Aksi Heroik Bidan Bantu Ibu Melahirkan di Perahu Karet Milik TNI AL, Curi Perhatian
Aksi heroik dua bidan di Kalimantan Barat bantu seorang ibu hamil melahirkan di atas perahu karet milik TNI AL curi perhatian.
Belum lama ini, aksi heroik dua orang bidan yang membantu seorang ibu melahirkan di atas perahu karet milik TNI Angkatan Laut (AL) mencuri perhatian publik. Dua bidan tersebut bernama Anastasia Regina dan Yohana, yang bertugas di Puskesmas Sekadau, Kalimantan Barat (Kalbar).
Saat itu tepatnya pada Jumat (19/11), seorang ibu hamil warga Dusun Teribang, Desa Seberang Kapuas, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, ingin melahirkan. Sekitar pukul 07.00 WIB, Puskesmas Sekadau menerima telepon mengenai kondisi ibu hamil yang hendak melahirkan tersebut.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Kapan sholat hadiah dikerjakan? Sholat hadiah adalah ibadah yang dilakukan sebanyak dua rakaat dan dilaksanakan di antara waktu magrib dan isya’.
-
Siapa Bapak Harto? Saat itu ada Bapak Harto, ayah dari Gilga Sahid.
-
Kapan sebuah Hadis dianggap sah? Menurut Ta'rif Muhadditsin, suatu hadis bisa dikatakan shahih apabila telah memenuhi lima syarat penting berikut: Sanadnya Bersambung Periwayat Bersifat Adil Perawi Bersifat Dhabit Tidak Tanggal atau Syadz Terhindar dari 'Illat
Akhirnya, pihak puskesmas mengutus Anastasia dan Yohana untuk menjemput ibu tersebut untuk dibawa ke Puskesmas Sekadau. Kondisi di desa tempat tinggal ibu hamil itu saat itu sedang banjir, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan persalinan di rumahnya.
"Pas kebetulan piket, saya bersama Kak Yohana dan Kak Imel. Terus saya sama Kak Yohana pergi, karena mikir ibu ini melahirkan anak pertama. Katanya sakitnya (kontraksi) sudah sering," kata Anastasia.
Ia dan rekannya, Yohanna, dijemput oleh anggota TNI AL menggunakan perahu karet menuju ke desa tempat ibu itu tinggal. Namun ternyata, mereka mendapat kabar kalau ketuban ibu hamil tersebut sudah pecah.
Sesampainya di Dusun Teribang, mereka memutuskan untuk segera membawa ibu hamil itu ke puskesmas. Namun, belum sempat berangkat, ibu tersebut sudah melahirkan di atas perahu.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Melahirkan di Sungai Kapuas
Instagram/@lantamal_xii_pontianak ©2021 Merdeka.com
Anastasia menceritakan, saat itu ibu hamil tersebut sudah dalam kondisi pembukaan lengkap. Namun saat ibu tersebut mencoba mengedan, sang bayi tidak keluar. Ia dan rekannya pun khawatir terjadi terlilit tali pusat.
Namun, mereka nekat meneruskan persalinan di atas perahu karet tersebut karena kondisi sudah tidak memungkinkan untuk melanjutkan ke puskesmas maupun dibawa kembali ke rumah.
"Sampai ke sana (Teribang) pasien sudah pembukaan lengkap. Diperiksa, ketubannya tidak ada lagi, terus kami bawa (evakuasi). Hanya saja, lihat ibunya meneran ndak langsung keluar bayinya. Kami curiga jangan-jangan lilitan tali pusat atau gimana gitu. Kami modal nekat. Pasien itu pun melahirkan di perahu, daripada nanti melahirkan di rumah tidak ada oksigen," kata Anastasia.
Beruntungnya, persalinan tersebut berjalan lancar meski dalam situasi seadanya dan alat yang terbatas. Namun, Anastasia dan rekannya mengaku sempat khawatir dan takut jika sang bayi mengalami asfiksia.
"Awalnya (bayi) nangis. Cuman karena dingin dan kami ndak ada bawa penghisap lendir karena tadi saking buru-buru sampai lupa, jadi sempat afiksia," katanya.
Pengalaman Pertama Kali
Instagram/@lantamal_xii_pontianak ©2021 Merdeka.com
Setelah ibu tersebut berhasil melahirkan, akhirnya perahu bisa menepi. Bayi tersebut langsung dibawa oleh Yohana ke Puskesmas Sekadau untuk ditangani lebih lanjut. Sementara Anastasia, masih harus membantu ibu si bayi untuk mengeluarkan ari-arinya.
"Bayinya duluan dibawa ke puskesmas karena posisinya asfeksia sedikit," katanya.
Saat ini, ibu serta bayi perempuan seberat 3,2 kilogram dengan panjang 51 cm itu dalam kondisi sehat. Keduanya sempat tinggal lebih lama di puskesmas karena rumah mereka masih terendam banjir.
Anastasia mengaku, pengalaman tersebut merupakan pertama kalinya baginya. Meski sempat membuat 'senam jantung', tapi Ia mengaku mendapatkan ilmu baru untuk menolong pasien.
"Itu adalah pengalaman pertama rasanya bikin sport jantung iya, tapi sangat-sangat berkesan. Istilahnya menambah ilmu baru, mengasah keterampilan menolong pasien di atas perahu dengan alat seadanya," katanya.
Ia juga sangat berterima kasih kepada anggota TNI AL yang saat itu sigap membantu proses persalinan tersebut hingga bisa berjalan lancar.
"Terima kasih kepada anggota TNI AL yang saat itu juga turut membantu hingga semuanya berjalan lancar. Di dalam perahu itu kami seperti satu tim yang benar-benar berjuang untuk dua nyawa," katanya.