2 Sekolah di Sumut Kondisinya Memprihatinkan, Fasilitas Rusak dan Kekurangan Kelas
Dua sekolah di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, kondisinya sangat memprihatinkan dan butuh bantuan dari Dinas Pendidikan.
Saat ini masih banyak sekolah di Tanah Air yang kondisinya tidak layak dan memprihatinkan. Seperti dua sekolah yang ada di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara (Sumut).
Sekolah Dasar Negeri (SDN) nomor 388 Desa Hutarimbaru dan SDN nomor 390 Desa Salibaru ini sangat membutuhkan penambahan Ruang Kelas Baru (RKB). Lantaran kondisi bangunan di kedua sekolah ini sudah tidak layak.
-
Apa saja contoh infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR? Kementerian PUPR diamanahi 125 PSN yang harus dikerjakan, yang terdiri dari 51 ruas jalan tol dan jembatan, 56 bendungan dan irigasi, 13 proyek sektor air dan sanitasi, 2 proyek perumahan, 1 proyek tanggul pantai, 1 proyek pembangunan Indonesia Internasional Islamic university dan 1 proyek kawasan industri batang.
-
Gimana konstruksi jembatan Panyindangan dibangun? Melansir dari laman Pemkab Sumedang, jembatan ini menggunakan teknologi “judesa” untuk memperkokoh strukturnya. Judesa memiliki desain khas berupa sistem lantai, batang yang menggantung serta kabel baja sebagai pengikatnya.
-
Kapan Gedung Kawedanan Boja dibangun? Gedung Kawedanan Boja dibangun sekitar tahun 1800-an.
-
Bagaimana Rumah Rungko dibangun? Rumah Rungko ini dibangun menggunakan kayu pilihan dan proses penebangannya memakan waktu hingga bertahun-tahun. Hal ini disebabkan masyarakat Kluet menggunakan parang untuk menebang pohon. Apabila parang tersebut terjatuh, maka tidak boleh dilanjutkan karena tidak diizinkan oleh Tuhan.
-
Kenapa Jokowi akan membangun asrama di SMK 1 Rangas? "Tadi Pak kepala sekolah menyampaikan ke saya, 'Pak ini masih kurang. Anak-anak butuh asrama'. Karena banyak yang tinggal jauh dari sekolah sehingga harus banyak yang tersebar ngekos di sekitar sekolah," jelasnya.
-
Di mana Luna Maya memberikan bantuan pembangunan gedung sekolah? Setibanya di Kupang, artis cantik Luna Maya langsung disambut hangat oleh warga.
Selain itu, kedua sekolah tersebut juga sangat kekurangan fasilitas, seperti meja, kursi siswa dan lemari guru. Melansir dari ANTARA, berikut kondisi kedua sekolah tersebut selengkapnya.
Fasilitas Rusak Berat
SDN 388 Hutarimbaru yang memiliki siswa sebanyak 135 orang, saat ini hanya memiliki 3 ruang kelas. Padahal terdapat enam kelas di sekolah tersebut.
Akibat keterbatasan ruang kelas ini, pihak sekolah terpaksa harus membagi jam belajar siswa yakni jam belajar pagi dan siang. Fasilitas di sekolah ini juga mayoritas dalam kondisi rusak karena terlalu sering terkena banjir.
"Jam belajar siswa terpaksa dibagi dua yakni belajar pagi dan siang dan ruangan kelas juga terpaksa kita skat. Selain itu kondisi mobilernya juga sungguh sangat memprihatinkan. Fasilitas belajar semua rata-rata sudah rusak akibat dari seringnya terkena banjir," ujar Kepala SDN nomor 388 Desa Hutarimbaru, Ahmad Yuni pada Selasa (16/3).
Kekurangan Ruang Kelas
Kondisi serupa juga terjadi di SDN 390 Desa Salibaru. Sekolah dengan jumlah 137 orang siswa ini hanya memiliki 3 ruangan kelas yang digunakan untuk enam kelas.
Pihak sekolah terpaksa menggunakan ruang guru untuk tempat belajar dan membagi ruangan kelas menjadi dua bagian.
Kepala Sekolah SDN 390 Desa Salibaru, Nurkholilah Pulungan mengatakan, keterbatasan ruangan kelas ini selalu menjadi hambatan bagi pihak sekolah untuk mendidik siswa.
"Karena kekurangan ruangan kelas sebanyak tiga kelas terpaksa kita jadikan ruangan guru sebagai tempat belajar mereka," ujarnya.
Butuh Renovasi dari Dinas Pendidikan
Nurkholikah mengatakan, sekolahnya tersebut saat ini sangat membutuhkan bantuan dan renovasi berat dari pihak Dinas Pendidikan.
Pasalnya, mulai dari beberapa pintu, plafon, atap gedung dan jendela sudah dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.