Nurdin Halid Nilai Pemecatan STY Tepat: 5 Tahun Tidak Bisa Beri Gelar Kalah Sama Indra Sjafri
Nurdin Halid, mantan Ketua Umum PSSI, memberikan dukungan terhadap keputusan untuk memecat Shin Tae-yong dari posisi pelatih Timnas Indonesia.
Mantan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, memberikan dukungannya terhadap keputusan untuk memberhentikan Shin Tae-yong dari posisinya sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Ia berpendapat bahwa langkah yang diambil oleh federasi sepak bola Indonesia adalah langkah yang tepat. Setelah menjalani masa bakti selama lima tahun, Shin Tae-yong secara resmi tidak lagi menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia. PSSI mengumumkan keputusan ini kepada publik pada hari Senin, 6 Januari 2025.
- Menyelami Lebih Dalam di Balik Pemecatan Shin Tae-yong sebagai Pelatih Timnas Indonesia
- Ibnu Jamil Kritisi Pemecatan Shin Tae-yong dari Pelatih Timnas Indonesia: Ada Apa Dibalik Ini Semua?
- Memahami Sifat Keras Kepala Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Shin Tae-yong Mengungkapkan Alasan Memanggil Pelatih Khusus untuk Penyerang Timnas Indonesia: Meningkatkan Kemampuan Menembak.
Dalam konferensi pers yang diadakan oleh PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir, dibahas mengenai Rencana Baru Perkembangan Timnas Indonesia, dan salah satu informasi yang disampaikan adalah pemecatan Shin Tae-yong.
Pemecatan ini terjadi hanya 16 hari setelah Timnas Indonesia mengalami kegagalan di ajang Piala AFF 2024. Pertandingan terakhir yang dilakoni oleh pelatih asal Korea Selatan tersebut adalah saat Timnas Indonesia bertanding melawan Filipina di Stadion Manahan, Solo, pada 21 Desember lalu.
Keputusan yang cerdas
Nurdin Halid pernah menjabat sebagai ketua PSSI dari tahun 2003 hingga 2011. Ia mengungkapkan bahwa ia memahami keputusan yang diambil oleh Erick Thohir selaku ketua PSSI dalam menangani isu pergantian pelatih di Timnas Indonesia.
Menurut Nurdin Halid, semua pihak seharusnya bisa menerima dan menghormati keputusan PSSI mengenai pemecatan Shin Tae-yong. Pelatih asal Korea Selatan tersebut telah dievaluasi berdasarkan kinerjanya, terutama dalam kualifikasi Piala Dunia 2026.
"Harus menghormati keputusan PSSI karena mereka yang paling tahu dan mengerti tentang kondisi di Timnas Indonesia. Lalu pemecatan seorang pelatih ketika tidak mencapai target adalah sesuatu yang sangat normal," ujar Nurdin Halid dalam obrolannya di kanal Youtube Metro TV.
Beban Tanggung Jawab yang Besar
Nurdin Halid menyatakan bahwa tanggung jawab PSSI lebih berat dibandingkan dengan yang dipikul oleh Shin Tae-yong. Ia memberikan contoh bahwa bahkan pelatih terkenal seperti Roberto Mancini harus mengundurkan diri dari posisi pelatih Timnas Arab Saudi karena tidak mencapai target yang ditetapkan.
"Ini keputusan dan kebijakan yang tepat menurut saya, ini tanggung jawab pengurus PSSI. Arab Saudi juga memberhentikan Roberto Mancini," ungkapnya.
Lebih lanjut, Nurdin menyoroti fenomena unik dalam sepak bola Indonesia, di mana ketika tim berprestasi, pujian sering kali diarahkan kepada pelatih dan pemain.
"Bisa saja terjadi di era sekarang, andai tim gagal, Pak Erick ditekan, kenapa tidak dari dulu memberhentikan STY dan sebagainya," jelasnya.
Ia menekankan bahwa situasi ini bisa mengakibatkan tekanan yang tidak seimbang terhadap pelatih. Selain itu, Nurdin juga mengingat pengalamannya saat menjabat sebagai Ketua PSSI, di mana Timnas Indonesia di Piala Asia 2007 tanpa pemain naturalisasi lebih produktif dalam mencetak gol dibandingkan dengan pencapaian di Piala Asia 2024. "Ini hanya perbandingan saja," tutupnya.
Anggap kinerja STY kurang
Nurdin Halid mengungkapkan pandangannya mengenai kinerja Shin Tae-yong yang dinilai tidak memuaskan selama menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia. Dalam kurun waktu lima tahun, ia belum berhasil meraih satu pun trofi untuk skuad Garuda, yang menjadi sorotan utama bagi Halid.
Meskipun demikian, Shin Tae-yong telah mencatat beberapa pencapaian penting, seperti menjadi runner-up Piala AFF 2020, meraih medali perunggu di SEA Games 2021, serta mencapai runner-up di Piala AFF U-23 2023.
Selain itu, ia juga membawa Timnas Indonesia sampai ke babak 16 besar Piala Asia 2023, fase grup Piala Asia U-20 2023, semifinalis Piala Asia U-23 2024, serta berhasil lolos ke Piala Asia 2027 dan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
"Saya tidak melihat sesuatu yang membanggakan dari kiprah STY. Lima tahun tidak bisa memberikan gelar apa-apa, justru coach Indra Sjafri yang bisa mempersembahkan medali emas SEA Games," ungkap Nurdin Halid menanggapi hasil yang diraih oleh pelatih asal Korea Selatan tersebut.
Ia juga menekankan bahwa filosofi permainan Shin Tae-yong, yang lebih mengedepankan kekuatan dan kecepatan, mungkin lebih sesuai untuk sepak bola Korea Selatan.
Nurdin menambahkan, "Hal lain adalah tentang filosofi, Shin Tae-yong itu menekankan kekuatan dan kecepatan yang lebih cocok untuk sepak bola Korsel, tidak cocok untuk pemain naturalisasi yang sebagian besar dari Belanda yang lebih condong ke total football." Pendapat ini menunjukkan bahwa pendekatan taktik Shin mungkin tidak selaras dengan karakteristik pemain yang ada di Timnas Indonesia.