Wanita bertubuh tinggi lebih berisiko kena kanker?
Wanita yang memiliki tubuh tinggi lebih berisiko terkena berbagai jenis kanker.
Beberapa faktor risiko bisa dihindari dan dikontrol, seperti kebiasaan merokok, berat badan, atau gaya hidup. Namun beberapa faktor lainnya tak bisa dihindari oleh wanita, seperti berat badan. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita yang bertubuh tinggi lebih berisiko kena kanker.
Hasil ini didapatkan peneliti setelah mengamati lebih dari 144.000 wanita dan menemukan bahwa wanita yang bertubuh tinggi memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena berbagai jenis kanker setelah mereka mengalami menopause. Beberapa jenis kanker yang berkemungkinan menyerang antara lain kanker kulit melanoma, kanker sel plasma, kanker payudara, usus besar, ginjal, ovarium, kanker anus, dan tiroid.
-
Bagaimana sel kanker menyebar? Penyebaran sel kanker atau metastasis adalah hal yang paling ditakutkan dari penyakit kanker. Sel kanker bisa menginvasi jaringan di sekitarnya, sewaktu-waktu dapat masuk ke aliran darah atau saluran limfe dan terbawa jauh ke jaringan atau organ tubuh lain.
-
Apa itu kanker pankreas? Kanker pankreas adalah jenis kanker yang berasal dari sel-sel yang ada di jaringan pankreas. Sel-sel kanker pankreas merupakan sel-sel yang mengalami pertumbuhan yang tidak terkontrol dan dapat menyebar ke organ dan jaringan lain di sekitarnya.
-
Apa itu Kanker Tiroid? Kanker Tiroid adalah Kanker yang Menyerang Kelenjar Tiroid, Ketahui Gejala dan Penyebabnya Jika bisa kita sadari sejak dini, kanker ini masih bisa disembuhkan.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, menghindari rokok dan minuman beralkohol, melakukan deteksi dini, melakukan vaksinasi, dan mengurangi paparan sinar matahari.
-
Apa itu kanker sarkoma? Kanker sarkoma adalah salah satu jenis kanker yang berasal dari jaringan ikat tubuh, seperti otot, tulang rawan, lemak, pembuluh darah, atau jaringan yang mendukung organ-organ tubuh.
-
Apakah kanker nasofaring itu? Salah satu jenis kanker yang jarang terjadi adalah kanker nasofaring atau karsinoma nasofaring. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), penderita kanker nasofaring setiap tahunnya di seluruh dunia sekitar 80 ribu. Meski sedikit dibanding kanker lain, kanker nasofaring tetap harus segera ditangani dengan benar.
Peneliti memilih 20.928 wanita yang telah melewati masa menopause dan berusia antara 50 - 79 tahun. Mereka telah terkena satu jenis kanker atau lebih selama 12 tahun masa penelitian. Bahkan setelah peneliti menghitung faktor lain seperti usia, berat badan, kebiasaan merokok dan minum alkohol, serta terapi hormon, hasilnya masih menunjukkan bahwa wanita tinggi lebih berisiko terkena kanker.
Setiap tambahan 10 cm tinggi bawah, risiko kanker wanita bertambah 13 persen. Secara spesifik, terdapat peningkatan risiko kanker darah, ginjal, anus, serta tiroid hingga 23 - 29 persen untuk setiap penambahan berat badan empat inci. Untuk kanker payudara, ovarium, usus besar, dan melanoma terdapat penambahan risiko hingga 13 - 17 persen.
Penelitian sebelumnya telah mengungkap bahwa wanita bertubuh tinggi lebih berisiko kena kanker ovarium. setiap penambahan dua inci tinggi badan, wanita memiliki risiko 7 persen lebih tinggi. Menurut penulis penelitian Dr Thomas Rohan dari Albert Einstein College of Medicine, terdapat dua faktor yang mempengaruhi hal ini. Pertama adalah faktor genetis, dan kedua berkaitan dengan pengaruh lingkungan.
Meski begitu, Rohan berpendapat bahwa wanita tinggi tak harus khawatir dan panik karena hasil penelitian ini. Menurutnya, risiko kanker masih bisa diturunkan dengan mengurangi faktor risiko lainnya seperti menjaga gaya hidup sehat dan mengurangi kebiasaan buruk, seperti dilansir oleh CBS News (25/07).
Meski penelitian ini hanya dilakukan pada wanita yang sudah mengalami menopause, namun peneliti berpendapat bahwa hal ini juga bisa berlaku pada wanita yang belum mengalami menopause atau bahkan pada pria. Selanjutnya peneliti akan melakukan penelitian pada populasi lainnya.
(mdk/kun)