5 Unsur Unsur Hadis yang Perlu Diketahui, Lengkap Beserta Pengertian & Syaratnya
Berikut unsur unsur hadis lengkap beserta pengertian dan syaratnya.
Berikut unsur unsur hadis lengkap beserta pengertian dan syaratnya.
5 Unsur Unsur Hadis yang Perlu Diketahui, Lengkap Beserta Pengertian & Syaratnya
Keberadaan hadis sendiri menjadi pelengkap dan menyempurnakan.
Agar umat Islam tidak salah paham dalam memaknai setiap ayat atau ajaran agama. Hadis merupakan segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW di mana menjadi tumpuan umat Islam hingga saat ini.
Seperti diketahui, ajaran agama Islam memiliki kitab suci Al-Quran sebagai petunjuk hidup. Sementara, hadis sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Quran.
-
Apa syarat untuk hadits hasan? Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi suatu hadistyang dikategorikan sebagai hadist hasan, yaitu: Para perawinya yang adil, Ke-dhabith-an perawinya di bawah perawi Hadist shahih, Sanad-sanadnya bersambung, Tidak terdapat kejanggalan atau syadz, Tidak mengandung 'illat.
-
Apa saja 5 rukun umrah? Pelaksanaan ibadah umrah memiliki rukun atau bagian-bagian yang wajib untuk dilakukan tanpa kecuali. Apabila salah satu tidak dilaksanakan, maka ibadah umrahnya tidak sah. Rukun umrah tersebut tidak bisa ditinggalkan walaupun sebagian bisa digantikan dengan dam. Lantas apa saja 5 rukun umrah yang wajib dilaksanakan saat ibadah?
-
Kenapa penting memahami hadis dalam Islam? Hadis merupakan sumber kedua dalam rujukan pengambilan hukum, maka sangat penting bagi umat Muslim untuk mempelajari dan menggali hadis-hadis.
-
Bagaimana cara menilai kebenaran Hadis? Mengutip NU Online, hadis sahih ialah hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang berkualitas dan tidak lemah hafalannya, di dalam sanad dan matannya tidak ada syadz dan illat.
-
Bagaimana cara membedakan hadits shahih dan hasan? Hadis shahih didefinisikan oleh Ibnu Ash Shalah sebagai berikut: 'Hadis yang disandarkan kepada Nabi SAW yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh (perawi) yang adil dan dhabit hingga sampai akhir sanad, tidak ada kejanggalan dan tidak ber'illat.' Ibnu Hajar al-Asqalani mendefinisikan hadis dengan lebih ringkas yaitu: 'Hadist yang diriwayatkan oleh orang–orang yang adil, sempurna kedzabittannya, bersambung sanadnya, tidak ber'illat dan tidak syadz.'
-
Bagaimana hadis memperjelas isi Alquran? Dalam hal ini sebagai contoh hadits yang diriwayatkan oleh H.R Bukhari dan Muslim terkait perintah berwudhu, yakni:'Rasulullah SAW bersabda, tidak diterima salat seseorang yang berhadats sampai ia berwudhu' (HR.Bukhori dan Abu Hurairah) Hadits di atas mentaqrir dari surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:'Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah muka dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki' - (QS.Al-Maidah:6)
Saat umat Islam mempertanyakan hal baru dan belum terdapat di Al-Quran serta hadis, maka dapat mengambil dari Ijma'. Kemudian berlanjut baru dijelaskan dan diperkuat dengan adanya Qiyas.
Itu artinya keberadaan hadis, ijma' dan qiyas sebagai pedoman dalam memahami syariat Islam sesuai firman Allah SWT dalam Al-Quran.
Lantas bagaimana unsur unsur hadis lengkap beserta pengertian dan syaratnya?
Melansir dari berbagai sumber, Senin (25/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Pengertian Hadis
Sebelum membahas unsur unsur hadis, ada baiknya untuk mengetahui pengertian hadis terlebih dahulu.
