Selera Humor pada Bayi Ternyata Sudah Muncul Sejak Usia 1 Bulan
Munculnya selera humor pada bayi ternyata sudah terjadi sejak usia yang cukup dini yaitu pada 1 bulan sejak dilahirkan.
Pernahkah Anda mendengar bayi tertawa terbahak-bahak, dengan suara yang begitu manis dan dalam? Anda mungkin bertanya-tanya, apa yang sebenarnya mereka pikirkan? Kita seringkali berasumsi bahwa bayi belum bisa memahami lelucon atau keanehan permainan cilukba, namun nyatanya mereka merespons dengan tawa yang ceria.
Mungkin karena humor merupakan bagian inti yang universal dari pengalaman manusia. Misteri mengapa kita tertawa telah membingungkan manusia selama berabad-abad, dan sekarang para peneliti mulai mengamati bagaimana humor berkembang pada bayi seusia empat minggu.
-
Siapa Serda Adhini? Serda Adhini telah menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapinya. Ia telah menjalani pendidikan khusus pramugari RI 1 di Garuda Indonesia Training Center selama 3 bulan Prestasinya di dunia pertahanan dan keamanan negara telah mendapat banyak pujian dari netizen.
-
Kenapa keseleo berbahaya? Meskipun keseleo umumnya tidak serius, namun dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang signifikan.
-
Kenapa bayi sering rewel? Bayi yang baru lahir umumnya masih belum bisa mengkomunikasikan keinginan dan kebutuhan mereka. Karena itulah, mereka bersikap rewel dengan menangis hingga berjam-jam.
-
Kenapa seledri mudah layu? Sebagai tanaman subtropis, seledri membutuhkan paparan sinar matahari selama sekitar 8 jam sehari. Namun, terlalu banyak paparan sinar matahari dapat menyebabkan seledri layu atau menguning. Oleh karena itu, perlu diperhatikan agar seledri tidak terlalu terpapar langsung oleh sinar matahari.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Kenapa Kekeyi sering dicibir? Sayangnya, terkadang momen heboh Kekeyi malah mendapat cibiran.dari sejumlah. Malahan ada beberapa komentar bernada body shaming padanya.
Selama ini, pemahaman mengenai kapan dan di mana humor muncul dalam perkembangan seseorang masih sangat terbatas. Inilah yang membuat penelitian terbaru tentang humor dan anak-anak ini begitu menarik. Kita tahu bahwa humor dapat membantu mengatasi stres, mengungkapkan pemikiran kompleks, dan bahkan membangun ikatan dengan orang lain. Namun, bagaimana kita mengembangkan selera humor?
Dilansir dari Parents, para peneliti di University of Bristol, Inggris, menciptakan survei untuk orang tua yang disebut "Early Humor Survey." Survei ini melibatkan 671 anak berusia antara 0 hingga 47 bulan. Mereka ingin mengetahui bagaimana humor berkembang pada anak-anak yang sangat muda, dan temuan mereka sungguh mencengangkan. Ternyata, ada lebih dari 20 jenis humor yang tampaknya muncul pada garis waktu perkembangan anak sejak usia 0 bulan. Indikator humor ini termasuk meniru lelucon, kejar-kejaran dan gelitik, kejutan ala permainan cilukba, wajah konyol, penggunaan objek yang salah, dan topik tabu.
Penelitian menemukan bahwa sekitar setengah dari bayi dalam survei menunjukkan apresiasi terhadap humor pada usia 2 bulan. Ini luar biasa mengingat betapa banyaknya perkembangan yang terjadi pada bayi mungil di usia tersebut. Lebih lanjut, pada usia 11 bulan, setengah dari bayi dalam survei mulai bereksperimen dengan membuat lelucon mereka sendiri. Tidak hanya menjadi kreatif, mereka juga tampak terpaku pada keterampilan yang baru diperoleh ini, membuat upaya berulang untuk melucu setiap tiga jam.
Menariknya, bayi di bawah usia 12 bulan tampaknya lebih tertarik pada komedi fisik daripada verbal. Jadi, cilukba, wajah lucu, kejar-kejaran dan gelitik, penggunaan objek sehari-hari yang absurd, dan sebagainya, akan memicu respons terbanyak. Namun, bayi di atas usia 12 bulan menunjukkan tanda-tanda humor yang berevolusi. Kelompok usia ini tampaknya lebih suka terlibat dan condong ke arah menggoda, humor toilet, mengejutkan orang lain, atau membuat suara verbal konyol seperti suara binatang.
Kemudian, ketika bayi memasuki masa balita, lelucon mereka menjadi lebih berkembang dan mereka mulai menggunakan bahasa dengan cara yang menarik. Seorang anak mungkin berkata "anjing bilang 'moo'," atau sesuatu yang sama konyolnya untuk memancing tawa. Namun, para peneliti juga mencatat bahwa ini adalah saat ketika anak-anak mulai menunjukkan ketertarikan pada lelucon yang berpusat pada menghina orang lain.
Dan pada saat balita mencapai usia tiga tahun, mereka mulai bermain-main dengan bahasa dan memasukkan permainan kata-kata, tebak-tebakan sederhana, kata-kata tabu seperti sumpah serapah, serta mengembangkan lelucon fisik dan verbal yang lebih kompleks.
"Temuan kami menunjukkan bahwa humor adalah proses yang kompleks dan berkembang dalam empat tahun pertama kehidupan," kata Dr. Elena Hoicka, Associate Professor di Bristol's School of Education dan penulis utama penelitian ini, dalam sebuah siaran pers.
"Mengingat universalitas dan pentingnya humor dalam banyak aspek kehidupan anak-anak dan orang dewasa, penting bagi kita untuk mengembangkan alat untuk menentukan bagaimana humor pertama kali berkembang. Hal ini memungkinkan kita untuk lebih memahami tidak hanya kemunculan humor itu sendiri, tetapi juga bagaimana humor dapat membantu anak-anak berfungsi secara kognitif, sosial, dan dalam hal kesehatan mental."
Humor memiliki kekuatan untuk membantu kita semua mengatasi perasaan besar dan kecil, seperti yang pernah dikatakan oleh master Amerika Mark Twain, "Humor sejati penuh dengan kebijaksanaan." Ketika anak-anak dapat mengembangkan dan menggunakan humor untuk mengkomunikasikan perasaan mereka, mereka membekali diri mereka dengan alat yang ampuh untuk membantu mereka memahami dunia.
Sebagai orang tua, kita dapat melihat keajaiban dari penelitian seperti ini untuk memahami anak-anak kita lebih baik dan membantu mereka mengembangkan humor untuk memperkaya hidup mereka dan memberi mereka alat mengatasi yang terbaik untuk menghadapi setiap tantangan di masa depan.