Penyakit Lupus Adalah Penyakit Autoimun, Waspadai Gejalanya
Penyakit lupus adalah penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh seseorang kehilangan kemampuan untuk membedakan antara substansi asing dengan sel jaringan tubuh sendiri
Penyakit lupus adalah salah satu penyakit mematikan. Penyakit lupus adalah penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh seseorang kehilangan kemampuan untuk membedakan antara substansi asing dengan sel jaringan tubuh sendiri.
Kondisi tersebut membuat sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel, jaringan serta organ tubuh yang sehat seperti ginjal, paru-paru, sel, serta otak.
-
Apa saja cara mencegah penyakit Lupus secara alami? Mengatur gaya hidup sehat merupakan langkah penting dalam mencegah penyakit lupus. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah: Mengonsumsi Makanan SehatPilih makanan yang kaya akan antioksidan, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Hindari makanan olahan, makanan tinggi gula dan lemak jenuh yang dapat memicu peradangan dalam tubuh.
-
Siapa saja yang berisiko terkena lupus? Lupus lebih sering terjadi pada wanita, terutama mereka yang berusia antara 15 hingga 45 tahun. Kendati demikian, penyakit lupus bisa menyerang siapa saja.
-
Apa itu lupus nefritis? Lupus nefritis adalah peradangan pada ginjal akibat pengaruh penyakit systemic lupus erythematosus (SLE).
-
Apa saja gejala penyakit lupus yang umum dialami anak? Beberapa gejala penyakit lupus pada anak yang umum adalah: Anemia, Ruam berbentuk kupu-kupu pada hidung dan pipi wajah (ruam malar), Kelelahan, Demam, Rambut rontok, Kehilangan selera makan, Masalah memori, Jari pucat, biru atau merah dipicu oleh kedinginan, stres atau penyakit (fenomena Raynaud), Meningkatnya ruam di kepala, lengan, dada atau punggung, Ruam yang disebabkan oleh sinar matahari, Luka di mulut atau hidung, Kelenjar bengkak, Sendi bengkak atau nyeri (radang sendi), Penurunan berat badan.
-
Mengapa Lupus sering kali memuncak selama masa pubertas atau kehamilan? Hormon juga diketahui berperan dalam perkembangan lupus. Wanita lebih sering terkena lupus dibandingkan dengan pria, dan seringkali lupus memuncak selama masa pubertas atau selama kehamilan. Hal ini menunjukkan bahwa hormon estrogen dapat memengaruhi aktivitas sistem kekebalan tubuh.
-
Siapa yang memiliki risiko lebih tinggi terkena Lupus? Seseorang yang memiliki anggota keluarga yang menderita lupus memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit ini. Namun, bukan berarti bahwa lupus ini diturunkan secara langsung. Lebih mungkin bahwa ada kerentanan genetik yang berkaitan dengan penyakit ini.
Dilansir dari laman Awalbros, dr. Arif Koswandi, SpPD-KGEH selaku dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Awal Bros Batam, menyatakan bahwa penyakit lupus tidak menular, tetapi mengancam jiwa, atau bisa disebut juga dengan silent killer.
Beliau menyebutkan bahwa lupus termasuk penyakit langka, namun siapa saja bisa terkena. Penyakit lupus belum diketahui pasti penyebabnya, diduga faktor genetik maupun dicetuskan oleh infeksi, stress, pancaran sinar matahari, dan obat-obatan.
Lupus memiliki beberapa jenis, dilansir dari Alodokter jenis lupus antara lain sebagai berikut :
Lupus Eritemastosus Sistemik
Lupus Eritemastosus Sistemik adalah salah satu jenis lupus yang paling sering terjadi. Salah satu alasan lupus ini dinamakan sistemik yaitu karena terjadi pada berbagai organ terutama sendi, kulit, ginjal, dengan gejala utama inflamasi kronis pada organ-organ tersebut.
Dilansir dari awalbros.com, Lupus Eritemastosus Sistemik juga dikenal dengan penyakit seribu wajah karena memiliki tampilan penyakit beragam dan mirip dengan penyakit lain, sehingga seringkali menimbulkan kekeliruannya dalam menganalisanya.