Secara bahasa, hadis berarti berbicara, perkataan, percakapan. Hadis disebut juga 'Sunnah', yang secara istilah berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan landasan syariat Islam.
Melansir dari NU online, hadis adalah setiap informasi yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga saat dikatakan, "Rasulullah SAW pernah berkata" atau "Rasulullah SAW pernah melakukan..", secara tidak langsung pernyataan tersebut bisa dikatakan hadis.
Kendati demikian, setiap informasi yang mengatasnamakan Rasulullah harus benar-benar valid. Sebab terdapat banyak berita yang memalsukan hadis demi kepentingan tertentu.
Kategori Hadis Berdasar Kualitas
Setelah mengetahui pengertian hadis, kini beralih pada kategori hadis yang didasarkan pada pertimbangan unsur dan semua syarat telah terpenuhi.
Demi menjaga keabsahan hadis, para ulama membagi hadis berdasarkan kualitasnya dalam tiga kategori. Mulai dari hadis shahih, hadis hasan dan hadis dhaif.
1. Hadis Shahih
Kategori yang pertama ialah hadis shahih, yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang berkualitas dan tidak lemah hafalannya. Kemudian dalam sanad dan matannya tidak ada syadz (kejanggalan) dan 'ilat (cacat).
Melansir dari NU online, Mahmud Thahan dalam Taisir Musthalahil hadis menjelaskan hadis shahih adalah:
"Setiap hadis yang rangkaian sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit dari awal sampai akhir sanad, tidak terdapat di dalamnya syadz dan 'illah."
Beberapa contoh periwayat hadis yang dianggap shahih, seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, At-Turmudzi, Abu Dawud dan masih banyak lagi. Serta muttafaqun alaih untuk sebutan untuk hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim secara bersamaan.
Rangkuman syair yang digubah oleh Imam Al-Bayquni dalam Nadham Bayquni mengenai hadis shahih, memiliki 5 syarat penting yaitu:
"Pembagian hadis yang pertama adalah shahih, yaitu sanadnya bersambung serta tidak terdapat syadz atau illat, diriwayatkan oleh perawi yang adil serta dhabit serta kuat dhabit dan periwayatannya."
2. Hadis Hasan
Berurutan, hadis yang terbilang lebih lemah dari shahih. Secara bahasa, hasan artinya baik. Sehingga terkadang hadis kategori kedua ini masih kerap dianggap boleh menjadi dasar hukum.
Masih dari lansiran yang sama, hadis hasan adalah hadis yang rangkaian sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit, tidak terdapat syadz (kejanggalan) dan 'illah (cacat). Kualitas hafalan perawi hadis hasan tidak sekuat hadis shahih.
3. Hadis Dhaif
Kategori hadis yang terakhir ialah hadis dhaif atau lemah. Hadis yang tidak memenuhi persyaratan hadis shahih dan hadis hasan. Disebutkan dalam Mandzumah Bayquni, hadis dhaif ialah:
"Setiap hadis yang kualitasnya lebih rendah dari hadis hasan adalah dhaif dan hadis dhaif memiliki banyak ragam."
Sehingga hadis dhaif tidak bisa dijadikan sebagai sumber hukum. Sebaiknya, saat menyelesaikan masalah baru, berurutan dasar hukum dari AlQuran, lalu hadis, baru ke ijma' atau kesepakatan para ulama, dan baru qiyas. Selanjutnya bila masih belum ada titik terang dengan mempertimbangkan melalui Istihsan, Ijtihad, lalu Urf.
Unsur Unsur Hadis
Pengertian hadis bisa dianggap sempurna manakala memenuhi lima unsur penting, yakni rawi, sanad, mukharrij, shiyaghul ada' dan matan hadis.
Kelima unsur tersebut sebagai pertimbangan penilaian sebuah riwayat, masuk dalam kategori shahih, hasan, atau dhaif.
