PRI Gandeng Sido Muncul Gelar Simposium National Rheumatology, Osteoporosis, & Herbal Medicine Update IV 2024
Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat mengatakan, selama 30 tahun Sido Muncul membangun kepercayaan kepada semua pihak, terutama industri farmasi dan kedokteran.
Guna menjembatani kesenjangan antara ilmu-ilmu dasar dan klinik di bidang reumatologi, osteoporosis dan obat herbal, Perhimpunan Reumatologi Indonesia menggandeng Sido Muncul menggelar simposium National Rheumatology, Osteoporosis & Herbal Medicine Update VI 2024 di Grand Rohan Hotel Yogyakarta pada 14-15 September 2024.
Selain menjembatani kesenjangan antara ilmu-ilmu dasar dan klinik, simposium itu juga bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dalam bidang reumatologi, osteoporosis, dan obat herbal.
- Sido Muncul dan FK UNS Gelar Seminar Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Herbal di Dunia Kedokteran
- IDI Respons Janji Prabowo Bangun 300 Fakultas Kedokteran: Sangat-Sangat Berlebihan
- Sido Muncul Ajak Akademisi dan Dunia Kedokteran Dorong Pemanfaatan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat
- Sido Muncul dan Kemenkop UKM Kolaborasi Bantu Petani Rempah Agar Lebih Maju & Berdaulat
Simposium tersebut pun diikuti oleh dokter subspesialistik yang menangani penyakit rematik dan osteoporosis, dokter spesialis penyakit dalam, dokter dan apoteker yang tertarik menggunakan herbal medicine, serta dokter umum dan tenaga kesehatan lainnya.
Selain itu, Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat pun turut hadir serta menjadi pembicara dalam simposium tersebut. Ia mengatakan, kehadirannya dalam simposium yang digelar PRI itu untuk memberi pemahaman kepada para dokter tentang industri jamu secara keseluruhan.
“Saya datang untuk menjelaskan kepada para dokter yang kebanyakan spesialis penyakit dalam agar mengerti tentang industri jamu, biasanya jika tidak seperti itu, akan salah ngerti dan saya sebagai pihak dalam industri jamu memperkenalkan Sido Muncul di simposium tersebut,” kata Irwan saat ditemui wartawan di Solo, Selasa (17/9/2024)
“Di sana juga saya berbicara bahwa jamu itu bisa digunakan sebagai pendamping, mudah-mudahan ada produk Sido Muncul yang bisa dipakai,” jelas Irwan.
Selain itu, dirinya juga menyebut, selama 30 tahun Sido Muncul berusaha membangun kepercayaan kepada semua pihak, terutama industri farmasi dan kedokteran.
“Kami terus memperbaiki diri, terutama dalam penelitian, proses produksi yang baik dan benar terus dikembangkan dan kami meniru industri farmasi dan kedokteran untuk hal seperti itu,” sebut Irwan.
“Kami juga memproduksi produk Sido Muncul dengan sistem produksi yang baik dan benar, terstandar, dan terus lakukan uji toksisitas,” imbuhnya.
Alasan Menggandeng Sido Muncul
Sedangkan, Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. dr. Nyoman Kertia, Sp. Pd-KR, membeberkan alasan mengapa pihaknya mengangkat isu obat herbal untuk dibahas dalam simposium tersebut.
“Selama ini memang obat-obat modern yang ada terlalu mahal, banyak efek sampingnya, khasiatnya juga tidak maksimum, sehingga kami tambahkan dengan materi tentang obat herbal, di mana di Indonesia menjadi pusat dari berbagai university tentang alam,” bebernya.
Untuk itu, Prof. Nyoman Kertia menggandeng Sido Muncul yang merupakan produsen jamu dan obat herbal modern dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia guna membahas tema terkait obat herbal.
“Saya memang pikir Sido Muncul punya kualitas yang cukup tinggi, sehingga saya berani undang Pak Irwan Hidayat untuk berbicara meyakinkan para dokter bahwa obat herbal itu berkualitas, efektif, dan aman,” ujarnya.
