Keputusan Mendadak Everton Pecat Sean Dyche 3 Jam Sebelum Pertandingan, Ada Apa?
Pemecatan Sean Dyche sebagai manajer Everton menyisakan berbagai rincian dan pernyataan yang dianggap 'aneh'.
Everton, yang tengah berjuang di Premier League, mengambil keputusan untuk memecat manajer Sean Dyche hanya tiga jam sebelum laga putaran ketiga Piala FA melawan Peterborough yang berlangsung pada Jumat dini hari WIB (10-1-2025). Spekulasi mengenai masa depan Dyche telah beredar luas, terutama setelah klub diambil alih oleh Friedkin Group, pemilik baru dari Amerika Serikat, dalam kesepakatan senilai 400 juta pound (sekitar Rp8 triliun) bulan lalu.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis, Everton menyatakan bahwa Dyche telah 'dibebastugaskan dari posisinya sebagai manajer tim utama pria dengan segera' dan proses pencarian pengganti sedang dilakukan. Namun, yang menjadi sorotan adalah pernyataan tersebut tidak mengandung ucapan terima kasih atau penghormatan kepada Dyche, yang dianggap aneh oleh banyak pihak.
Peter McPartland dari Toffee TV menyampaikan pandangannya kepada Sky Sports: "Kami (Everton) pernah merilis pernyataan seperti ini untuk manajer yang memang tidak ingin kami beri penghormatan, jadi ini cukup mengejutkan saya. Saya rasa, melihat dua musim terakhir, Dyche telah melakukan tugasnya. Dia datang setelah Frank Lampard dan menyelamatkan kami dari degradasi. Dia mengulanginya musim lalu dalam kondisi yang sulit. Jadi, terasa agak aneh mereka tidak berterima kasih kepadanya," ujarnya.
Keputusan yang Tiba-tiba
Keputusan untuk memecat Dyche tampaknya diambil secara tiba-tiba, bahkan catatan program pertandingan yang disusun oleh Dyche masih digunakan untuk pertandingan melawan Peterborough. Saat ini, Everton kembali terancam terdegradasi setelah hanya mampu meraih satu kemenangan dari sebelas pertandingan terakhir mereka di Premier League. Kemenangan tersebut terjadi ketika melawan Wolves, tim yang juga berada di zona degradasi, pada bulan Desember yang lalu.
Dalam laga melawan Peterborough, posisi pelatih sementara diisi oleh Leighton Baines, yang merupakan pelatih kepala tim U-18 Everton, serta Seamus Coleman sebagai kapten tim utama. Pengangkatan mereka sebagai pelatih sementara menunjukkan upaya klub untuk segera memperbaiki performa tim dalam situasi yang kritis ini. Dengan hanya satu kemenangan dalam sebelas laga, Everton perlu segera bangkit agar terhindar dari ancaman degradasi yang semakin mendekat.
Siapa Pengganti Dyche?
Sejumlah nama terkenal mulai muncul sebagai calon pengisi posisi kosong di Everton. Salah satunya adalah Jose Mourinho, mantan manajer Manchester United dan Chelsea, yang saat ini menjabat sebagai pelatih Fenerbahce. Mourinho memiliki pengalaman bekerja sama dengan Friedkin Group ketika melatih AS Roma, meskipun ia dipecat kurang dari satu tahun yang lalu.
Selain Mourinho, terdapat beberapa kandidat lainnya. Di antaranya adalah David Moyes, mantan manajer Everton, Gareth Southgate, mantan pelatih Timnas Inggris, serta Thomas Frank yang saat ini melatih Brentford. Andoni Iraola, pelatih Bournemouth, juga masuk dalam daftar calon yang dipertimbangkan untuk posisi tersebut.
Kinerja Dyche saat Melatih Everton
Sean Dyche mulai menjabat sebagai pelatih Everton pada Januari 2023 dan berhasil mempertahankan klub tersebut di Premier League, meskipun harus menghadapi berbagai rintangan, termasuk pengurangan poin pada musim lalu akibat pelanggaran terkait aturan profit dan keberlanjutan liga. Musim pertamanya diakhiri dengan Everton menempati peringkat ke-17, yang mana mereka berhasil menghindari degradasi berkat kemenangan melawan Bournemouth di pertandingan terakhir musim.
Pada musim lalu, posisi mereka sedikit membaik menjadi ke-15. Everton juga dikenal sebagai klub yang tidak pernah terdegradasi dari divisi utama sepak bola Inggris sejak tahun 1954. Namun, selama kepemimpinan Dyche, tim ini seringkali mendapatkan kritik karena permainan yang dianggap kurang menarik dan minimnya jumlah gol yang dicetak.
Dengan hanya 15 gol yang tercipta musim ini, Everton berada di posisi kedua terendah dalam hal produktivitas gol di liga, setelah Southampton yang mencetak 12 gol. Hal ini menjadi salah satu alasan utama di balik keputusan pemecatan Dyche.
Meskipun strategi permainan langsung dengan bola panjang yang diterapkan Dyche berhasil saat melatih Burnley, di Everton, harapan dan ekspektasi dari para penggemar jauh lebih tinggi. Kekalahan 0-1 dari Bournemouth, di mana tim tidak mencatatkan satu pun tembakan tepat sasaran, serta hanya berhasil melakukan dua tembakan ke gawang dalam kekalahan 2-0 dari Nottingham Forest, menjadi titik kritis bagi manajemen klub. Seperti yang diungkapkan, "Kekalahan ini menjadi puncak dari segala masalah yang dihadapi."
Era Baru Everton
Everton kini sedang mencari manajer permanen kelima dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Para pemilik baru juga harus memperhatikan bahwa musim ini merupakan yang terakhir bagi klub di Goodison Park sebelum mereka pindah ke stadion baru di Bramley-Moore Dock pada musim depan.
Goodison, yang telah menjadi markas Everton selama 132 tahun, akan segera menjadi bagian dari sejarah. Friedkin Group diperkirakan menginginkan seorang manajer yang dapat menarik perhatian untuk memimpin klub memasuki fase baru. Dyche, yang masih memiliki satu tahun tersisa dalam kontraknya, menjadi manajer keenam dari 20 tim di Premier League yang kehilangan posisi mereka musim ini.
Sumber: Foxsports