7 Penyakit Tanaman Padi yang Perlu Diwaspadai Petani, Ketahui Cara Mengatasinya
Keberhasilan pengendalian hama dan penyakit tanaman padi berperan penting menyangga stabilitas produksi. Berikut merdeka.com merangkum penyakit tanaman padi dan hama yang perlu diwaspadai beserta cara mengatasinya.
Kerusakan akibat penyakit padi dapat sangat berdampak pada penurunan hasil panen. Mereka terutama disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Di Indonesia, penyakit penting tanaman padi ialah hawar daun bakteri (Xanthomonas campestris pv. oryzae), penyakit tungro (virus tungro) dan masih banyak lainnya. Kehilangan hasil padi akibat gangguan hawar daun bakteri berkisar antara 15-24%.
Perubahan iklim global yang berdampak terhadap anomali iklim mendorong perkembangan hama dan penyakit yang mengancam keselamatan produksi padi. Akibatnya, keuntungan usaha tani menurun karena harus dikurangi dengan biaya pengendalian hama penyakit yang semakin tinggi dan kualitas produksi pun menurun sehingga kalah bersaing di pasar.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
-
Kenapa sabun muka khusus jerawat penting? Wajah berminyak dan kotor bisa meningkatkan risiko jerawat karena penumpukan kotoran dan penyumbatan pori-pori.
-
Apa makna dari gerakan-gerakan yang ada di Tari Rayak-rayak Sukabumi? Disebutkan bahwa tari Rayak-rayak Sukabumian ini merupakan penggambaran dari rasa syukur oleh kaum muda di sana. Ini terlihat dari gerakannya yang banyak menyibakkan tangan sebagai tanda bentuk sorak sorak bergembira. Ini diartikan sebagai bentuk rasa syukur yang dihadirkan melalui ekspresi tarian suka cita.
-
Kenapa Jenang Saren warnanya hitam pekat? Jenang ini dinamakan “saren” karena warnanya yang hitam legam. Warna hitam ini berasal dari merang yang dibakar.
-
Bagaimana ukuran jarum susuk? Jarum susuk memiliki ukuran sekitar 0,5 hingga 1 mm dalam diameter dan 5 hingga 10 mm panjangnya.
-
Bagaimana bentuk mulut nyamuk jantan purba ini? Yang lebih menarik, penemuan ini membawa keberadaan bagian mulut pengisap penusuk pada fosil nyamuk jantan. Bentuk mulut tersebut menunjukkan bahwa mereka kemungkinan besar adalah penghisap darah.
Keberhasilan pengendalian hama dan penyakit tanaman padi berperan penting menyangga stabilitas produksi. Berikut merdeka.com merangkum penyakit tanaman padi dan hama yang perlu diwaspadai beserta cara mengatasinya.
Penyakit tanaman padi
Penyakit bakteri daun bergaris
Penyakit tanaman padi yang pertama adalah penyakit bakteri daun bergaris (bacterial leaf streak), terjadi hanya pada helaian daun saja. Gejala yang timbul berupa bercak sempit berwarna hijau gelap yang lama-kelamaan membesar berwarna kuning dan tembus cahaya di antara pembuluh daun.
Sejalan dengan berkembangnya penyakit, bercak membesar, berubah menjadi berwarna coklat, dan berkembang menyamping melampaui pembuluh daun yang besar. Seluruh daun varietas yang rentan bisa berubah warna menjadi coklat dan mati. Pada keadaan ideal untuk infeksi, seluruh pertanaman menjadi berwarna oranye kekuning-kuningan.
Pengendalian penyakit menurut Ir. Sigit Sapto Wibowo, MSc., Penyuluh BPTP Kalimantan Barat, yaitu dengan:
- Membuang atau hancurkan tunggul-tunggul dan jerami-jerami yang terinfeksi/sakit.
- Pastikan jerami dari tanaman sakit sudah terdekomposisi sempurna sebelum tanam pindah.
- Gunakan benih atau bibit yang bebas dari penyakit bakteri daun bergaris.
- Kurangi penggunaan pupuk nitrogen, dan gunakan pemupukan berimbang (NPK)
- Atur jarak tanam tidak terlalu rapat.
- Berakan tanah sesudah panen
- Jika langkah kimia terpaksa diambil, gunakan bakterisida Agrept dengan dosis 1 gr/liter air, atau Nordox 0,5-1 gr/liter air pada tanaman yang terserang.
Penyakit hawar daun bakteri
Penyakit tanaman padi berikutnya adalah penyakit hawar daun bakteri (HDB). Penyakit ini akan menimbulkan bercak pada daun berwarna kuning hingga putih, berbentuk garis lebam pada bagian tepi menurut laman Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Tengah.