Lupus Eritematosus Kutaneus
Lupus Eritematosus Kutaneus adalah manifestasi lupus pada kulit dan dapat berdiri sendiri. Lupus Eritematosus Kutaneus merupakan bagian dari SLE.
Lupus Eritematosus Kutaneus memiliki 3 jenis yaitu subacute cutaneous lupus erythematosus (SCLE), acute cutaneous lupus erythematosus (ACLE) dan chronic cutaneous lupus erythematosus (CCLE).
Lupus Eritematosus Neonatal
Lupus Eritematosus Neonatal adalah salah satu jenis lupus yang terjadi pada bayi baru lahir. Lupus Eritematosus Neonatal terjadi akibat autoantibodi yaitu anti-Ro, anti-La, dan anti-RNP.
Lupus jenis ini biasanya hanya terjadi pada kulit dan akan menghilang dengan sendirinya. Ibu yang melahirkan anak dengan penyakit Lupus Eritematosus Neonatal belum tentu mengidap lupus.
Lupus Akibat Obat
Lupus akibat obat dapat terjadi karena mengonsumsi obat yang memicu gejala lupus tersebut. Beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan lupus di antaranya procainamide, metildopa, minocycline (obat jerawat) serta D-penicillamine (obat untuk keracunan logam berat).
Hingga saat ini, penderita lupus belum dapat disembuhkan dengan total. Pengobatan lupus dapat dilakukan dengan obat-obatan dan non-obat yaitu dengan menghindari stress fisik maupun psikis, memperhatikan pola makan sehat, berolahraga dalam kondisi tidak terkena sinar matahari. Pengobatan ini guna mencegah kerusakan organ, remisi panjang, mengurangi gejalam serta memperpanjang harapan hidup.
Penyakit Lupus Memiliki Beberapa Gejala
1. Sariawan yang tak kunjung sembuh dan tidak pada tempatnya.
Sariawan jenis ini biasanya berada di rongga mulu dan tenggorokan.
2. Terasa nyeri dan bengkak di persendian.
Gejala selanjutnya yaitu terasa nyeri di bagian persendian terutama di lengan tungkai, serta menyerang lebih dari dua sendi (arthritis).
3. Kelainan saat pemeriksaan di laboratorium.
Saat melakukan pemeriksaan di laboratorium jumlah sel darah putih rendah, kurang darah (anemia), jumlah sel pembekuan darah (trombosit) rendah.
4. Sensitif terhadap cahaya matahari
Terjadi perubahan warna kulit yaitu timbulnya ruam atau kemerahan apabila terkena sinar matahari. Pada kedua pipi dan hidung seperti gambar kupu-kupu dan di kulit lengan.
5. Nyeri dada
Nyeri di dada terutama ketika berbaring dan menarik napas panjang. Hal ini dikarenakan peradangan di paru-paru dan jantung.
6. Kelainan hasil pemeriksaan ginjal.
Saat melakukan pemeriksaan ginjal, terdapat kelainan pemeriksaan di urine protein.
7. Merasa mudah Lelah
Penyakit lupus menyebabkan gangguan pada sel-sel darah seperti jumlah sel darah putih rendah, sel darah merah rendah, hingga trombosit darah yang terlalu rendah. Sehingga membuat tubuh mudah lelah dan lesu. Selain itu, gangguan pada berbagai organ tubuh yang dialami oleh penderita lupus mengakibatkan tubuh menjadi lemas.
8. Gangguan mental, fungsi otak dan kejang
Pada penderita lupus, sistem saraf pusat akan terganggu. Kondisi ini mengakibatkan perasaan depresi, cemas, ketakutan dan kebingungan bagi penderita.
Penyakit lupus pun turut menyerang otak dan mengakibatkan seseorang menjadi kejang dan kehilangan ingatan untuk sementara.
9. Demam dan berat badan turun secara tiba-tiba
Penderita lupus sering kali mengalami demam yang biasanya lebih dari 38 derajat celcius. Hal ini sebagai respon dari tubuh terhadap peradangan dan infeksi yang terjadi.
Selain itu terjadi penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa sebab. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang terganggu hingga akhirnya memengaruhi tiroid dan hormone tertentu.