diamati pada kesehatan pernapasan anak-anak akan menjelaskan hubungan antara paparan polusi udara pada masa kanak-kanak dan kesehatan pernapasan di masa dewasa. Hasil kami menunjukkan bahwa paparan polusi udara pada masa kanak-kanak memiliki efek yang lebih halus pada sistem pernapasan kita yang masih berdampak pada kita di masa dewasa," kata penulis utama Erika Garcia.
- Penelitian Terbaru Ungkap Bagaimana Polusi di Sekitar Pengaruhi Kesuburan Pria dan Wanita
- Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Perlu Menerima Imunisasi untuk Cegah Pneumonia
- Polusi Udara Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Ini Penjelasan Dokter
- Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Kulit, Bisa Memicu Jerawat hingga Sebabkan Kanker
Dampak Paparan Polusi Udara pada Anak-Anak
Anak-anak sangat rentan terhadap efek polusi udara karena sistem pernapasan dan kekebalan mereka masih dalam tahap perkembangan. Selain itu, anak-anak menghirup lebih banyak udara relatif terhadap berat badan mereka dibandingkan dengan orang dewasa.
Penelitian ini mencatat bahwa hubungan antara paparan polusi udara pada masa kanak-kanak dan gejala bronkitis pada orang dewasa tetap ada meskipun telah disesuaikan dengan gejala asma atau bronkitis yang terjadi lebih awal dalam kehidupan.
Studi ini melibatkan 1.308 peserta dari Children's Health Study. Pada usia rata-rata 32 tahun selama evaluasi dewasa mereka, para peneliti menanyakan tentang gejala bronkitis terbaru seperti bronkitis, batuk kronis, atau hidung tersumbat dengan dahak yang tidak terkait dengan flu. Sekitar 25 persen peserta melaporkan mengalami gejala ini dalam satu tahun terakhir.
Polusi Udara dan Bronkitis
Para peneliti menemukan bahwa gejala bronkitis berhubungan dengan paparan dua jenis polutan dari lahir hingga usia 17 tahun. Satu jenis adalah partikel halus yang berasal dari sumber seperti debu, serbuk sari, abu kebakaran hutan, emisi industri, dan asap kendaraan. Polutan lainnya adalah nitrogen dioksida, yang dihasilkan dari pembakaran kendaraan, pesawat, kapal, dan pembangkit listrik, serta diketahui merusak fungsi paru-paru.
Polusi udara terutama mempengaruhi anak-anak karena mereka masih dalam tahap perkembangan penting dari sistem pernapasan dan kekebalan tubuh mereka.
"Studi ini menyoroti pentingnya menurunkan polusi udara, terutama paparan selama periode kritis masa kanak-kanak. Karena ada batasan yang bisa kita lakukan sebagai individu untuk mengendalikan paparan kita, kebutuhan untuk melindungi anak-anak dari efek merugikan polusi udara lebih baik ditangani pada tingkat kebijakan," kata Garcia.
Penelitian ini memberikan bukti kuat bahwa paparan polusi udara selama masa kanak-kanak memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan pernapasan, meningkatkan risiko mengembangkan bronkitis di kemudian hari. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pembuat kebijakan untuk bekerja sama dalam mengurangi tingkat polusi udara, khususnya di area yang banyak dihuni anak-anak. Upaya kolektif ini dapat meliputi pengurangan emisi dari kendaraan bermotor, industri, dan sumber-sumber polusi lainnya.
Selain itu, individu juga dapat mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan paparan polusi udara dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghindari aktivitas di luar ruangan saat kualitas udara buruk, menggunakan alat penyaring udara di rumah, dan mendukung kebijakan lingkungan yang lebih bersih.