Stres karena pekerjaan bikin cepat tua!
Stres karena pekerjaan tak hanya membuat orang cepat tua secara fisik, tetapi juga mudah 'dihinggapi' penyakit tua.
Ilmuwan Finlandia menemukan bahwa pekerjaan yang membuat stres bisa menyebabkan seseorang lebih cepat tua dan sakit-sakitan.
Penelitian yang dilakukan oleh Finnish Institute of Occupational Health, ini mengukur panjang bagian DNA yang disebut telomere dan bagaimana stres karena pekerjaan bisa mempengaruhinya. Ilmuwan menemukan bahwa orang yang sering mengalami stres karena pekerjaan memiliki telomere yang lebih pendek.
-
Bagaimana depresi situasional terjadi? Depresi situasional adalah contoh depresi yang tidak menentu. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya gejala murung, perubahan pola tidur dan makan, ketika ada kejadian yang memberi tekanan mental yang cukup tinggi. Gejala depresi situasional muncul akibat respons otak terhadap stres.
-
Apa saja tanda dari depresi terselubung? Berikut sejumlah tanda depresi terselubung yang penting untuk segera dikenali: Perubahan Kepribadian Orang dengan depresi terselubung mungkin menjadi lebih pendiam, pasif, atau tidak peduli pada hal-hal yang penting bagi mereka. Mereka juga bisa menjadi lebih mudah tersinggung atau marah. Perubahan Pola Makan dan Tidur Depresi terselubung bisa memengaruhi pola makan dan tidur seseorang. Mereka bisa kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan. Gangguan tidur seperti insomnia atau hipersomnia juga sering terjadi. Perubahan Interaksi Sosial dan Produktivitas Kehilangan Minat pada Hobi dan Kegiatan Orang dengan depresi terselubung sering kali kehilangan minat pada hobi atau kegiatan yang mereka nikmati. Mereka bisa berhenti melakukan aktivitas yang biasanya membuat mereka bahagia. Bercanda tentang Hal-hal Negatif Mereka mungkin sering bercanda tentang topik yang berkaitan dengan depresi, seperti kematian atau bunuh diri. Ini bisa menjadi cara mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka atau mencari perhatian.
-
Mengapa distimia dianggap sebagai contoh depresi? Distimia Salah satu contoh depresi adalah distimia. Kondisi ini bisa berlangsung selama dua tahun lebih. Akan tetapi, tingkat keparahan gejalanya bisa lebih ringan ataupun lebih berat dibanding jenis depresi sebelumnya.
-
Apa saja gejala khas depresi pasca melahirkan? Depresi pasca melahirkan memiliki gejala khas, seperti hilangnya minat pada aktivitas rutin, gangguan tidur, perubahan gerakan, perasaan lesu yang berkelanjutan, hingga pikiran untuk mengakhiri hidup yang berulang kali muncul.
-
Kenapa depresi pasca melahirkan bisa muncul? Penyebab pasti dari depresi pasca melahirkan masih belum diketahui. Namun, kemungkinan penyebabnya meliputi:1. GenGen adalah bagian sel tubuh yang menyimpan instruksi tentang cara tubuh Anda tumbuh dan bekerja. Gen diturunkan dari orang tua ke anak. Depresi lebih sering terjadi pada orang yang anggota keluarganya mengalami depresi. Ini disebut riwayat depresi keluarga. 2. Berubahnya kadar hormon setelah kehamilanHormon adalah bahan kimia dalam tubuh. Beberapa membantu mengendalikan emosi dan suasana hati. Selama kehamilan, tubuh memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang lebih tinggi. Namun dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, hormon-hormon tersebut dengan cepat kembali ke tingkat normal. Penurunan kadar hormon yang cepat ini dapat menyebabkan depresi. 3. Rendahnya kadar hormon tiroidTiroid adalah kelenjar di leher yang membantu tubuh menggunakan dan menyimpan energi dari makanan.Selain perubahan kimiawi, perubahan sosial dan psikologis yang terkait dengan kelahiran bayi juga meningkatkan risiko depresi pasca melahirkan. Contoh perubahan ini termasuk perubahan fisik pada tubuh, kurang tidur, kekhawatiran tentang pengasuhan anak, atau perubahan dalam hubungan.
-
Bagaimana mengatasi depresi terselubung? Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda depresi terselubung, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Depresi terselubung bisa diobati dengan terapi, obat-obatan, atau perubahan gaya hidup. Dengan bantuan yang tepat, Anda atau orang yang Anda kenal bisa pulih dan menikmati hidup yang lebih bahagia.
Telomere, yang terletak pada ujung kromosom, bertugas sebagai pelindung yang memastikan instruksi genetik pada gen kromosom bisa diterjemahkan secara benar oleh sel.
Telomere menjadi semakin pendek karena usia, oksidasi, dan paparan bahan kimia. Jika telomere terlalu pendek, maka sel akan mati dalam proses yang disebut apoptosis, seperti dilansir oleh NBC News.
Penelitian yang dipimpin oleh Kirsi Ahola ini kemudian mengamati sel darah yang disebut leukosit, yang penting dalam sistem kekebalan tubuh, pada 2.911 orang berusia antara 30 - 64 tahun.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa karyawan dan pekerja yang mengalami stres karena pekerjaan memiliki telomere leukosit yang lebih pendek dibandingkan rekan kerja mereka yang tidak mengalami stres karena pekerjaan.
Telomere yang pendek ini rupanya tak sekedar membuat seseorang terlihat lebih tua secara fisik, seperti kerutan dan uban, namun juga membuat seseorang mengidap penyakit tua. Ukuran telomere yang pendek juga terkait dengan penyakit Parkinson, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan usia tua.
"Menurutku, hasil ini perlu diperhatikan bagi mereka yang mengalami stres karena pekerjaan. Stres akut karena pekerjaan bisa memberikan risiko kerusakan yang besar pada kesehatan," jelas Ahola, seperti dilansir oleh Times of India (01/09).
(mdk/kun)