Pengendalian penyakit ini dengan memotong bibit sebelum ditanam tidak dianjurkan karena akan mempermudah terjadinya infeksi oleh bakteri patogen. Bibit yang sudah terinfeksi/bergejala penyakit HDB mestinya tidak ditanam. Cara yang benar yaitu dengan memperhatikan pengendalian berikut ini dilansir dari Jurnal IPTEK Tanaman Pangan Vol.7 No. 2 tahun 2012:
Jangan menanam terlalu rapat: pertanaman yang terlalu rapat akan menciptakan kondisi lingkungan terutama suhu, kelembapan, dan aerasi yang lebih menguntungkan bagi perkembangan penyakit.
Pada pertanaman yang rapat akan mempermudah terjadinya infeksi dan penularan dari satu tanaman ke tanaman yang lain. Untuk memberikan kondisi lingkungan yang kurang mendukung terhadap perkembangan penyakit HDB, tanam dianjurkan dengan sistem legowo dan pengairan secara berselang (intermitten irrigation).
Jangan memakai pupuk N berlebihan : tanaman yang dipupuk nitrogen dengan dosis tinggi menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan dan keparahan penyakit lebih tinggi. Sebaliknya, pemberian pupuk K menyebabkan tanaman menjadi lebih tahan terhadap penyakit HDB.
Agar perkembangan penyakit dapat ditekan dan produksi yang diperoleh tinggi disarankan menggunakan pupuk N dan K secara berimbang dengan menghindari pemupukan N terlalu tinggi.
Jaga kebersihan dan hilangkan gulma: mengingat patogen dapat bertahan pada inang alternatif dan sisa-sisa tanaman maka sanitasi lingkungan sawah dengan menjaga kebersihan sawah dari gulma yang mungkin menjadi inang alternatif dan membersihkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi merupakan usaha yang sangat dianjurkan (Ou 1985).
Gunakan bakterisida: bakterisida merupakan alternatif terakhir bila sangat diperlukan. Hal ini mengingat bakterisida mahal dan sampai saat ini belum tersedia bakterisida yang benar-benar efektif untuk mengendalikan penyakit HDB.
Aplikasi tembaga oksida 56% dengan konsentrasi 3 g/l pada saat pemupukan pertama dan pada saat tanaman berbunga serempak memberikan tingkat keparahan lebih rendah dibandingkan dengan kontrol (Kadir et al. 2009).
Penyakit blast
Penyakit tanaman padi selanjutnya adalah penyakit blast. Gejala yang ditimbulkan jika tanaman padi terserang penyakit ini adalah daun akan memiliki bercak kuning pada bagian ujung, hingga berwarna kecoklatan dan juga kering pada tanaman.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pemupukan dengan pupuk nitrogen dengan dosis yang seimbang dan tidak terlalu tinggi, penanaman yang tidak terlalu rapat, pemakaian jerami sebagai kompos, dan memperhatikan kebersihan area tanam dengan membersihkan gulma.
Penyakit hawar pelepah daun
Penyakit tanaman padi selanjutnya adalah penyakit hawar pelepah daun. Hawar pelepah merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman padi yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani.
Gejala penyakit umumnya timbul saat tanaman memasuki fase anakan maksimum, terlihat pada bagian pelepah daun berupa bercak-bercak besar, berbentuk oval dengan bagian tepi tidak teratur. Bercak pada awalnya timbul pada pelepah daun bagian bawah, dan selanjutnya menjalar ke pelepah daun bagian atasnya. Pusat bercak berwarna coklat kemerahan.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan rotasi tanaman dengan kacang kacangan, dan juga melakukan penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif.
Penyakit busuk batang
Gejala yang ditimbulkan apabila tanaman padi terserang penyakit ini adalah terjadinya pembusukan pada batang menjadi kuning, kecoklatan dan kehitaman sehingga mengakibatkan kematian pada tanaman padi. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pemupukan secara teratur atau juga bisa dengan melakukan penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif.
Penyakit kerdil
Penyakit tanaman padi selanjutnya adalah penyakit kerdil. Tanaman padi yang terserang penyakit ini akan sulit tumbuh dan berkembang, sehingga tanaman akan pendek dan kerdil. Pengendalian penyebab penyakit ini adalah dengan cara mencari musuhnya yaitu wereng coklat.
Penyakit tungro
Penyakit tanaman padi yang terakhir adalah penyakit tungro. Tanaman padi yang terserang penyakit ini akan mengalami pembusukan pada bunga tanaman padi dan juga membuat tanaman tidak berbunga.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan melakukan penyemprotan fungisida dengan baik dan teratur dan juga melakukan penjarangan sebelum penanaman dilakukan.