6 Cara Mengajari Anak Mengekspresikan Emosi dengan Baik, Validasi Perasaannya
Berikut merdeka.com merangkum cara mengajari anak mengekspresikan emosi dengan baik:
Anak-anak mengalami perasaan yang kompleks seperti orang dewasa. Mereka bisa frustrasi, bersemangat, gugup, sedih, cemburu, takut, khawatir, marah dan malu.
Namun anak-anak kecil biasanya tidak memiliki kosakata untuk berbicara tentang perasaan mereka. Sebaliknya, mereka mengomunikasikan perasaan mereka dengan cara lain.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kapan Rahmat mulai panen slada? Yang awalnya hanya panen 5 kilogram per hari, kini ia mampu sampai 1,9 ton per bulan. Profesi petani sebenarnya masih sangat prospek untuk didalami, terutama bagi kalangan muda. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan berlipat seperti seorang pemuda asal Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Rahmatul Hafid. Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta. Namun siapa sangka, hampir lima tahun menjalankan pertanian hidroponik slada produknya kini mampu terjual hingga 60 kilogram per hari.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
-
Apa itu Serumbung Sumur? Serumbung sumur merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813. Ini dia serumbung sumur yang merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813.
-
Kapan Agus Salim wafat? Tepat hari ini, 4 November pada tahun 1954 silam, Haji Agus Salim meninggal dunia.
-
Apa itu Kapurut Sagu? Kapurut sagu terbuat dari tepung sagu yang sudah agak mengeras dan memiliki warna kecokelatan. Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat kaya akan tradisi, budaya, hingga sajian makanan yang unik.Salah satu sajian makanan khas Mentawai yang patut anda coba adalah kapurut sagu.
Anak-anak dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui ekspresi wajah, melalui tubuh mereka, perilaku mereka dan bermain. Kadang-kadang mereka mungkin menunjukkan perasaan mereka dengan cara fisik, tidak pantas atau bermasalah.
Sejak anak-anak lahir, mereka mulai mempelajari keterampilan emosional yang mereka butuhkan untuk mengidentifikasi, mengekspresikan, dan mengelola perasaan mereka. Mereka belajar bagaimana melakukan ini melalui interaksi sosial dan hubungan mereka dengan orang-orang penting dalam hidup mereka seperti orang tua, kakek-nenek, dan pengasuh.
Menjadi orang tua berarti Anda memiliki peran yang sangat penting untuk dimainkan dalam membantu anak-anak memahami perasaan dan perilaku mereka. Anak-anak perlu ditunjukkan bagaimana mengelola perasaan mereka dengan cara yang positif dan konstruktif.
Berikut merdeka.com merangkum cara mengajari anak mengekspresikan emosi dengan baik:
Sebutkan Perasaan Anak Anda
Cara mengajari anak mengekspresikan emosi dengan baik adalah dengan mengajari mereka nama-nama emosi itu. Ajari anak Anda kata-kata perasaan dasar seperti senang, marah, sedih, dan takut. Anak-anak yang lebih besar dapat memperoleh manfaat dari mempelajari kata-kata perasaan yang lebih kompleks seperti frustrasi, kecewa, dan gugup.
Cara yang bagus untuk membantu anak-anak belajar tentang perasaan adalah dengan mendiskusikan bagaimana perasaan karakter dalam buku atau acara TV.
Berhentilah sejenak untuk bertanya, “Menurutmu, bagaimana perasaannya saat ini?” Kemudian, diskusikan berbagai perasaan yang mungkin dialami karakter tersebut dan alasannya.
Bicara Tentang Perasaan
Cara mengajari anak mengekspresikan emosi dengan baik selanjutnya dengan menunjukkan pada anak-anak bagaimana menggunakan kata-kata perasaan dalam kosakata sehari-hari mereka.
Katakan, “Ibu merasa sedih karena kamu tidak ingin berbagi mainan dengan saudaramu hari ini. Aku yakin dia juga merasa sedih.”
Setiap hari, tanyakan kepada anak Anda, “Bagaimana perasaanmu hari ini?” Dengan anak kecil, gunakan bagan sederhana dengan wajah tersenyum jika itu membantu mereka untuk memilih perasaan dan kemudian mendiskusikan perasaan itu bersama. Bicarakan tentang hal-hal yang memengaruhi perasaan anak Anda.
Membicarakan perasaan orang lain juga mengajarkan empati. Anak-anak kecil berpikir bahwa dunia berputar di sekitar mereka, jadi ini bisa menjadi pengalaman yang membuka mata bagi mereka untuk mengetahui bahwa orang lain juga memiliki perasaan.
Jika anak Anda tahu bahwa mendorong teman mereka ke tanah dapat membuat teman mereka marah dan sedih, mereka akan cenderung tidak melakukannya.
Perkuat Mereka Secara Positif
Ketika anak mengungkapkan perasaan mereka dengan cara yang tepat, pujilah mereka. Ini menunjukkan kepada mereka bahwa perasaan itu normal dan boleh saja mengungkapkannya, tetapi juga menegaskan bahwa ada cara yang tepat untuk melakukannya.
Anak kemudian akan lebih mungkin untuk mengulangi perilaku yang sesuai di masa depan.
Mudah Didekati
Gunakan bahasa tubuh yang terbuka, ekspresi wajah yang ramah, dan kata-kata yang baik untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa Anda ada untuk mereka dan terbuka terhadap apa yang mereka katakan.
Dengarkan secara aktif sepanjang percakapan tentang perasaan, jangan terganggu. Seringkali, anak-anak hanya perlu didengar dan dipahami, dan kemudian mereka merasa mampu melewati masalahnya.
Menarik Perhatian Mereka pada Perasaan Anak-Anak Lain
Anak kecil tidak menyadari perasaan orang lain dengan cara yang sama seperti orang dewasa, dengan menarik perhatian mereka pada fakta bahwa tindakan mereka dapat memengaruhi orang lain, Anda dapat membantu mereka mengambil langkah dalam perkembangan emosi mereka.
Jika dua anak bertengkar, dengarkan kedua perspektif, dan diskusikan bagaimana keduanya memiliki kebutuhan dan perasaan yang perlu diselesaikan.
Bantulah untuk mengingatkan anak-anak tentang hal ini secara konsisten, misalnya, Anda dapat mengatakan: “Ya ampun, Siwi sedang duduk di sudut dan dia terlihat sedih, menurut Rizka mengapa dia mungkin kesal? Menurutmu gimana caranya biar Siwi nggak sedih lagi?”
Ajarkan Strategi Mengatasi
Anak-anak perlu belajar bahwa hanya karena mereka merasa marah tidak berarti mereka dapat memukul seseorang. Sebaliknya, mereka perlu mempelajari keterampilan manajemen kemarahan sehingga mereka dapat menyelesaikan konflik secara damai. Secara proaktif ajari anak bagaimana menghadapi emosi yang tidak nyaman.
Dorong anak untuk mengambil waktu sendiri. Dorong mereka untuk pergi ke kamar mereka atau tempat lain yang tenang ketika mereka marah. Ini dapat membantu mereka tenang sebelum mereka melanggar aturan dan dikirim ke batas waktu.
Ajari anak cara sehat untuk mengatasi perasaan sedih juga. Jika anak merasa sedih karena temannya tidak mau bermain dengannya, bicarakan tentang cara mengatasi perasaan sedihnya.
Seringkali, anak-anak tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika mereka merasa sedih, sehingga mereka menjadi agresif atau menunjukkan perilaku mencari perhatian.