Curhat Pilu Dokter RSD Covid-19 Wisma Atlet, 7 Bulan Tak Bertemu Keluarga di Sumatra
Curhat pilu seorang dokter spesialis paru yang kini bertugas di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, yang sudah tujuh bulan ini Ia tidak pulang dan bertemu keluarganya di kampung halamannya di Sumatra.
Sudah delapan bulan sejak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia. Hingga kini, kasus Covid-19 di Tanah Air masih terus meningkat. Meski begitu, masyarakat sudah mulai menjalani aktivitas sehari-hari seperti biasa di era normal baru ini.
Di balik pandemi ini, ada tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam menangani pasien Covid-19 yang sampai saat ini masih berjuang melawan virus mematikan tersebut. Perjuangan ini tentu tak mudah. Tenaga kesehatan harus mengorbankan waktu dan tenaga mereka agar bisa selalu siaga demi para pasien Covid-19.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Mengapa TPU Cikadut dianggap berjasa selama pandemi Covid-19? Kehadiran TPU Cikadut juga amat berjasa kala pandemi Covid-19 sedang ganas-ganasnya tiga tahun lalu. Hal itu menjadikan area pemakaman tersebut sebagai lokasi penunjang dari ratusan pasien yang meninggal dunia.
Seperti yang dialami dr Efriadi, seorang dokter spesialis paru yang kini bertugas di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Sudah tujuh bulan ini Ia tidak pulang dan bertemu keluarganya di kampung halamannya di Sumatra.
"Saya bertugas di sini (RSD Wisma Atlet) sejak bulan April 2020. Artinya, sudah 7 bulan bertugas," ucap Efriadi pada Selasa (17/11).
Ia mengaku, selama bertugas menangani pasien Covid-19, berbagai suka duka sudah Ia rasakan. Namun yang paling membuatnya sedih adalah tak bisa bertemu dengan keluarganya di kampung halaman.
Melansir dari Liputan6.com, berikut curhatan pilu dr Efriadi selengkapnya.
Mulai Kesulitan dengan Kasus yang Tak Kunjung Turun
Kenaikan pasien Covid-19 yang belum lama ini terjadi di RSD Wisma Atlet membuat Ia dan para tenaga medis lainnya kesulitan.
"Kita melihat pasien Covid-19 yang dirawat di RSD Wisma Atlet sebelum Oktober-November 2020, waktu itu sudah banyak terjadi penurunan. Tapi pasca liburan Oktober-November ini ternyata sekarang pasiennya semakin meningkat," ujarnya.
Bahkan, para dokter dan tenaga medis mulai kewalahan dengan pasien yang tak kunjung berkurang. Padahal Ia berharap, dengan kerja keras yang sudah dicurahkan oleh para tenaga medis selama ini, setidaknya ada peningkatan kesembuhan pasien.
"Dan ini sangat menyulitkan bagi kami, tenaga medis yang bekerja. Artinya, selama ini kami berharap dengan bekerja seperti ini, ada peningkatan kesembuhan dan masyarakat di luar sana mampu menerapkan protokol kesehatan," lanjutnya.
Minta Masyarakat Disiplin Protokol Kesehatan
Dengan kondisi ini, dr Efriadi pun meminta masyarakat disiplin protokol kesehatan dan menjauhi kerumunan. Hal ini sangat diperlukan untuk mengurangi tingkat kesakitan dan kematian akibat Covid-19.
"Kami harap masyarakat kita mampu untuk menerapkan protokol kesehatan. Itu saja sebenarnya yang kami minta. Jangan sampai mengikuti acara yang tidak penting, yang mana kita berada dalam satu kerumunan," katanya.
Jangan Sia-siakan Perjuangan Tenaga Medis
Dokter Efriadi juga menekankan masyarakat untuk terus menerapkan 3M, sebagai upaya menjaga kesehatan dan keselamatan.
"Kami mohon sekali lagi tetap jalankan protokol 3M secara ketat juga kami ingatkan kepada saudara-saudara, jangan sampai kita mengikuti kegiatan-kegiatan yang tidak penting ataupun menimbulkan kerumunan di luar sana," terang Efriadi.
Tak hanya masyarakat saja, melainkan tenaga medis dan kesehatan agar dapat kembali pulang dan bertemu keluarga.
"Ini juga agar kami, tenaga medis dan kesehatan bisa kembali bertemu keluarga masing-masing. Intinya, dengan patuh 3M bisa menjaga keselamatan kita semua," lanjutnya.
Ia juga berharap agar masyarakat bisa melihat dan tidak menyia-nyiakan perjuangan para tenaga medis dan kesehatan yang selama ini sudah berjuang dalam menangani pasien Covid-19.
"Kami, tenaga kesehatan di sini adalah garda terakhir. Garda terdepan itu masyarakat. Jadi, patuh protokol kesehatan penting. Jangan sia-siakan pengorbanan kami," imbuhnya.