Dianggap Permainan yang Dicintai Para Dewa, Ada Ritual Khusus Bangsa Maya Kuno sebelum Bermain Bola
Para ilmuwan baru saja mengungkap ritual yang dilakukan bangsa Maya Kuno saat bermain bola.
Para ilmuwan baru saja mengungkap ritual yang dilakukan bangsa Maya Kuno saat bermain bola.
Dianggap Permainan yang Dicintai Para Dewa, Ada Ritual Khusus Bangsa Maya Kuno sebelum Bermain Bola
-
Bagaimana bangsa Maya menandai pengorbanan diri? Tulang ikan pari dikaitkan dengan pengorbanan diri karena terkadang benda itu dipasang menembus telinga, pipi, bibir, lidah, dan penis, kata Coe dalam bukunya.
-
Bagaimana manusia purba bermain? 'Anak-anak dan remaja mengumpulkan tulang binatang besar dan fosil gigi dari singkapan situs kuno dan bermain dengannya,' jelas makalah tersebut, menambahkan bahwa kerikil tersebut mungkin dikumpulkan dan dibawa ke sana untuk alasan yang sama.
-
Dimana ritual Mappalette Bola dilakukan? Ritual pindah rumah yang lebih ekstrem bisa ditemukan di Suku Bugis. Dikenal Mappalette Bola, ritual ini bukan meninggalkan rumah lama untuk menempati rumah baru. Tapi, membawa rumah dan semua isinya ke tempat yang baru. Unik banget kan!
-
Di mana bangsa Maya membangun situs upacara di Meksiko? Ditemukan 478 situs Mesoamerika yang diperkirakan berusia antara 2.000 dan 3.000 tahun. Situs itu membentang sepanjang 32.800 mil persegi di negara bagian Tabasco dan Veracruz, Meksiko, di mana peradaban bangsa Olmec dan Maya berkembang.
-
Dimana kota kuno bangsa Maya ditemukan? Para arkeolog di Meksiko menemukan 6.674 struktur atau bangunan kuno bangsa Maya dan kota yang hilang di daerah Campeche.
-
Bagaimana jalan bangsa Maya ditemukan? Teknologi LIDAR (Light Detection and Ranging) sekali lagi terbukti mampu mengungkap struktur kuno yang menakjubkan dan sulit terdeteksi dari permukaan tanah.
Sebuah tim arkeolog telah mengidentifikasi beberapa jejak tanaman di bawah lantai beraspal yang digunakan sebagai lapangan bagi bangsa Maya Kuno untuk bermain bola.
Tanaman-tanaman tersebut digunakan oleh masyarakat Maya Kuno pada berbagai upacara.
Melansir ScienceAlert, Ars Technica, dan Majalah Archaeology, Jumat (10/5), penemuan ini terjadi di Yaxnohcah, sebuah kota Maya kuno yang sekarang berada di wilayah Campeche, Meksiko.
Yaxnohcah berkembang dari sekitar tahun 1000 sebelum Masehi hingga 200 Masehi.
Tim arkeolog dari Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko mengatakan bahwa jejak tanaman yang ditemukan merupakan bagian dari ritual pemberkatan selama pembangunan lapangan.
Keberadaan sedimen jejak tanaman-tanaman yang ditemukan di bawah empat tingkat batu beraspal berperan dalam membuat tanaman tersebut relatif tetap terjaga sejak pembangunan lapangan.
Tim peneliti kemudian melakukan pengurutan DNA pada sedimen tersebut dan menemukan konsentrasi tinggi akan bahan dari tanaman yang penting bagi hidup bangsa Maya. Tim peneliti menyimpulkan bahwa terdapat 15 gen tanaman, dengan 4 di antaranya berhasil diidentifikasi.
Para arkeolog menemukan Ipomoea corymbosa atau xtabentun dalam bahasa Maya. Xtabentun merupakan tanaman merambat berbunga yang juga merupakan sebuah spesies dari tanaman sri pagi.
Tanaman ini dapat menimbulkan efek halusinasi ketika dikonsumsi. Bangsa Maya Kuno diperkirakan menggunakan tanaman ini dalam upacara peramalan untuk berkomunikasi dengan dewa-dewa.
Tanaman kedua yang ditemukan adalah cabai atau Capsicum sp. atau ic dalam bahasa Maya. Cabai digunakan sebagai penyedap pada makanan dan untuk penyembuhan penyakit.
Yang ketiga, tim peneliti menemukan Hampea trilobata atau tanaman jool.
Daun dan kulit kayu dari pohon jool dapat digunakan untuk membungkus sekumpulan tanaman lain serta makanan.
Bahan-bahan tersebut juga dapat digunakan untuk membuat benang ikat untuk keranjang. Tanaman ini juga mempunyai khasiat untuk penyembuhan penyakit.
Tanaman terakhir yang berhasil diidentifikasi adalah Oxandra lanceolata atau chilcahuite dalam bahasa Maya yang berasal dari keluarga sirsak-sirsakan.
Tanaman ini juga merupakan tanaman obat. Ia bisa digunakan sebagai vasodilator, obat bius, dan antibiotik. Kayu dari tanaman ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan tombak dan busur panahan.
Para arkeolog belum dapat memastikan ritual apa yang dilakukan dengan menggunakan berbagai tanaman tersebut. Terdapat beberapa kemungkinan, salah satunya adalah ritual/upacara untuk menangkal penyakit dari luar.
Kemungkinan yang lain, yang dianggap lebih mungkin, adalah bahwa upacara tersebut merupakan ritual “penjiwaan” atau ritual perbaikan bumi untuk menyenangkan para dewa sehingga para dewa selalu memberkati kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan lapangan bola tersebut.
Permainan bola merupakan bagian yang krusial bagi masyarakat Maya Kuno.
Permainan bola dapat dianggap sebagai salah satu kegiatan keagamaan yang memuliakan para dewa dan pahlawan.
Bahkan, terkadang dilakukan pengurbanan tawanan penting setelah selesai pertandingan.