Memahami lebih dalam kelima unsur melalui contoh hadis berikut:
"Imam Al-Bukhari berkata, 'Musaddad telah bercerita kepada kami, Ia berkata, 'Yahya telah bercerita kepada kami, dari Syu’bah, dari Qatadah, dari Anas RA, dari Nabi Muhammad SAW.’ Dari Husain Al-Mu’allim,
ia berkata, 'Qatadah telah bercerita kepada kami, dari Anas, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, 'Tidak sempurna iman salah seorang kalian sehingga ia mencintai saudaranya sama seperti ia mencintai dirinya sendiri.'"
1. Rawi
Rawi adalah informan atau seseorang yang menyampaikan riwayat dari Nabi Muhammad SAW yang terdiri atas sahabat, tabi'in, tabi't tabi'in, dan seterusnya.
Sifat yang harus dimiliki seorang rawi ialah:
- Tidak banyak salah.
- Teliti.
- Bukan pembohong.
- Bukan ahli Bid'ah.
- Bukan orang yang ragu-ragu.
- Tidak fasik.
- Kuat hafalannya.
- Tidak sering bertentangan dengan para rawi yang kuat.
- Minimal dikenal oleh dua orang ahli hadis pada masanya.
Melalui contoh hadis di atas, maka yang disebut sebagai rawi, nama-nama seperti Musaddad, Yahya, Syu’bah, Qatadah, Husain Al-Mu’allim, dan Anas, selaku informan hadis.
2. Sanad
Unsur hadis yang kedua ialah sanad. Masih dari kutipan yang sama, sanad merupakan silsilah atau kumpulan rawi dari sahabat hingga orang terakhir yang meriwayatkannya. Pengertian sanad sebenarnya telah ada sebelum Islam datang, sebagai referensi kala itu.
Selanjutnya unsur sana dari hadis di atas, kumpulan silsilah atau rangkaian nama-nama rawi dari Musaddad hingga kepada Anas bin Malik. Sanad inilah yang akan menentukan kualitas dari hadis apakah sahih, hasan, atau dhaif.
3. Mukharrij
Kemudian unsur ketiga, mukharrij ialah rawi terakhir yang menuliskan riwayat yang ia dapat dalam sebuah catatan atau karya pribadinya.
Melalui contoh hadis di atas tadi, yang disebut sebagai mukharrij adalah Imam Al-Bukhari. Sosok yang rawi terakhir yang membukukan hadis itu dalam kitabnya sendiri yaitu Kitab Shahihul Bukhari.
4. Shiyaghul ada'
Unsur hadis yang keempat, shiyaghul ada' ialah redaksi yang dipakai oleh seorang rawi dalam meriwayatkan sebuah hadis. Dari contoh hadis, yang dimaksud shiyaghul ada' adalah lafadz-lafadz seperti haddatsana, 'an, qala, dan lain-lain.
Redaksi-redaksi ini yang nantinya memengaruhi kualitas sebuah sanad, khususnya dalam hal apakah sanad tersebut bersambung sampai kepada Nabi atau terputus.
5. Matan
Unsur hadis yang terakhir, matan adalah redaksi dari riwayat yang disampaikan oleh masing-masing rawi dari perkataan atau perbuatan Nabi Muhammad SAW.
Melalui contoh hadis, maka yang dimaksud matan adalah isi hadisnya, yaitu "Tidak sempurna iman salah seorang kalian sehingga ia mencintai saudaranya sama seperti dia mencintai dirinya sendiri."
Syarat Sanad Hadis
- Ittishalus Sanad
- Perawi Semasa dengan Guru
- Perawi Mendengarkan Langsung
- Rawi Bertemu Gurunya
- Menggunakan Sighat Ada'
- Rawi Masuk Daftar Murid
- Guru Masuk Daftar Guru Perawi
- Gurunya Tidak Muttashil
- Tidak Mursal
Syarat Hadis Shahih
Menurut Ta'rif Muhadditsin, suatu hadis bisa dikatakan shahih apabila telah memenuhi lima syarat penting berikut:
- Sanadnya Bersambung
- Periwayat Bersifat Adil
- Perawi Bersifat Dhabit
- Tidak Tanggal atau Syadz
- Terhindar dari 'Illat