4 Pemain Keturunan yang Menolak Timnas Indonesia, Bagaimana Nasib Mereka Sekarang?
Beberapa pemain keturunan yang sempat menjadi incaran Timnas Indonesia memilih menolak tawaran naturalisasi dengan harapan membela timnas negara asal mereka.
Di bawah asuhan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia semakin menunjukkan peningkatan kualitas berkat kebijakan naturalisasi pemain keturunan. Program ini menghadirkan sejumlah pemain potensial yang diharapkan bisa memperkuat skuad Garuda. Namun, meskipun banyak yang memutuskan untuk bergabung, beberapa pemain memilih menolak tawaran naturalisasi dari PSSI dan lebih memilih untuk memperjuangkan tempat di timnas negara lain yang mereka impikan.
Keputusan-keputusan tersebut tentu menarik perhatian publik, terutama ketika melihat bagaimana karier mereka berkembang setelah menolak kesempatan bergabung dengan Timnas Indonesia. Beberapa pemain bahkan mengalami penurunan performa meskipun sebelumnya menjadi incaran utama pelatih dan federasi sepak bola Indonesia. Apa yang terjadi dengan mereka sekarang? Berikut kisah perjalanan karier empat pemain yang memilih menolak naturalisasi dan memilih jalur internasional lain.
- Sudah Berkawan Lama, Ragnar Oratmangoen Upaya Yakinkan Ole Romeny agar Gabung Timnas Indonesia
- 4 Pemain Timnas Indonesia yang Bikin Ketar-ketir Pertahanan Jepang, Semua Berstatus Naturalisasi
- 10 Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia yang Paling Populer di Medsos: Jadi Idola Kaum Hawa
- Naturalisasi, Cara Kemenkumham Dukung Timnas Sepak Bola Indonesia
1. Pascal Struijk
Pascal Struijk, bek Leeds United, sempat menjadi kandidat utama untuk memperkuat Timnas Indonesia. Namun, ia memilih untuk berjuang merebut tempat di Timnas Belanda atau Belgia, dua negara yang memiliki ikatan darah dengannya. Sayangnya, meskipun tampil impresif di Premier League, kesempatan untuk bergabung dengan timnas-timnas tersebut belum juga datang.
Keputusan Pascal untuk menolak Timnas Indonesia menjadi sorotan, apalagi kini ia belum mendapatkan panggilan dari Timnas Belanda atau Belgia. Dalam beberapa wawancara, Pascal mengungkapkan bahwa ia tetap berharap bisa bermain untuk salah satu timnas Eropa tersebut. Namun, dengan usianya yang kini semakin bertambah, peluang untuk bisa masuk skuad utama semakin mengecil, dan masa depannya di level internasional kini dipertanyakan.
2. Jayden Oosterwolde
Jayden Oosterwolde, yang kini bermain untuk Fenerbahce di Turki, menjadi salah satu pemain yang diprioritaskan PSSI pada 2020. Namun, meskipun memiliki darah Indonesia dari sang ibu, Jayden lebih memilih untuk mengejar impian bergabung dengan Timnas Belanda, negara asal ayahnya. Keputusan ini cukup mengejutkan, terutama mengingat PSSI cukup serius mendekatinya.
Namun, hingga kini Jayden belum mendapat kesempatan untuk tampil di Timnas Belanda. Di level klub, meskipun bermain di Fenerbahce, ia harus menelan pil pahit dengan dipinjamkan ke klub Serie B Italia, Parma, yang mempengaruhi perkembangan kariernya. Keputusannya untuk tetap mengejar impian bermain untuk Timnas Belanda kini menghadapkan dirinya pada kenyataan bahwa kesempatan bermain di level internasional semakin sempit.
3. Emil Audero
Emil Audero, kiper kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat, juga sempat menjadi incaran PSSI untuk memperkuat Timnas Indonesia. Namun, Emil menolak tawaran tersebut karena ia memiliki ambisi besar untuk bisa bermain di Timnas Italia, negara asal ibunya. Meski demikian, kesempatan bermain di timnas Italia belum juga datang.
Karier klub Emil pun tak menunjukkan perkembangan signifikan. Meskipun sempat bergabung dengan klub besar Serie A, Juventus, ia hanya duduk di bangku cadangan. Setelah pindah ke Sampdoria, Emil tetap kesulitan merebut posisi utama sebagai kiper, dan kesempatan untuk membela Italia pun semakin jauh. Hingga saat ini, Emil belum mendapatkan kesempatan di Timnas Italia, dan karier internasionalnya tampak semakin suram.
4. Andri Syahputra
Andri Syahputra, yang lahir di Lhokseumawe, Aceh, sempat tampil mengesankan di liga Qatar dan menjadi perhatian PSSI. Namun, Andri memilih untuk mengganti kewarganegaraannya dan membela Timnas Qatar U-23. Keputusannya untuk bergabung dengan Qatar justru menjadi langkah yang mengundang perhatian, karena ia juga sempat didekati oleh PSSI untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Namun, meski sempat menunjukkan performa gemilang di level junior, karier internasional Andri di Timnas Qatar tak berjalan sesuai harapan. Ia kesulitan mendapatkan panggilan untuk timnas senior Qatar dan kini terpaksa berjuang keras untuk kembali menembus skuad utama Qatar atau mencari peluang di timnas lain. Keputusan untuk menolak Timnas Indonesia tampaknya tidak memberikan hasil yang sesuai dengan ekspektasi.
Mengapa Emil Audero Menolak Tawaran Naturalisasi dari Timnas Indonesia?
Emil Audero memilih untuk menolak tawaran dari PSSI karena ia memiliki ambisi untuk membela Timnas Italia, negara asal ibunya. Meskipun sudah mendapatkan perhatian dari Indonesia, Emil tetap berharap bisa mendapat kesempatan di timnas Italia.
Mengapa Andri Syahputra Memilih Untuk Bergabung dengan Timnas Qatar?
Andri Syahputra menolak tawaran Timnas Indonesia karena ia lebih memilih untuk mengganti kewarganegaraannya dan bermain untuk Timnas Qatar. Meski memiliki darah Indonesia, ia memutuskan untuk berkarier di Qatar dan menempatkan ambisi tersebut di atas peluang membela Timnas Indonesia.
Bagaimana Nasib Karier Pemain-Pemain Ini Kini?
Karier para pemain ini menunjukkan bahwa memilih jalur internasional tak selalu berakhir sesuai harapan. Beberapa di antaranya kini berjuang keras untuk mendapatkan tempat di timnas yang mereka pilih, sementara yang lain harus menghadapi kenyataan pahit akibat penurunan performa dan kesempatan yang semakin terbatas.
eputusan mereka untuk menolak tawaran Timnas Indonesia tentu menjadi langkah yang penuh risiko, dan hanya waktu yang akan menentukan apakah keputusan tersebut benar-benar menguntungkan di masa depan.