Isu Pemecatan Shin Tae-yong Dianggap Hanya Tes Ombak
Isu mengenai pemecatan Shin Tae-yong dari posisi pelatih kepala Timnas Indonesia muncul kembali pada awal tahun 2025.
Isu tentang pemecatan Shin Tae-yong dari posisi pelatih kepala Timnas Indonesia kembali mencuat di awal tahun 2025. Informasi ini menyebar dengan cepat di platform media sosial. Anggota Exco PSSI, Khairul Anwar, menjadi penyebab munculnya isu ini melalui unggahan di Instagram yang penuh tanda tanya, seolah memberikan sinyal bahwa pelatih asal Korea Selatan tersebut akan segera dipecat.
Selama ini, nama Khairul Anwar jarang terdengar dalam perbincangan terkait sepak bola nasional, terutama yang berkaitan dengan Timnas Indonesia. Selain itu, para petinggi PSSI seperti Arya Sinulingga dan Sumardji juga belum memberikan tanggapan mengenai rumor yang beredar ini. Padahal, kabar tentang pemecatan Shin Tae-yong sudah beredar sejak akhir tahun 2024.
"Dari pengamatan saya, apa yang disampaikan Khairul Anwar hanyalah tes ombak," ungkap Gusnul Yakin.
"Pernyataan itu muncul setelah adanya rapat petinggi PSSI, terutama Ketua Umum Erick Thohir, bersama anggota Exco. Tampaknya mereka ingin mengetahui seberapa besar respons publik terhadap kemungkinan pemecatan Shin Tae-yong," tambahnya.
Isu pemecatan
Pengamat sepak bola senior dari Malang merasa prihatin dengan munculnya kembali isu pemecatan mantan pelatih Timnas Korea Selatan yang pernah berpartisipasi di Piala Dunia 2018. "
Katanya kegagalan di Piala AFF sudah dilupakan, tapi kok sekarang timbul lagi isu ini," ungkap Gusnul Yakin.
Ia menambahkan, "Jika PSSI memecat Shin Tae-yong, ini akan jadi kemenangan para pengamat yang tak jelas kepentingannya. Namun, keputusan nanti merupakan kekalahan telak bagi Erick Thohir."
Menurutnya, keputusan tersebut akan memicu berbagai reaksi dari publik dan bisa mengganggu stabilitas tim nasional.
Gusnul Yakin juga menekankan bahwa keputusan yang diambil oleh PSSI harus mempertimbangkan banyak aspek, termasuk kinerja pelatih dan hasil yang dicapai oleh tim.
"Masyarakat harus melihat lebih jauh dari sekadar hasil pertandingan, karena ada banyak faktor yang mempengaruhi performa tim," ujarnya.
Ia berharap PSSI tidak terburu-buru dalam mengambil langkah yang dapat mempengaruhi masa depan sepak bola Indonesia. "Keputusan yang tepat akan membawa dampak positif bagi perkembangan sepak bola di tanah air," tandasnya.
Lebih baik kita fokus pada kualifikasi Piala Dunia 2026
Mantan pelatih Arema yang meraih gelar juara Galatama pada tahun 1992 ini memberikan saran agar alih-alih terus memperdebatkan nasib Shin Tae-yong, sebaiknya perhatian dialihkan pada empat pertandingan terakhir di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang semakin mendekat.
"Orang kita memang suka ribut di dalam rumah sendiri. Padahal dunia luar terus maju. Daripada energi terbuang percuma, lebih baik PSSI beri kepercayaan Shin Tae-yong fokus di sisa laga Kualifikasi Piala Dunia 2026," ungkap Gusnul Yakin.
Ia menambahkan, "Kalau terus seperti ini tentu psikologis Shin Tae-yong dan para stafnya asal Korsel itu pasti terganggu juga," jelasnya.
Rival sedang mempersiapkan diri
Gusnul Yakin menekankan bahwa tim-tim rival Timnas Indonesia, seperti Australia, Arab Saudi, Bahrain, dan China, terus melakukan perbaikan terhadap skuad mereka. "Australia yang punya peluang lolos langsung bersama Jepang fokus total. Sementara Bahrain meningkat pesat di Piala Teluk 2024. China juga mengumpulkan pemainnya menyongsong pertandingan berikutnya," ungkap Gusnul Yakin.
Ia juga menambahkan, "Kabarnya China mendapat tambahan empat pemain naturalisasi dari Amerika Latin. Jadi pemangku sepakbola Indonesia jangan main-main dan melupakan tantangan yang sudah di depan mata." Dengan pernyataan ini, Gusnul Yakin mengingatkan pentingnya untuk tetap waspada dan tidak meremehkan upaya tim-tim lawan yang semakin kuat.