Ritual 5 Algojo Penalti Legenda Timnas Indonesia, Ada El Loco yang Masukkan Bola ke Celana
Beberapa pemain memiliki kebiasaan tertentu yang mereka lakukan sebelum mengambil tendangan penalti.
Menendang penalti merupakan tantangan yang tidak sederhana. Seorang pemain harus mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi kiper lawan dalam situasi satu lawan satu. Selain itu, faktor keberuntungan juga turut berperan.
Salah satu pemain yang sangat terampil dalam mengeksekusi penalti adalah gelandang Manchester United, Bruno Fernandes. Sejak bergabung dengan Setan Merah pada Januari 2020, Fernandes selalu berhasil mencetak gol dari titik penalti. Dari delapan kesempatan yang ada, ia berhasil mengubah semuanya menjadi gol.
- Begini Ritual Cagub Bali Wayan Koster dan De Gadjah Sebelum Nyoblos di TPS
- Hitung-hitungan Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026 Lewat Ronde Ketiga
- Dianggap Permainan yang Dicintai Para Dewa, Ada Ritual Khusus Bangsa Maya Kuno sebelum Bermain Bola
- Witan Sulaeman Ungkap 'Ritual' Sebelum Bertanding Bareng Timnas U-23
Menjadi algojo penalti adalah tugas yang memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Diperlukan keterampilan untuk menentukan arah bola serta membaca gerakan kiper lawan. Sebagai contoh, Simone Zaza, penyerang Timnas Italia, mengalami kegagalan saat mengeksekusi penalti di semifinal Piala Eropa 2016.
Meskipun ia berhasil mengecoh Manuel Neuer, tendangannya justru melambung tinggi di atas mistar gawang. Di Indonesia, eksekutor penalti umumnya didominasi oleh pemain asing, meskipun terdapat beberapa pemain lokal yang juga dipercaya untuk mengambil tendangan 12 pas. Berikut adalah lima di antaranya:
Bambang Pamungkas
Dalam pertandingan, Bambang Pamungkas selalu menjadi andalan Persija Jakarta ketika harus mengeksekusi penalti. Mantan penyerang berusia 40 tahun ini memiliki gaya khas yang terlihat saat ia menjadi algojo dalam situasi 12 pas.
Dengan julukan Bepe, ia selalu tampil tenang sebelum melakukan tendangan penalti. Alih-alih menendang dengan keras, Bepe lebih memilih untuk menggunakan kecerdikannya dengan mengarahkan bola ke sudut gawang lawan.
Apakah Anda masih ingat keberanian Bepe saat mengambil dua tendangan penalti dalam pertandingan Timnas Indonesia melawan Thailand pada babak penyisihan Grup A Piala AFF 2010?
Saat itu, Timnas Indonesia berada dalam posisi tertinggal 0-1 dari Thailand sebelum Bepe dimasukkan di babak kedua. Dalam momen krusial tersebut, mantan pemain yang saat itu berusia 30 tahun ini berhasil mengeksekusi dua penalti pada menit ke-82 dan 90+1, yang membawa Timnas Indonesia berbalik unggul menjadi 2-1.
Boaz Solossa adalah seorang pemain sepak bola yang terkenal di Indonesi
Seperti halnya Bepe, Boaz Solossa juga dikenal sebagai eksekutor andalan di level klub bersama Persipura Jayapura. Penyerang berusia 34 tahun ini memiliki insting yang tajam dalam menjalankan tugas sebagai algojo penalti.
Dalam setiap eksekusi penalti, Boaz selalu mengandalkan kaki kirinya, yang merupakan kaki terkuatnya, untuk menembus gawang lawan. Berbeda dengan Bepe yang cenderung elegan saat mengeksekusi penalti, Boaz memiliki gaya yang lebih agresif. Mantan penyerang Timnas Indonesia ini kerap kali menghajar bola dengan keras dari titik 12 pas.
Salah satu momen paling berkesan dari penalti Boaz adalah ketika ia berhasil membobol gawang Vietnam pada babak semifinal Piala AFF 2016 leg pertama. Namun, dalam eksekusi tersebut, Bochi—sapaan akrabnya—tidak menghajar bola dengan keras.
Ia hanya mengarahkan bola dengan cermat ke sisi atas kanan gawang Vietnam, dan para pendukung Timnas Indonesia pun merayakan gol hasil sepakan penalti yang memukau dari Bochi. Momen ini menjadi salah satu yang paling diingat oleh para penggemar, menunjukkan kemampuan Boaz dalam mengambil penalti dengan tenang dan tepat.
Alberto Goncalves
Transfermarkt mencatat bahwa Alberto Goncalves telah sukses menjalankan tendangan penalti di Liga 1 sejak tahun 2017. Pemain depan Madura United ini memang memiliki keahlian khusus dalam mengeksekusi tendangan dari titik 12 pas.
Beto dikenal sebagai salah satu eksekutor penalti yang handal selama kariernya. Oleh karena itu, penyerang asal Brasil ini sering dijadikan pilihan utama sebagai algojo tendangan penalti.
Ilija Spasojevic
Ilija Spasojevic merupakan salah satu pemain yang sangat efektif dalam mengeksekusi tendangan penalti. Sebagai penyerang Bali United, ia telah menjadi eksekutor utama tim selama tiga musim terakhir. Sejak bergabung dengan Bali United pada tahun 2019, Spasojevic berhasil mencetak empat gol dari titik penalti.
Salah satu momen menarik terjadi ketika ia menjadi penendang penalti untuk Timnas Indonesia dalam pertandingan melawan Mongolia di Aceh World Solidarity Tsunami Cup pada bulan Desember 2017. Dalam kondisi kotak penalti yang dipenuhi lumpur, Spasojevic dengan sigap membersihkan area titik putih menggunakan tangannya sebelum melaksanakan tendangan.
Tindakan tersebut memberikan hasil yang positif, di mana tendangannya berhasil menembus gawang Mongolia dan mengecoh kiper lawan.
Cristian Gonzales
Cristian Gonzales memiliki hampir semua atribut yang diperlukan untuk menjadi eksekutor penalti yang handal. Dikenal dengan julukan El Loco, ia menunjukkan ketenangan luar biasa saat melaksanakan tendangan 12 pas, ditambah lagi dengan kemampuan kaki kirinya yang sangat mematikan.
Di setiap klub yang pernah dibelanya, Gonzales selalu dipercaya untuk mengambil tendangan penalti. Gaya khasnya yang kalem saat mengeksekusi penalti menjadi ciri yang mudah dikenali. Meskipun ia adalah seorang bomber naturalisasi asal Uruguay, Gonzales lebih memilih untuk mengarahkan bola ke sudut gawang dengan tendangan yang terkesan lemah namun efektif.
Salah satu momen menarik terjadi ketika Gonzales bersiap untuk mengambil tendangan penalti dalam babak tos-tosan antara Arema FC dan Borneo FC di Piala Jenderal Sudirman 2015. Sebelum mengeksekusi, El Loco melakukan hal yang tidak biasa dengan memasukkan bola ke dalam celananya, sebuah trik yang berhasil mengecoh kiper Galih Sudaryono.
Tindakan tersebut menunjukkan kreativitas dan kecerdikan Gonzales dalam menghadapi situasi tekanan saat pertandingan. Kejadian ini tidak hanya menjadi sorotan dalam pertandingan, tetapi juga menambah warna dalam perjalanan kariernya sebagai seorang pemain sepak bola.