“Meskipun posisi (obat herbal) belum bisa menggantikan obat kimia, tak apa karena bisa mendampingi obat kimia, jadi saya pilih Sido Muncul dalam simposium tersebut karena kualitas produknya yang bagus,” jelas Prof. Nyoman Kertia.
Sido Muncul Bisa Jadi Pendamping Obat
Dalam agenda tersebut, Irwan mencontohkan, seorang kawannya menderita penyakit lambung yang sudah menahun. Sebab menderita penyakit tersebut, Irwan mengungkapkan, temannya tidak makan sembarangan.
Temannya pun mengkonsumsi obat yang mahal. Namun meski begitu, penyakit tersebut masih kambuh. Irwan pun menyarankan temannya untuk mengkonsumsi kunyit.
“Dikasih obat, obatnya kan mahal, asam lagi (asam lambung kumat). Terus tak kasih tahu, tak suruh minum kunyit supaya asam lambungnya turun. Terus tak suruh belajar makan daging, harus makan yang cukup. Kalau nggak makan ya jadi osteoporosis, lama-lama begitu. Penyerapan kalsiumnya kurang” lanjutnya.
Selanjutnya, Irwan menjelaskan, Sido Muncul memiliki produk jamu sebagai pendamping obat. Produk tersebut pun membuahkan hasil.
“Sido Muncul punya suplemen-suplemen yang berbasis herbal seperti temulawak, kunyit, daun meniran, daun kelor dan lainnya. Bisa untuk asam lambung dan osteoporosis, seperti Sari Kunyit dan Calci Bone,” terangnya.
Sido Muncul Natural Calci Bone mengandung daun kelor (moringa), Kalsium, Vitamin K2, Magnesium, dan Vitamin D3 yang bermanfaat membantu menjaga kesehatan tulang, mencegah osteoporosis dan problem tulang lainnya, seperti nyeri karena rematik, kerapuhan tulang, dan melengkapi kebutuhan kalsium, vitamin, dan magnesium sehari-hari.
Selain sebagai suplemen untuk pendamping obat farmasi, suplemen ini memiliki efek samping yang minimal bagi orang dengan gangguan pencernaan dan masalah lambung.
Jaga Kesehatan Tulang dengan Obat Herbal
Prof. Nyoman Kertia menjelaskan bahwa obat herbal dapat dijadikan alternatif untuk menjaga kesehatan tulang yang dinilai sangat kompleks.
“Pertama, untuk menjaga kesehatan tulang perlu kalsium, magnesium, fosfor, seng dan mineral yang dibutuhkan untuk tulang, kemudian ada vitamin D, vitamin K2, fitoestrogen yang banyak terdapat di tanaman seperti kedelai, kacang, tempe, dan tahu,” jelasnya.
“Kemudian juga ada herbal, moringa yang bermanfaat untuk mencegah osteoporosis, jadi banyak sekali peluang untuk menggunakan obat-obat herbal untuk masalah tulang tersebut, selain olahraga itu sangat penting,” imbuh Prof. Nyoman Kertia.
Ia menegaskan, obat herbal bisa mendampingi obat-obat kimia yang disarankan oleh dokter. Menurutnya obat pendamping itu bisa membuat tubuh penderita penyakit tulang bisa lebih fit.
“Juga bisa mengurangi efek samping obat kimia karena mengandung antioksidan yang di obat-obat herbal, nah itu kepentingan dari obat herbal menjadi pendamping obat-obat kimia untuk menjaga kesehatan tulang,” tegas Prof. Nyoman Kertia.
Dirinya pun menganjurkan untuk mengkonsumsi antioksidan yang terdapat pada obat herbal sehari-hari guna menjaga kesehatan tulang dan mencegah penyakit lain muncul.
“Pada tanaman, kandungan antioksidan rata-rata banyak, bahkan zaman dulu nenek kita pun minum pahitan, sangat berbeda dengan masyarakat saat ini yang suka rasa manis, padahal mengkonsumsi yang pahit justru lebih sehat,” ujar Prof. Nyoman Kertia.
(*)