Waspada, Angka Kematian Covid-19 Pada Anak Mengalami Kenaikan
Data Bersatu Lawan COVID-19 per 26 Agustus 2021, persentase kematian COVID-19 anak dalam dua bulan terakhir masih belum menunjukkan penurunan. Sejak Juni 2021, persentase kematian anak di angka 1 persen, lalu Juli-Agustus di angka 2 persen.
Diturunkannya level PPKM bukan berarti Anda bisa melonggarkan proteksi dari serangan Covid-19. Data terbaru dari Bersatu Lawan COVID-19 menunjukkan adanya kenaikan angka kematian akibat Covid-19 pada anak-anak.
Data Bersatu Lawan COVID-19 per 26 Agustus 2021, persentase kematian COVID-19 anak dalam dua bulan terakhir masih belum menunjukkan penurunan. Sejak Juni 2021, persentase kematian anak di angka 1 persen, lalu Juli-Agustus di angka 2 persen.
-
Kapan Malaysia merdeka? Negara monarki konstitusional ini baru memperoleh kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957.
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang meresmikan Langgar Merdeka? Langgar ini diresmikan Menteri Sosial pertama Indonesia yaitu Mulyadi Joyo Martono.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
"Bahkan kematian akibat Corona pada anak semakin meningkat pada beberapa daerah. Ini disebabkan karena keterlambatan orang tua membawa anak ke tempat pengobatan yang baik," ungkap Dante saat Rakornas KPAI, Persiapan PTM dan Program Vaksinasi Anak Usia 12-17 Tahun Berbasis Sentra Sekolah, Senin (30/8/2021).
Sering dianggap flu biasa
Kasus gejala Covid-19 pada anak sering dianggap sebagai flu biasa oleh orang tua. Hal ini membuat penanganan pada anak yang terpapar Covid-19 sering terlambat.
"Tadinya, disangka hanya flu biasa. Kemudian anaknya mungkin anosmia atau kehilangan indra penciuman. Biasanya ini tidak terlalu banyak dikeluhkan oleh anak." ungkap Dante.
Gejala yang sering terlihat pada anak, kata Dante, mereka susah makan. Tatkala mereka susah makan, mulai muncul gejala mirip flu.
"Ya, mereka diobati sebagai sakit flu, tetapi kondisinya semakin parah, baru orang tuanya sadar," lanjutnya.
Jika melihat pada Case Fatality Rate (CFR) per 26 Agustus 2021, kematian COVID-19 anak mengalami sedikit peningkatan. CFR adalah jumlah orang yang meninggal dunia dari total orang yang sakit atau mempunyai gejala suatu penyakit.
"Kalau CFR dewasa memang meningkatnya pada masa pandemi cukup tajam sampai 6,45 persen (Agustus 2021), sedangkan pada anak-anak 1 persen (0,68 persen)," lanjut Dante Saksono Harbuwono.
"Saat lonjakan pada Juli 2021 terjadi, CFR dewasa 3,27 persen dan anak-anak 0,33 persen."
Oleh karena itu, Dante menekankan, gejala-gejala COVID-19 pada anak-anak juga penting diketahui orang tua. Sehingga tren kasus konfirmasi dan kematian COVID-19 pada anak tidak terjadi.
"Peran orang tua sangat penting sekali untuk menekan kasus kematian COVID-19 pada anak. Tidak menunggu anak sampai kelihatan sesak dahulu, baru dibawa ke rumah sakit," ucapnya.
"Tetapi dari awal sudah diperiksakan ketika anaknya demam, susah makan, langsung diperiksakan ke dokter, dibawa ke instalasi kesehatan setempat." tutup Dante.
Tetap patuhi protokol kesehatan untuk menjaga Anda dan buah hati dari paparan Covid-19. Selalu pakai masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, dan hindari kerumunan.
Sumber: Liputan6.com
Reporter:Fitri Haryanti Harsono